bab 8

3.1K 53 1
                                    

Anin terkesiap melihat tanaman itu hancur berserakan di tepi jalan,ia mencoba mencerna apa yang tengah terjadi karena mendadak ia seperti kehilangan kendali atas dirinya .

" Nona anda tidak kenapa-kenapa ? "

Tanya pria itu khawatir tapi Anin masih bergeming  ,ia menggapai tanaman penentu hidup dan mati dirinya dan juga adiknya itu dengan tangan yang gemetaran, pelupuk matanya sudah penuh dengan genangan air mata.

" Astaga apa yang harus aku lakukan ?"

Ia mengumpulkan kepingan pot yang hancur itu Serta tanah milik tanaman itu yang berserakan dan tanaman itu sendiri yang sudah mengalami kerusakan hampir 50% dengan air mata yang berlinang.

Ia tak perduli lagi rasa perih yang menjalar pada jari jemari lentiknya akibat terlalu kuat bergesekan dengan permukaan jalan yang sangat kasar itu.

Bahkan ia tak mengindahkan supir bus yang memanggilnya hingga bus itu memilih meninggalkan nya karena merasa di permainan oleh nya.

ia merasa ini akhir dari hidupnya , bahkan apa yang harus ia lakukan setelahnya pun ia tak tau ,yang ia rasa saat ini semesta lagi suka-suka nya membuat dirinya dalam kesulitan.

Kesadarannya mulai kembali sepenuh nya saat melihat orang itu berlari meninggalkan nya yang tengah di Landa keputusasaan .

Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat ,aura mukanya berubah gelap ,ini seperti bukan dirinya yang biasanya selalu menanggapi santai setiap masalah yang tuhan berikan kepadanya.

Pandangannya kembali teralihkan pada beberapa sosok pria yang berlarian mengejar pria yang menabraknya tadi .

Tapi ia tak perduli dengan itu semua , dengan langkah lebar-lebar,ia berlari sekencang mungkin mengambil jalan tikus yang ia ketahui guna menghadang langkah laki-laki biadap itu ,karena baiknya tuhan ia berada di daerah yang sangat ia hafal seluk-beluknya.

Tanpa ia sadari seseorang tengah memperhatikan pergerakan nya sedari tadi dari dalam mobil di sebrang jalan tanpa sengaja.

Dengan cepat Jhon mengikuti langkah tuannya , tanpa aba-aba hanya dengan sekali lihat ,ia sudah bisa memahami situasi yang sedang terjadi dan sigap dalam bertindak.

Ini yang membuat Louis tertarik menjadikan Jhon sebagai orang yang paling dekat dengannya,lebih dekat dari kedekatannya dengan kedua orang tuanya.

Kecerdasan luar biasa yang ada dalam diri Jhon berhasil menyita perhatian Louis sedari dulu ,bahkan saat pertama kali ayah Louis mengadopsi nya dan juga beberapa anak jalanan lainnya sebagai anak angkat sekedar untuk formalitas belaka di depan media.

Louis  dan Jhon bersembunyi di dalam kafe yang hanya berjarak beberapa meter dari keberadaan Anin tanpa sepengetahuan gadis itu.

Kebetulan pengunjung kafe lagi sepi ,mungkin karena cuaca siang ini yang sangat tidak bersahabat ,sehingga Louis bisa memilih tempat duduk yang strategis.

mereka duduk di dekat jendela untuk melihat tindakan apa yang akan gadis cantik itu lakukan .

Tampak laki-laki yang menabrak Anin tadi terperangah saat melihat Anin menghadang langkahnya, gadis itu tampak mengikat rambut nya dengan aura gelap yang mendominasi wajahnya.

" Ka..kamu ? Kenapa kamu bisa ada di sini ? " Tanya laki-laki itu sedikit terbata .

Dari raut wajah nya ia tampak mengawasi sekitar dengan raut wajah cemas ,bisa di pastikan oleh Anin laki-laki itu benar-benar tengah di kejar-kejar oleh gerombolan orang bertubuh gagah tadi.

" Sungguh tidak beretika , mau lepas tangan dari apa yang kamu perbuat ? Dasar bajingan !"

Laki-laki itu tampak gusar , ia tak berhenti mengawasi arah dari mana ia berjalan.

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang