Ia kira hubungan nya dengan Nadine akan canggung setelah kejadian itu , bagaimana pun juga ia alasan Louis mengirimkan yujie kembali ke US.
Tapi rupanya wanita itu masih sama seperti dulu , masih sangat hangat dan perhatian padanya.
" Nona biarkan saja chef kami yang melakukan nya " kata Nadine untuk yang kesekian kalinya , bahkan ia tak beranjak sedikit pun dari sebelah Anin yang tengah sibuk memotong sayuran.
" Tidak apa-apa Nadine , aku ingin kali ini kak Louis sarapan dengan masakan ku "
Bukan itu point' nya , Louis adalah pria yang keras kepala , ia tak bisa membayangkan kemarahan pria itu jika tau wanita nya tengah bekerja keras ,sedangkan sudah ada chef yang di pekerjaannya.
" Tapi.."
" Sttt kau tak perlu mengkhawatirkan semuanya, kak Louis tidak akan berani memarahi mu " potong nya cepat.
" Sekarang pergilah , kau menganggu ku ,aku janji semuanya akan baik-baik saja "
Nadine mengalah , ia sudah berdiri di sana dari setengah jam yang lalu , mengikuti kemanapun pergerakan Anin sekedar untuk mencegahnya memasak , ia nyaris terlihat seperti seekor anjing yang takut di tinggal oleh pemiliknya.
Ia bukannya takut , dan Louis pun tak mungkin akan memarahinya, tapi ia yakin pria itu akan membuat kerusuhan di pagi hari jika mengetahui nya , dan ia tidak mau itu.
" Anin ? Apa yang kamu lakukan ?" Anin mengalihkan atensi nya kepada Louis , pria itu tengah berdiri di ujung tangga , menyaksikan nya yang sedang menata sarapan di meja makan.
" Membuat kan mu sarapan , apa lagi ?"
Mata pria itu menajam ,membuat para chef yang kebetulan ada di sana menunduk ketakutan.
" Jangan membuat mereka takut , aku yang bersikeras ingin membuat kan mu sarapan " Louis mendesah pelan mendengar ultimatum Anin .
" Seharusnya kamu bangga memiliki kekasih seperti Nona Anin , wanita mu itu nyaris tak memiliki kekurangan" kata Nadine yang datang dari depan , ucapannya itu berhasil membuat Anin tersipu.
"Nadine itu terlalu.."
" Aku tau " potong Louis cepat
" Kalian pergilah ! " Tak menunggu waktu lama , ruang makan itu sudah sunyi , meninggalkan nya dan juga Anin .
" Kau juga Nadine " Nadine terkekeh pelan , lalu meninggalkan ruang makan membiarkan dua insan itu menikmati waktu berdua ,dengan harapan semoga kebersamaan mereka cukup untuk menebus kesakitan karena ulah anaknya
Louis mendekati gadis itu , memeluknya dari belakang dan menghirup aroma anin pada pangkal leher nya , mengecup nya berkali-kali menggoda tulang selangka nya lalu mulai memberikan jilatan jilatan di sana.
Anin mencengkeram meja , mendesah sekaligus berusaha melepaskan dirinya dari terkaman Louis.
" Bisakah kita sarapan dulu , aku lapar" lirih Anin , berharap Louis menghentikan aksinya, sebenarnya bukan itu alasannya,ia hanya tidak mau membuat satu mansion geger dengan suara berisik nya ketika bercinta.
" Kamu lapar sayang ?" Anin mengangguk , dan bernapas lega setelah Louis melepaskan pelukannya.
" Baiklah kita sarapan , tapi setelah itu aku ingin sarapan yang lain " wajah Anin bersemu merah , ia sangat bahagia melihat Louis selalu menginginkan nya.
"Kamu tidak ke kantor "
" Untuk apa aku membayar CEO mahal-mahal jika aku masih di pusing kan pekerjaan kantor"
Louis memasukkan makanan ke mulutnya, memejamkan matanya saat menikmati masakan kekasih kecil nya.
" Enak " pujinya menatap Anin penuh pemujaan, Anin yakin wajah nya kini sudah hampir seperti tomat busuk .
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Posesif
Random⚠️⚠️⚠️21+ ,bijaklah dalam memilih cerita ,jangan di baca kalau belum cukup umur ya😂😂