bab 51

1.4K 16 0
                                    

Terjadi keheningan panjang di dalam mobil yang di kemudikan oleh Alena , sebenarnya Anin ngeri karena Alena menyetir dengan kondisi kaki seperti itu.

Tapi ia tak bisa berbuat banyak karena Alena tak membiarkan nya mengemudi dengan dalih takut mobil mahalnya lecet karenanya.

" Aku ingin kamu menjelaskan sesuatu pada ku !" Anin mengalihkan pandangan pada wanita yang tengah fokus menyetir itu.

" Apa yang ingin kau dengar ?"

" Jangan pura-pura bodoh Anin !"

Anin menghela napas panjang , kemudian ia menghembuskan nya secara perlahan sebelum memulai kata-kata.

" Nona Alena .."

" Panggil saja Alena " potong Alena cepat .

" Baiklah ,Alena ini semua tidak seperti yang kau bayangkan, aku dan Gavin tidak ada hubungan apa-apa"

Alena tertawa terbahak-bahak membuat Anin bekerja keras untuk meredam kekesalannya.

" Kau tidak sedang berbicara dengan anak berusia tujuh tahun Anin !"

Anin memutar bola matanya malas .

" Bisakah kau mendengarkan ku dulu !" Sergah Anin kesal .

Alena memukul setir dengan keras ,hingga gadis itu terlonjak karenanya.

" Kau kira kau siapa berani memerintah ku !" Wajah Alena terlihat kesal sekali.

tak sengaja Anin melihat mobil pengangkut sampah yang tengah parkir di sisi jalan dengan sampah yang sudah menggunung di dalam nya.

Astaga ingin sekali aku menyumpal mulut nya dengan tumpukan sampah itu !

" Jadi kamu ingin mendengar penjelasan ku tidak ?" Suara Anin sedikit meninggi

" Jika tidak aku tidak akan menyia-nyiakan napas ku karena sesuatu yang tidak penting ini "

" Heh gadis kecil ! Pelankan suaramu,aku ini jauh lebih tua dibandingkan kamu "

Anin diam ,mencoba untuk tidak meladeni wanita sinting di sampingnya , keningnya berkerut saat melihat mobil alena berhenti di depan sebuah restoran mewah.

" Kenapa kita berhenti disini ?"

" Aku lapar !"

Anin mendengus kesal, ia benar-benar merindukan Louis ,dan wanita menyebalkan itu sengaja mengulur-ulur waktunya.

" Bisakah kau menahannya sebentar?"

" Jangan mengatur ku Anin !" Sergah Alena lalu keluar dengan langkah tertatih tanpa memperdulikan Anin yang kesal setengah mati.

Wanita itu menghentikan langkahnya tak jauh dari mobil ,wajah nya terlihat sedang menahan sakit.

Dengan terpaksa Anin menjadikan dirinya sebagai alat bantu Alena supaya cepat sampai ke dalam .

" Pesanlah " Alena menyodorkan daftar menu dengan sangat tidak bersahabat.

" Aku tidak lapar "

" Aku bilang pesan ya pesan"

Astaga ! Mendadak ia memikirkan masa depan Gavin jika harus bersanding dengan wanita gila itu.

" Aku tidak lapar Alena , kalau kamu masih memaksa ,samakan saja dengan punya mu "

Alena menatap nyalang pada gadis di depannya itu ,namun wanita itu seperti tak mau memperpanjang nya ,Alena melambaikan tangannya memanggil pelayan yang berdiri tak jauh dari mereka .

Sesekali wanita itu menyentuh kakinya yang terkilir tadi dengan ekspresi menyedihkan .

" Apa masih terasa sakit ?" Pertanyaan Anin mengundang ekspresi menyebalkan itu timbul lagi di wajah Alena.

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang