part 36

875 22 4
                                    

HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN
-
-
-
-
-

sedangkan lain tempat ada adriane memperlihatkan wajah datarnya yang sedang memandang banyak orang yang ada ditanam dan memusatkan pandangannya kearah seorang anak kecil yang berumur sekitar 7 tahun yang sedang menangis sendiri membuat sang gadis tersebut melangkah kesana.

"Hay" sapa adriane dengan intonasi yang terkenal dingin tapi memperlihatkan jiwa kasih sayang membuat sang anak tersebut memandang kearah adriane.

"Nama kamu siapa" tanya adriane lalu duduk di samping gadis mungil di sampingnya.

"Nama aku rara" jawab anak tersebut sambil nangis membuat adriane tersenyum tipis.

"Kamu sama siapa kesini"

"Tadi sama abang, tapi sekarang enggak tau kemana" balas rara dengan sesegunya membuat adriane mengelus kepala anak tersebut.

Adriane terdiam sejenak. "Dipikir-pikir lumayan organ dalam anak ini"__batin adriane. "Sialan, pikiran buruk apa yang gue pikirkan, anak ini tidak mempunyai kesalahan bahkan mukanya masih polos"___lanjut adriane.

Rara terus saja mengeluarkan isak tangisnya membuat adriane tersadar dengan pikiran nya, "jangan nangis nanti cantik hilang" bujuk adriane.

Rara mendongak menatap wajah cantik milik adriane, seakan tatapan teduh milik wanita psikopat itu berhasil membuatnya mulai tenang sehingga menghapus jejak air mata yang mengalir di pipinya.

"Nama kakak siapa" tanya rara.

"Adriane, panggil kak adri aja ya" titah adriane membuat gadis kecil itu mengangguk.

"Nama yang cantik seperti orangnya" puji rara membuat adriane tersenyum kecil. "Kakak anter pulang, rumahnya dimana"tanya adriane membuat rara diam.

Keterdiaman rara berhasil membuat adriane mengerutkan keningnya bingung "Aku lupa kak soalnya jarang keluar" ucap rara membuat adriane yang mendengar itu melengo tidak percaya.

"Enggak salah gue jual anak, atau gue adopsi sebagai babu gue"__ batin adriane semakin kesana semakin ngelantur.

"Rara, kau ngapain" tanya seseorang pemuda yang baru saja datang.

Kedua gadis tersebut menoleh hal pertama yang mereka lihat adalah wajah angkasa membuat adriane berdiri diikuti rara yang lansung memeluk angkasa sehingga suara Isak kembali terdengar.

"ABANG KENAPA TINGGALIN RARA!!" pekik rara dengan air mata yang mengalir.


Angkasa gelapan "Tadi abang suruh tunggu kan" balas mengangkat mengangkat tubuh rara dan menggendongnya ala koala lalu melangkah kearah adriane.

"Anak mu" tanya adriane membuat angkasa menatap datar mendengar pertanyaan yang di lontarkan adriane.

"Sepupu, kalau ngomong enggak usah seperti orang enggak waras" kesal angkasa.

Adriane menatap datar, "Lo yang tidak waras, tinggalin anak kecil sendirian, kau tau setiap tahunnya banyaknya kasus penculikan anak di bawah umur bahkan mereka hanya mengirimkan badan korban tanpa organ dalam" tanya adriane dingin.

Amza (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang