bab 42

1.6K 26 1
                                    

Ponsel Louis kembali berdering ,mengusik ketenangan nya yang tengah berbaring di tempat tidur Anin , terpaksa Louis menggapai ponselnya.

Dengan cepat ia menerima panggilan itu saat melihat nama yang terpampang di layar handphone nya.

" Halo  , apa !!!" Louis meremas ponsel nya,mood nya mendadak buruk setelah menerima panggilan itu.

Seperti nya ia harus membatalkan keberangkatan nya besok ke Prancis karena ternyata Robert sudah mengetahui rencana nya dan berhasil melarikan diri, bahkan pria itu berhasil membunuh salah satu mata-mata yang di kirimnya .

Seperti nya ada yang tengah main-main lagi dengannya, Louis menekan nomor lain pada layar ponselnya.

" Selidiki kasus Robert ,dan aku minta kabar nya secepatnya "

" Baik tuan " jawab seseorang dari sebrang ,Louis meletakkan kembali ponselnya di atas meja , bersamaan dengan itu Anin muncul dengan seorang maid yang mendorong troli berisi makan malamnya.

Senyuman terukir di bibir pria itu , bagaimana bisa hanya dengan melihat gadis itu mood nya perlahan naik , apakah gadis itu memiliki kekuatan magis hingga hanya dengan kehadiran nya saja bisa membuat amarah sang Louis menurun .

Apalagi saat gadis itu tersenyum menyambut senyumnya ,astaga ingin sekali ia memakan gadis itu sekarang juga.

" Jangan menatap ku seperti itu , nanti kau akan semakin jatuh cinta "

Ucap gadis itu , setelah maid yang mendorong troli keluar dari kamar.

" Bahkan tanpa melihat mu saja rasa cinta ku terus membesar Anin "

Gadis itu terkekeh.

" Bagaimana bisa kau hidup setelah aku pergi meninggalkan mu tuan ?"

Senyum di bibir Louis hilang seketika.

" Anin aku tidak suka dengan kalimat itu "

Anin kembali terkekeh membuat Louis mencebikkan bibirnya.

" Anin bisakah kamu mengurung kan niat mu pergi dari ku ? Aku akan membebaskan mu kemana saja , melakukan apa saja ,tapi tolong kamu tetap di sini bersama ku ,bahkan jika kamu ingin membuka toko mu lagi aku tidak apa-apa"

Gadis itu terlihat mempertimbangkan ucapannya, tangannya membuka tudung saji lalu mulai memindahkan masakan nya ke atas piring.

" Kalau aku menolak ?"

" Kali ini aku memaksa "

Anin membulat matanya, bibirnya terbuka siap menyumpah serapahi Louis yang menatap nya seperti tak memiliki dosa sama sekali,namun ia berusaha menahannya .

" Bahkan kau selalu memaksa ku dari dulu tuan psikopat!"  Sindir Anin membuat Louis tergelak.

" Kali ini dan satu lagi permintaan ku adalah paksaan yang terakhir bagimu"

Anin menaikkan sebelah alis nya.

" Satu lagi ?"

Louis melingkar kan tangannya pada pinggang Anin dengan manja.

" Cintai aku , seperti kamu mencintai kakak tampan mu "

" Kalau aku nggak mau ?" Louis melepaskan pelukannya , sehingga Anin bisa leluasa menyuapkan makanan pada nya.

" Kan sudah ku bilang , kali ini aku memaksa mu " Anin terkekeh, Louis membuka mulut nya saat Anin menyuapi nya.

" Entah kenapa aku merasa akhir-akhir ini kamu berbeda" mendengar itu ,Anin menaikkan sebelah alis nya.

" Berbeda ?" Tanya Anin .

" Iya ,aku merasa kau lebih perhatian pada ku ,dan tatapan killer itu sudah jarang ku lihat "

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang