bab 44

1.5K 21 2
                                    

Setengah berlari Gavin membawa Anin yang berada dalam gendongannya menuju kamarnya ,melihat ekspresi Gavin yang seperti itu membuat seluruh maid dan pengawal yang melihat nya juga ikutan panik.

" Tuan, nona kenapa ?" Tanya Garry namun Gavin tak merespon nya , Garry memang tak ikut dengan Gavin karena dia sedang menjalankan tugas lain yang di berikan Gavin padanya.

" Cepat hubungi Jimin dan siapkan air hangat untuk anin" melihat Anin yang tengah menggigil dalam gendongan Gavin dengan mata terpejam membuat Garry mengerti meskipun tidak tau persis apa yang sudah menimpa Gavin dan Anin.

Tak menunggu perintah dua kali ,Garry langsung menghubungi dokter Jimin , sedang Hera bergegas ke dapur untuk mengambil kan air hangat.

Dengan hati-hati pria itu meletakkan Anin di atas kasur , ia membuang napas kasar melihat wajah gadis itu yang lebam-lebam,di usapnya dengan lembut luka-luka di wajah cantik itu.

" Mommy "

desis nya pelan , tak sadar tangannya terkepal sempurna, tak pernah terlintas sedikitpun dalam benak nya kalau mommy nya akan berbuat sejauh itu .

sebenarnya ada apa dengan mommy nya , wanita itu meskipun liar tapi memiliki hati yang sangat lembut , sulit baginya untuk percaya kalau dalang dari ini semua adalah mommy nya sendiri.

" Tuan Louis tolong,aku takut " gadis itu mengigau dengan air mata yang berlinang, tubuh nya semakin bergetar hebat membuat Gavin kalang kabut melihat nya.

" Anin hey , kamu sudah aman di sini , astaga kamu dingin sekali " pria itu semakin panik , tiba-tiba pintu terbuka dan Hera datang dengan baskom di tangannya.

" Tuan nona .." Hera tidak melanjutkan ucapannya karena Gavin dengan tidak sabar nya merebut baskom yang ada di tangan nya , dengan telaten pria itu mengompres lebam-lebam yang ada di wajah gadis itu.

" Hera , apakah Jimin sudah di hubungi?" Tanya pria itu panik.

" Sudah tuan , dokter Jimin sedang dalam perjalanan "

" Argkh kenapa lama sekali , kamu tolong kompres dia "

Gavin mengeluarkan ponselnya,mencoba menghubungi dokter Jimin lagi.

" Sial kenapa dia mengabaikan telpon ku " rutuk Gavin kesal , ia sibuk mondar-mandir Dengan ponsel di tangannya, sesekali ia melihat Anin yang tengah menggigil itu.

" Tuan suhu nona Dingin sekali "

" Aku sudah tau " sergah nya cepat.

" Tuan jika di biarkan aku takut nona kenapa-napa"

" Aku juga takut Hera , aku harus apa biar Anin tidak dingin lagi , itu sudah berlapis-lapis Selimut yang menutupi nya "

Hera terdiam sebentar, ia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi melihat Gavin yang sangat panik membuat nya mengurungkan niat nya, terlebih akhir-akhir ini pria itu sangat sensitif.

" Apakah aku harus.." Gavin menggantungkan ucapannya , ia melirik Anin sesaat.

" Hera kamu keluar sekarang " perintah Gavin masih dengan nada panik.

" Baik tuan "

Setelah Hera keluar, pria itu berusaha menanggalkan baju nya , lalu ia menggapai selimut Anin , melempar nya satu persatu , pria itu sedikit ragu pada idenya saat melihat jas nya yang menutupi badan gadis itu ,namun karena Anin semakin menggigil membuatnya terpaksa menghapus keraguan di hatinya.

Perlahan ia merangkak naik melewati tubuh gadis itu yang setengah naked , jantung nya berpacu cepat saat melihat gundukan lemak yang tertutupi oleh bra berwarna gold .

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang