bab 21

2.6K 36 0
                                    

Langit mulai tampak gelap seiring waktu berjalan , Anin bangun dari tidurnya, kepalanya terasa sangat nyeri , ia tertidur dalam posisi tengkurap ,karena kelelahan setelah menangis berjam-jam.

Ia menoleh ke arah troli yang tiba-tiba sudah bertengger di samping tempat tidurnya.

Ia melewatkan makan siangnya , ia juga menyuruh pelayan untuk tidak mengganggunya , beruntung pelayan-pelayan itu mau memenuhi keinginannya.

Anin menggapai ponselnya , ia masih berada di room chat nya dengan Tere , sahabatnya itu mengiriminya banyak pesan yang mengkhawatirkan keadaannya.

Sudah beberapa hari ini Tere selalu mengkhawatirkan nya setelah ia memberinya kabar yang di nantinya sejak dulu ,namun tetap saja rasa nya sangat menyakitkan.

Mendadak ia membenci dirinya sendiri, karena tak berusaha keras untuk meyakinkan ibunya tentang firasat buruknya.

Andaikan ia berusaha lebih keras lagi , mungkin saat ini mereka masih hidup bahagia bersama-sama,ia juga tak harus menderita karena ketidaksiapan nya menghadapi dunia yang kejam ini.

Dan mungkin nasib nya tidak akan berakhir seperti ini , ia tidak akan menjadi budak nafsu pria psikopat itu.

Tanpa terasa air mata nya tumpah kembali ,ia benar-benar membenci bibi nya ,dan ia bertekad untuk membalas kan dendamnya pada wanita gila itu .

Persetan dengan posisinya yang sekarang di Tawan oleh Louis .

" Nona sudah bangun "

dengan cepat Anin menghapus air matanya ,namun wajah sembab nya seakan memberi tahukan ke semua orang kalau ia lagi rapuh .

Alia datang dengan mendorong troli yang berisi makanan baru untuk nya ,ia tak sendiri ,ada satu pelayan lagi yang mengekor nya dari belakang,lalu membawa keluar troli yang berisi makan siang nya .

" Nona makan dulu ya , takutnya nanti sakit "

Anin melihat jam di layar handphone nya ,jam sudah menunjukkan pukul 6 sore.

" Aku mau mandi dulu aja al "

" Baik nona ,biar kami siapkan peralatan untuk anda mandi "

Anin menganggukkan kepalanya,kemudian Alia keluar sebentar lalu kembali lagi dengan beberapa pelayan .

Dengan sigap mereka menyiapkan alat-alat mandi untuknya, sebagian lagi ada yang menyiapkan baju ganti nya.

" Sudah siap nona "

Anin mengangguk,dengan langkah gontai ia berjalan menuju kamar mandi.

" Aku mau mandi sendiri aja " lima orang pelayan yang mengekor nya dari belakang sontak menghentikan langkahnya nya.

Mereka mengangguk seraya sedikit membungkuk kan badannya dengan hormat.

Anin segera menutup pintu kamar mandi lalu menguncinya.

Ia merendam dirinya kedalam bathtub yang sudah di beri wangi-wangian ,aroma itu berhasil memperbaiki suasana hatinya.

Setelah di rasa lebih baik ,Anin mengakhiri mandinya ,ia keluar dari kamar mandi ,disana ia sudah di sambut oleh Alia .

" Nona cantik sekali, meskipun dengan wajah natural seperti itu"

Anin tersenyum simpul.

" Terima kasih Alia "

Anin menatap beberapa menu makanan di depannya tanpa selera ,setelah ia berganti baju dan di rias oleh Alia .

Bukan menunya tidak enak ,tapi memang ia yang lagi tidak mood untuk makan.

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang