HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.
.Kehidupan gadis penuh dengan drama tersebut seakan mulai terguncang, membuatnya menumpukkan kepalanya tepat di meja di depan. Alfareza baru saja datang dengan satu mapan yang berisi makanan.
"Kenapa lagi sakit, kalau sakit kita periksa ke dokter" tawar alfareza sehingga amora duduk tegak lalu menggeleng kecil.
"Mungkin karna kurang nya tidur membuat ku pusing, gue cuma butuh istirahat" tolak amora membuat alfareza menaruhkan mapan yang iya bawa.
Alfareza duduk di samping amora sehingga sang empun menatap kearah alfareza dengan tatapan sulit di artikan.
"Lo aneh tapi gue suka" balas alfareza menyuapi amora dengan makanan sehingga sang empun hanya menerima nya.
Amora santai mengunyah makanan nya sehingga menatap kearah luar jendela. "Seandainya langit itu adalah diri ku, betapa tenangnya kehidupan gue" gumam amora membuat alfareza mengacak rambut nya pelan.
"Hai, gue disini siap menjadi ketenangan lo, ceritakan apa masalah mu biar ku bantu jika gue bisa" pinta alfareza dengan tersenyum simpul membuat amora tersenyum tipis.
"Bukan nya tenang, gue malah stres" ketus amora mendatarkan mukanya sehingga alfareza tertawa.
"Baru stres, belum gila kan" balas santai alfareza sehingga membuat amora berdecak kesal.
***
Amora menatap kearah luar mobil membuat alfareza hanya sesekali melihat kearahnya, sesuai dengan ucapan setelah makan alfareza mengajak untuk amora pulang.
"Lo enggak mau mampir ke warung untuk beli sesuatu" tanya alfareza membuat amora menatap kearah sang empun.
"Gue enggak yakin bisa keluar dengan penampilan seperti ini" jawab amora sehingga berhasil membuat alfareza terkekeh.
"CK, malu nih ceritanya" gurau alfareza.
Amora tidak menghiraukan alfareza sehingga alfareza hanya fokus kejalan raya yang cukup dengan pengendara yang berlalu lalang. Lama di dalam mobil akhirnya kedua nya sampai di kediaman keluarga smist sehingga amora turun.
Amora mengedarkan pandangannya sehingga menatap ada dua motor sport yang di parkir di halaman rumahnya, "seperti nya angkasa sama alvano lagi ada disini, Lo enggak mampir" tawar amora sehingga alfareza menatap kearah perkaraan tersebut dan benar saja.
Alfareza mengangguk sehingga amora mendahului dirinya membuat alfareza mengikuti nya dari belakang, sudah terdengar jelas dari beberapa meter suara canda dan tawa pemuda yang ada di dalam rumah tersebut kian terdengar.
"Tumben mereka ngumpul disini" ucap alfareza.
"Mungkin lagi mau bahas sesuatu, tapi lo nya aja yang enggak pernah buka ponsel" balas amora sehingga membuat alfareza mengangguk ada benarnya juga jika iya seharian jarang memegang ponselnya.
Kedatangan alfareza di kehidupan nya membuatnya mulai berubah, yang biasanya hanya di markas sekarang sudah berbanding balik, sering nya datang ke keluarga smist membuat sesekali anggotanya ikut kumpul disana.
Amora membuka pintu dengan beberapa bodyguard yang anteng disana membuat kaki jenjangnya melangkah tanpa suara. "Malam" sapa amora membuat ke-empat pemuda yang ada disana menoleh kearah dua manusia yang berbeda gender tersebut.
Seakan tatapan empat nya menatap diri amora dari atas sampai bawah berhasil membuat amora risih dengan tatapan mereka. "Kenapa ada yang salah di gue" tanya amora sinis membuat ke-empat nya terdiam sejenak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amza (END)
Romance[SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU OKAY] Amora quenara Albertina smist Nama yang cantik bukan seperti wajahnya "cantik" tapi beda dengan seperti sifatnya iblis. Amora/Queen mempunyai sifat dingin, datar, bodo amat, cuek...