bab 60

1.4K 28 3
                                    

" good morning " Anin tersenyum tanpa membuka mata ,ia membalas memeluk pinggang pemilik suara bariton itu dan menelusup kan wajah ke dalam dada bidang favoritnya , menyembunyikan rona merah yang menjalari pipinya.

" Morning " lirihnya,suara nya tenggelam di dalam pelukan kakak tampannya.

Ia merasakan pucuk kepalanya di cium berkali-kali ,ia menengadahkan wajahnya dengan cepat hingga kecupan itu nyasar ke pelipis nya.

" Kamu semakin cantik kalau lagi blushing kayak gitu "

" Siapa yang blushing?" Anin kembali menyembunyikan wajah nya di dalam pelukan pria itu.

Ia merasakan tubuhnya di tarik sekali hentak dan pria itu sudah menindihnya , wajah Louis sangat dekat dengan wajah nya , hingga ia tak bisa berkelit lagi untuk menyembunyikan semburat merahnya.

Tok..tok.. tok..

Ia menghela napas lega , ia  berjanji akan mengucapkan terimakasih banyak-banyak pada seseorang yang mengetuk pintu saat ini.

" Sial " sungut Louis , ia bangkit dari tidurnya dan berlari ke kamar mandi saat Louis sedang membuka pintu.

" Dia tampan sekali " desahnya mengingat wajah Louis yang akhir-akhir ini menjadi pemandangan pertama kali yang di lihatnya saat bangun tidur.

Ia membasahi wajahnya lalu mencucinya dengan sabun muka sebelum ia menceburkan tubuh nya ke dalam bathtub.

Anin bisa mandi dengan tenang setelah ia sudah memastikan pintu kamar mandi terkunci, setidaknya ia bisa menghindari debaran di dadanya selama beberapa saat ketika sedang mandi .

Dan sepertinya Louis juga tak berniat mengganggu nya kali ini , karena ia tak melihat tanda-tanda pembobolan pintu kamar mandi sejak tadi.

Sedikit kecewa sih ,tapi bagaimana lagi , bukannya itu tujuan ia mengunci pintu .

Anin menyelesaikan acara mandi nya, ia benar-benar penasaran dengan apa yang sedang dilakukan Louis , dan benar saja ia tak mendapati pria itu setelah keluar dari kamar mandi.

" Kemana dia ? Apa yang membuat nya meninggalkan ku tanpa sepatah kata pun"

Anin mengangkat sebelah pundaknya, mencoba berpikir positif , ia memilih menutupi tubuhnya dengan baju setelah dirasa tubuh nya sudah kering dari sisa-sisa air mandi.

" Selamat pagi nona "

Anin tersenyum melihat wajah teduh itu.

" Selamat pagi Nadine "

" Wah sepertinya di sini banyak nyamuk nya ya "  Anin mengerutkan keningnya,tidak paham dengan maksud wanita paruh baya itu.

" Itu leher nona merah semua " godanya membuat Anin reflek menutupi leher nya dengan handuk yang ia gunakan untuk mengeringkan rambut.

" Nadine ih "

Wanita paruh baya itu tertawa renyah .

" Ya sudah nona ganti baju dulu , saya mau nunggu di luar"

" Emm Nadine " Nadine menghentikan langkahnya.

" Tuan Louis di mana?" Entah ia yang salah lihat atau cuma perasaan nya saja , tapi ia seperti melihat keterkejutan dan kegundahan secara bersamaan pada wajah wanita itu .

" Emm tuan ada di luar nona "

Anin mencebikkan bibirnya.

" Jorok banget ,kenapa tidak mandi dulu baru keluar, bisa-bisa semua orang yang berpapasan dengannya akan pingsan karena bau mulut nya "

Nadine terkekeh mendengar diri nya menggerutu.

.
.
.

POV Anin :

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang