bab 47

1.6K 25 1
                                    

" Hera apa kau melihat Anin ?" Tanya pria itu panik , ia begitu trauma karena Anin selalu keluar diam-diam dan berakhir membuatnya nyaris kehilangan nya.

" Nona ada di kolam renang tuan " Gavin melangkahkan kakinya menuju kolam renang ,dan ia dapat menghembuskan napas lega saat melihat anin tengah duduk di tepian kolam.

Perkembangan kondisi Anin akhir-akhir ini sangat bagus , tapi tentu saja semua itu tak luput dari ketelatenannya dalam mengurus gadis keras kepala itu.

" Anin " sapa nya membuat gadis itu mendongakkan kepalanya,mata nya mengerjap pelan membuat jantung pria itu semakin berdebar-debar di buatnya.

" Kau sedang apa ?" Gavin ikut bergabung dengan Anin ,ia menjatuhkan pantatnya dan merendam kakinya ke dalam kolam.

" Tidak ada ,hanya duduk-duduk saja "

" Kau tidak berenang " anin menggelengkan kepalanya.

" Belum , aku masih mengumpulkan niat untuk itu " Gavin tersenyum tipis .

" Gavin " lirih gadis itu.

" Iya ?"

" Gavin mereka bilang ada yang menginginkan ku pindah dari negara ini "

" Mereka ?" Gavin mengerutkan keningnya,belum konek dengan maksud Anin.

" Iya, penculik yang kau bunuh waktu itu bilang ,kalau nyonya mereka menginginkan aku pindah dari negara ini "

Gavin terdiam , ia menunggu kelanjutan ucapan Anin saat melihat gadis seperti mengumpulkan niat untuk melanjutkan kalimatnya.

" Gavin , sebenarnya siapa yang menginginkan ku pergi dari tanah kelahiran ku sendiri ? Apa salah ku sehingga keberadaan ku mengusik nya "

Gavin masih diam , ia mencoba memilih kalimat yang tepat untuk menanggapi pertanyaan Anin.

Ia kira gadis itu sudah melupakan insiden waktu itu ,karena Anin sama sekali tidak pernah menyinggung nya ,tapi ternyata Anin masih penasaran dan memilih bertanya padanya ketika jasmaninya sudah benar-benar sehat.

" Aku kira itu hanya orang iseng aja Anin , kamu tau kan negara ini tingkat kriminalitas nya lumayan tinggi , itulah kenapa aku selalu melarang mu pergi kemana-mana sendirian "

Anin menghela napas pelan.

" Tapi dari dulu aku baik-baik saja kok ,kenapa baru sekarang semua ini terjadi kepadaku "

Gavin mengangkat tangannya hendak mengusap rambut Anin , namun ia urungkan karena takut kalau gadis itu nggak nyaman .

Rupanya tindakan nya itu mendapat notice dari Anin , Anin memperhatikan tangannya yang masih terangkat di atas kepalanya.

" Boleh ?" Tanya nya meminta persetujuan Anin ,gadis itu mengangguk kan kepalanya membuat Gavin bersorak dalam hati , di usap nya dengan lembut rambut panjang dan halus milik pujaan hatinya itu

" Nggak usah dipikirin Anin , akhir-akhir ini banyak motif kekerasan seksual yang menimpa gadis-gadis polos seperti mu" terdengar helaan napas kasar gadis itu , Anin melirik sengit ke arahnya.

" Perlu di garis bawahi Gavin , aku bukan gadis polos you know?" Mendengar itu Gavin tergelak ,membuat Anin memanyunkan bibirnya

" Sebenarnya aku ingin melupakannya,tapi aku nggak bisa "

" Kamu ingin melupakannya?" Anin menganggukkan kepalanya.

" Kalau begitu kamu siap-siap sekarang,setelah itu kita pergi " ia menyambar tangan Anin , membimbing nya untuk bangkit dari posisinya.

" Kemana ?" Anin menahan tangannya, mata nya mengerjap meminta jawaban dari nya ,cute sekali.

" Kamu akan tau nanti "

Mafia Posesif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang