bab 38

1.8K 29 1
                                    

Tak ada jawaban dari gavin , pria itu bergeming lalu sesaat kemudian bergerak keluar dari mansionnya , ia menatap nyalang kepergian pria itu.

Sebelumnya hubungan mereka memang dingin ,lebih tepatnya ia yang dingin kepada kakak angkat nya itu , sebaliknya Gavin selalu sok asik padanya, bukan Louis tak menyayangi nya , tapi memang pembawaannya seperti itu .

tapi sejak kejadian itu , lebih tepatnya sejak ia tau kalau gadis yang di incar Gavin adalah Anin , terlebih saat Gavin tau kalau Anin bersama nya , semuanya berubah , Gavin menjadi dingin kepada nya ,ya meskipun ia tidak peduli.

" Cinta segitiga" Louis mengalihkan pandangan nya pada Nadine yang kala itu muncul dari arah dapur .

Louis mengangkat sebelah pundaknya lalu bergegas menemui Anin , rasanya rindu sekali pada gadis itu , terlebih setelah perbincangan nya tadi dengan Nadine .

Nadine menggelengkan kepalanya karena Louis tak menghiraukan dirinya .

" Semoga saja tidak terjadi perang saudara" gumamnya pelan lalu bergerak pergi.

" Anin " gadis itu terlonjak saat ia membuka pintu kamar gadis itu.

" Tuan kau mengejutkan ku "

ia menaikkan sebelah alisnya,gadis itu tengah melamun di balkon kamarnya,pantas saja gadis itu se-terkejut itu dengan kedatangannya .

Ya meskipun anin selalu terkejut ketika ia membuka pintu .

" Benarkah " ia mendekati Anin.

Astaga apa dia tidak pernah sadar kalau ia selalu mendobrak pintu ketika membuka nya.

" Kenapa kau melihat ku seperti itu "  tanya nya lalu berdiri tepat di hadapan gadis itu.

" Tidak ada apa-apa " Anin berbalik ,kembali melempar kan pandangan nya ke arah kebun kopi yang membentang di depan mansion nya.

Ia melangkah maju , berdiri tepat di samping gadis itu ,tak sadar bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

" Kau ingat tempat itu ?" Anin terlihat mengerutkan keningnya.

" Aku tidak ingat ,tapi sepertinya itu tidak asing "

" Kau tidak ingat pertama kali bertemu dengan ku ?"

" Ingat ,tuan datang membeli bunga kan ke toko ku "

Ia berdecak kesal mendengar jawaban Anin , tapi gadis itu malah menatapnya bingung.

" Maksud ku apa kau tidak ingat di mana tempat mu dengan kakak tampan mu pertama kali bertemu "

Anin mencoba mengingat sesuatu ,ia terlihat seperti menerawang ke masa lalu.

" Di jalan setapak dekat pohon kopi , waktu itu dia jatuh dari motor , aku yang berdiri tak jauh dari nya hampir kena serangan jantung karena kaget "

Racau nya membuat sudut bibir Louis kembali terangkat .

" Tapi waktu itu kelihatannya kau baik-baik saja , kau lebih terlihat khawatir padaku selebihnya kau selalu memamerkan keharmonisan yang ada di dalam keluarga mu "

Anin membulat kan matanya,entah apa yang di pikirkan nya tapi ada satu harapan besar di dalam hatinya, semoga Anin percaya kalau dirinya adalah kakak tampan yang selama ini ia puja.

" Kenapa kau melihat ku seperti itu "

" Tuan apakah kau benar-benar kakak tampan ?"

Anin menyentuh wajah nya , matanya memanas lalu memeluknya dengan erat , melepaskan rindu yang selama ini ia tahan kepada kakak tampannya.

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang