bab 6

3.7K 55 0
                                    

Louis menarik ujung bibirnya saat mendengar ucapan Anin yang mengatakan gadis itu akan melamarnya,ia tersenyum ,ya laki-laki bengis itu tersenyum, meskipun terkesan hanya asal ngomong tapi ia sebahagia itu.

Tadi ia berhasil meletakkan sebuah kamera pengawas di toko bunga itu , ketika Anin sibuk menelpon para suplai dan Tere tengah sibuk dengan customer lain .

Jhon menggelengkan kepalanya melihat ekspresi senang tuannya,karena sangat jarang ia bisa melihat ekspresi itu.

Selama ini hanya ekspresi dingin ,datar ,bahkan gelap yang selalu ia lihat ketika melihat wajah tuannya.

Flashback on

" Namanya Anindya Alyssa , yatim piatu sejak 5 tahun silam akibat kecelakaan yang terjadi di negara "s" ,ia memiliki adik yang bernama Brian, mengidap kelainan jantung sejak bayi , Anin menjalankan usaha peninggalan mendiang ke dua orang tuanya tuan ,yaitu sebuah toko bunga "

Louis mengerutkan keningnya ,nama gadis itu seperti tidak asing baginya.

Jhon menghentikan ucapannya saat melihat ekspresi Louis yang perlahan berubah.

" Maaf tuan,adakah laporan saya yang kurang anda mengerti"

" Lanjutkan " jawab nya dengan tangan yang juga memberi isyarat kepada Jhon untuk melanjutkan laporan.

" Nona Anin baru saja menyelesaikan sidang skripsi nya tuan ,dan sekarang ia lagi kebingungan karena adiknya kembali kritis dan harus segera di operasi "

  lima tahun lalu ia pernah menyebabkan sebuah mobil terguling hingga masuk ke jurang karena menghindari nya yang menyetir secara ugal-ugalan .

Mendengar laporan dari Jhon ,kota ,tempat serta waktu sama persis dengan kejadian yang menimpanya 5 tahun silam.

Apakah Anin salah satu penumpang yang ada di dalam mobil tua itu ? Tapi bukannya semua korban yang ada di mobil itu tewas.

Pada saat itu ,tepat nya lima tahun lalu ia ada meeting dengan klien nya yang bernama barra ,CEO dari grup Wang , dari awal ia sudah tau kalau klien nya ini telah bekerja sama dengan perusahaan saingannya , karena ternyata mereka masih ada hubungan saudara .

dan mereka sudah membuat sebuah rencana yang sudah di ketahui Louis dari awal dengan pura-pura mengajaknya bekerja sama.

Louis sengaja mengikuti permainan mereka dengan menyetujui ajakan kerja sama itu.

Dorr....

Suara tembakan itu berhasil membuat para pengunjung bar lari tunggang-langgang keluar dari sana.

Namun Louis hanya santai menyeruput minumannya di temani oleh Jhon di samping nya.

Ia sudah membuat perjanjian dengan barra untuk tidak membawa pengawal karena ini adalah sebuah pertemuan kerja sama .

Louis menyanggupi nya ,ia hanya membawa Jhon dengan alasan dialah orang kepercayaan nya yang membantu nya menangani masalah perusahaan.

" Wah tuan Louis ,anda benar-benar bernyali ya ,tak gentar sedikitpun meskipun nyawa mu sekarang di pertaruhkan"

Louis menarik ujung bibir nya lalu membuang sisa putung rokok yang ada di sela-sela jemarinya.

Isi bar yang tadinya rame dengan para pengunjung yang asik meliuk-liuk kan badannya serta hingar bingar musik yang memekakkan telinga kini telah senyap.

seiring dengan bertambah banyaknya pasukan barra dan dafhin yang berbondong-bondong memasuki bar dengan persenjataan lengkap dan tertodong ke arah nya.

" Dafhin ! Apakah anda terlalu putus asa dengan kualitas perusahaan anda yang jauh di bawah perusahaan milik saya ? Sehingga anda tak sabar dan berniat membunuh saya ?"

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang