bab 54

1.3K 27 0
                                    

Pandangan mereka bertemu dan sebisa mungkin Louis bersikap tak perduli pada gadis itu , berkali-kali ia mengatakan dengan sadar kalau ia sama sekali tidak perduli dengan Anin ,dan berkali-kali itu juga jantungnya seakan di tikam oleh ribuan pisau  .

Ia berharap Anin mengerti ,bahwa semua itu ia lakukan untuk menyelamatkan nyawanya dari Elliot.

" Sekarang !" Teriak nya saat Anin berhasil melepaskan diri dari Elliot ,semua anak buah nya bersiap dengan senjata api di tangan nya

Jhon mengeluarkan pistol dari Coat nya dengan kilat ,begitu juga dengan Kenneth dan anak buah Louis yang lain , baku tembak pun tak terhindarkan lagi.

Sedang Louis melepaskan timah panasnya tepat mengenai tangan Elliot saat Elliot hendak menembak Anin yang tengah berlari menjauh dari nya.

Suasana menjadi kisruh dan mencekam karena bunyi pistol yang bersahutan itu seperti suara ribuan kembang api.

" Berani sekali kau menyentuh nya brengsek ! " Louis menerjang pria yang mengerang kesakitan itu , ia meninju berkali-kali wajah Elliot sebelum tangannya mengeluarkan pisau dari saku coat nya yang lain.

Bahkan ia belum puas meskipun wajah Elliot sudah tak berbentuk lagi karena sayatan serta tusukan brutal yang ia lakukan berulang-ulang pada wajah jelek pria itu .

" Tuan dia sudah mati " Kenneth berusaha menyadarkan tuannya yang tak berhenti mengayunkan pisau pada wajah pria yang sudah kaku di bawahnya itu , bahkan pria itu menahan mual saat melihat otak Elliot sudah tercecer ke lantai bercampur dengan darah nya.

" Diam kau brengsek ! Aku akan menghancurkan tubuh pria yang berani menyakiti Anin ini "

Tak sampai situ , Louis bangkit lalu bergerak menjauh memberikan jarak antara nya dan mayat Elliot, mengeluarkan pistol lalu menembaki seluruh tubuh pria yang sudah tak bernyawa itu.

" Tuan nona Anin tidak ada di sini "

" Apa ?" Seakan tersadar , Louis mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Anin.

" Brengsek !" Louis berlari keluar mencari Anin ,namun ia menghentikan langkahnya tepat di ambang pintu.

" Bom tempat ini !"

Wajahnya mengeras, kakinya terus berlari mencari keberadaan gadis itu ,ia yakin Anin saat ini sedang salah paham dengannya.

Louis semakin frustasi karena ia tak tau Anin berlari ke arah mana ,tempat ini sangat terpencil karena ada di pinggiran kota , bahkan tempat gadis itu di sekap adalah satu-satunya bangunan yang terdapat di daerah ini.

" Kita berpencar ! segera temukan gadis itu untuk ku"

" Baik tuan " Kenneth dan beberapa anak buah nya berlari ke arah lain , sedang kan ia mencari ke arah yang berlawanan.

" Anin kau di mana ?" Lirih pria itu ,ia tak berani berteriak memanggil nama gadis itu ,saat ini Anin sedang salah paham dengan nya ,louis khawatir gadis itu akan bersembunyi jika tau ia sedang mencari nya.

Sayup-sayup telinga nya mendengar suara rintihan seorang perempuan, tak mungkin ada hantu di sekitar sini bukan ? Louis adalah salah satu orang yang tidak pernah percaya dengan hal-hal demikian.

Ia bergerak perlahan dengan menajamkan pendengarannya mencari sumber suara itu , dan langkahnya terhenti saat dirinya melihat seseorang tengah menenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya.

Ia merengsek maju dengan pelan , suaranya parau memanggil nama gadis itu , namun yang ia dengar justru umpatan gadis itu ,Anin mengira dirinya sedang berhalusinasi.

" Anin " lirihnya lagi ,kali ini ia sudah tak bisa menahan diri lagi ,di rengkuhnya tubuh mungil itu dengan lutut yang bertumpu ke tanah.

" Gadis ku " pandangan mereka bertemu, dan rasanya sakit sekali melihat wajah gadis itu penuh dengan luka.

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang