bab 18

2.6K 38 0
                                    

Sinar mentari pagi memaksa masuk melewati sela-sela jendela yang gordennya masih tertutup rapat ,sedang Anin masih enggan untuk mengakhiri tidur nya untuk menyambut pagi yang sangat cerah itu.

Namun sesaat kemudian Anin mendengar bunyi-bunyian yang menandakan adanya aktivitas dalam kamar itu.

Dengan mata yang masih berat Anin mencoba membuka mata nya dengan paksa , ada banyak pelayan yang berlalu lalang di situ dengan kesibukan masing-masing.

Ada yang tengah sibuk menyiapkan pakaian nya ,ada yang tengah sibuk menyiapkan alat-alat mandinya,make up nya dan masih banyak lagi.

Anin terperanjat bangun dari rebahan nya setelah ia benar-benar sadar dengan apa yang telah terjadi.

Matanya memeriksa tubuh nya yang hampir setengah naked karena ulah mesum pria psikopat itu .

Beruntung ia mendapati tubuhnya tengah tertutup dengan sempurna oleh sebuah selimut tebal ,kalau tidak ia akan malu seumur hidup pada para pelayan yang ada di kamarnya saat ini.

" Nona sudah bangun ? Jadi bolehkah saya menyibakkan gordennya sekarang"

Anin mengalihkan perhatiannya pada salah seorang wanita yang tengah tersenyum lembut itu kepadanya.

" Iya silahkan "

Wanita itu mengangguk Patuh lalu bergerak mendekati jendela besar milik kamar tersebut .

seketika sinar matahari berebutan masuk memenuhi ruang kamar itu , sehingga kamar itu dengan cepat berubah menjadi terang benderang karenanya , terpaksa Anin memicingkan matanya karena itu.

Seperti nya ia harus terbiasa dengan pemandangan seperti ini setiap harinya ,ia yang biasanya selalu mandiri kini harus terbiasa dengan bantuan orang lain , memikirkan nya saja sudah membuat nya geram .

Pria itu benar-benar memperlakukan nya seperti orang keterbelakangan mental,dasar psikopat !

" Nona ayo mandi "

Anin menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal .

" Aku mau mandi sendiri aja " tandas nya cepat

" Maaf nona ,nanti tuan akan menghukum kita lagi , beruntung kemarin kita hanya kena tampar "

Anin mengerutkan keningnya.

" Beruntung ?"

" Maaf kan kami nona , kami tidak bisa menuruti perintah nona yang ini "

Anin menghempaskan nafasnya kasar ,pelayan itu tampak ketakutan .

"Boleh saya minta tolong ? Bisakah kamu menghubungi tuan Louis?"

Pelayan wanita yang tampak beberapa tahun lebih tua dari nya itu tampak berpikir sejenak, kemudian ia menganggukkan kepalanya.

Tak berselang lama setelah wanita itu selesai menelfon ,Louis datang menemui nya ke kamar itu ,tapi kali ini ia sendirian .

" Tinggikan kami berdua"

Semua pelayan mengangguk patuh ,kemudian mereka beranjak keluar dari kamar itu .

Setelah tinggal mereka berdua,Louis beranjak mendekati Anin lalu duduk di sisi Anin pada tepi ranjang king size itu,membuat gadis itu terpaksa beringsut mundur menciptakan jarak di antara mereka.

" Kenapa nona ? Apakah kau merindukan ku , hingga sepagi ini kau ingin aku menemui mu "

Anin memutar bola matanya kesal , tangannya masih kokoh memegangi selimut yang menutupi tubuh nya.

" Tuan bisakah aku melakukan apa-apa sendiri ? Aku tidak suka di layani seperti ini "

Pria itu tersenyum tipis.

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang