bab 61

1.3K 23 8
                                    

Louis menghela napas lega dengan senyum tipis di bibirnya saat melihat gadis yang ia cintai tengah berdiri menatap bunga tulip yang ada di taman pribadi nya.

Ia melepas jaket nya seraya berjalan mendekati gadis itu , menutup tubuh mungil itu dengan jaket nya ,lalu melingkar kan tangan nya pada perut rata Anin seraya mengecup mesra pipi nya,menempelkan pipinya pada pipi anin lalu menggosoknya perlahan , merasakan kelembutan pipi favoritnya.

Louis tak menyadari jika Anin sedang menatap kosong ke arah bunga tulip dengan genangan air mata yang siap terjun bebas.

Ia pikir Anin tengah menemani Brian tidur seperti yang gadis itu lakukan dua Minggu terakhir ini ,bahkan ia hampir menyesal karena membawa Brian ke rumahnya, harusnya ia ajak aja Anin ke rumah sakit tempat Brian di rawat , bukan malah membawa anak itu pulang ke mansionnya  ,jadi ia tidak harus merasa seperti sedang di selingkuhi oleh Anin.

Dan ternyata gadis itu sedang melakukan kebiasaan anehnya dengan memelototi bunga tulip seakan takut bunga itu melarikan diri dari sana , yang bikin geleng-geleng kepala kali ini gadis itu melakukan nya di saat semua orang tengah terlelap di buai oleh mimpi.

Tadinya ia sempat was-was saat tak menemukan gadis itu di kamar Brian atau pun di kamar nya , ia takut kalau gadis itu kembali di culik seperti waktu itu.

" Anin are you oke ?" Ia segera menjauhkan pipi nya dari pipi gadis itu ketika merasakan pipinya basah.

Melepaskan pelukannya lalu berpindah posisi ke depan gadis itu , menatap wajah sembab itu dengan khawatir.

" Ayo menikah " kata gadis itu dengan suara parau tanpa memalingkan wajah kepadanya.

" Hah ?" Ia terkejut, bukannya tak mendengar kata-kata Anin tapi ia lebih ke tidak mempercayai pendengaran nya.

" Ayo kita menikah " Anin menatap nya dengan tatapan penuh luka , kini suaranya terdengar lebih jelas .

" Kenapa tiba-tiba?" Tanyanya bingung.

Anin tergelak tanpa suara , tapi airmata nya semakin deras membanjiri pipinya.

" Aku yakin kamu pasti tidak mau "

" Hey kenapa ? Apa ada yang menganggu pikiran mu saat ini ? " Ia mengusap airmata Anin dengan lembut ,tapi jauh di lubuk hati nya ia merasakan kekhawatiran yang luar biasa.

Entah kenapa Anin tiba-tiba meminta hal sangat di takutinya.

" Sungguh aku tidak apa-apa, aku hanya ingin kita menikah " gadis itu menatap matanya dengan tatapan yang sulit ia artikan.

Louis membuang pandangan ke sembarang arah , menghindari tatapan memohon gadis itu , ia sama sekali tidak menyangka gadis itu meminta nya dengan tiba-tiba,di saat ia sedang berjuang melenyapkan trauma nya dan mempersiapkan dirinya jika Anin sewaktu-waktu meminta pernikahan kepada nya ,tapi kenapa secepat ini ?di saat Ia masih belum mendapatkan kepercayaan dirinya.

" Anin aku.."

" Pasti tidak mau ya ? " Potong gadis itu cepat ,suara nya pecah di iringi dengan suara tangisan lirih nya.

Ia merengkuh tubuh mungil itu tapi Anin memberontak dan mendorong nya menjauh.

" Aku sudah tau semuanya"

" Tau apa ?" Pekiknya tertahan .

" Se..selama ini kamu pura-pura mencintai ku kan ? Kamu hanya tidak ingin aku merasa sendiri karena selain kamu ingin balas Budi kebaikan ayah dan bunda kamu juga.." Anin menggantungkan ucapannya, ia menutup wajahnya , menangis sesenggukan hingga pundaknya bergetar hebat.

Louis menggelengkan kepalanya kuat , ia sesak melihat gadis nya menangis seperti itu , sebenarnya apa yang terjadi ? Kenapa tiba-tiba Anin mempunyai pikiran seperti itu.

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang