Anin memperhatikan dua pria yang tengah berbicara di living room dan ia bisa melihat dengan jelas ada ketegangan di sana , tapi ia tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.
Apartemen nya memang sangat luas , dengan desain pantry yang terhubung langsung dengan living room , sebenarnya ia sudah memiliki rencana untuk membangun sekat tapi sepertinya itu sudah tidak di perlukan lagi karena besok ia akan meninggalkan kota ini.
Aroma kopi yang di seduh nya memenuhi indra penciumannya, ia memang tidak menyukai kopi tapi ia sangat suka aromanya, benar-benar membuatnya jauh lebih rileks
Berbeda dengan suasana yang menyelimuti kedua pria itu ,mereka tampak saling melemparkan tatapan elang ,tak ada yang mau mengalah dan terus mentransfer kebencian lewat sorot matanya.
"Pantas saja aku seperti tidak asing dengan mu "
V mengeluarkan seringai andalannya , ia tidak mau Louis mengetahui kegundahannya.
" Aku rasa nama ku sudah sangat melambung tinggi tuan , sehingga pria kebanggaan dunia seperti mu masih mengenaliku "
Louis tersenyum sinis ,memutar matanya dengan ekspresi menjengkelkan,menumpuk kedua tangannya di depan dadanya, menyenderkan punggungnya ke sofa ,mencari kenyamanan posisinya untuk mengeluarkan kata-kata mutiara pada anak kemarin sore itu .
" Dan aku masih ingat siapa yang membesarkan nama mu "
Louis tersenyum tipis , itu sudah cukup membuat pria itu merasa terintimidasi .
" Aku akan memberimu penawaran "
V diam ,namun tatapan matanya seakan menunggu Louis untuk melanjutkan kalimatnya.
" Lupakan gadis itu dan aku akan membuat nama mu semakin tinggi ,bahkan hingga ke manca negara "Louis menunjuk Anin yang tengah mengaduk kopi dengan isyarat dagunya.
V tertawa remeh ,tapi tetap menjaga suaranya agar tidak menarik perhatian Anin.
" Kau takut dengan kehadiran ku tuan ? Astaga aku tidak percaya ini "
Louis mengetatkan mulut nya ,giginya bergemeretak, ia sudah siap mengeluarkan kata-kata kematian namun tertahan karena Anin sedang berjalan mendekati mereka dengan nampan di tangannya.
Tapi ia terus menyerang pria itu dengan tatapan intimidasi nya , meskipun pria itu terlihat tak gentar sama sekali.
" Aku senang kalian bisa cepat akrab seperti ini " gadis itu meletakkan gelas kopi di depan masing-masing pria itu ,lalu menatap mereka secara bergantian.
" Sebenarnya apa yang kalian bicarakan? Seperti nya seru " Anin menjatuhkan tubuhnya di sebelah Louis ,lalu menatap v yang membuang pandangan nya ke sembarang arah.
Ia merasakan tangan Louis melingkar pada bahunya
" Tidak apa-apa sayang , aku hanya menceritakan bagaimana kehidupan kita sebelum kamu datang ke sini "
Wajah Anin memanas seketika,mungkin itu yang membuat V terlihat tidak nyaman.
" Apa ini ? " Anin mengambil bingkisan yang di bawakan oleh V ,menghirup aromanya penuh minat ,membuat senyum kotak itu kembali terlihat.
" Kamu memang sangat tau apa yang aku suka , terimakasih V "
" Aku tidak mungkin melupakan apa pun itu tentang kamu Anin "
Anin tersenyum lebar sesaat dan terhenti saat mendengar deheman Louis yang sangat mengintimidasi.
" Jangan lupa di makan ya , aku pulang dulu "
V tersenyum lebar pada Anin lalu menoleh sekilas pada Louis ,memberikan smirk nya lalu melangkah keluar dari sana ,sebelum akhirnya ia berhenti saat mendengar Anin memanggil nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Posesif
Random⚠️⚠️⚠️21+ ,bijaklah dalam memilih cerita ,jangan di baca kalau belum cukup umur ya😂😂