part 51

766 28 0
                                    

HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.
.

Sesaat perjalanan yang tidak berdrama akhirnya amora sampai di kediaman nya membuat Lewis hanya menatap dari dalam mobil. Mata keduanya tertuju tepat di beberapa mobil yang sudah ada disana, mereka jika itu adalah tuan liam Jhon smits sang mantan ketua black angel.

"Mampir" tawar Amora membuat Lewis menggaruk tengkuknya.

"Maaf queen, bukan tidak mau namun saya mau belum siap bertemu dengan tuan liam karna tugas yang kau berikan belum tuntas takut-takut nanti tugas saya nambah" tolak halus Lewis membuat Amora tersenyum tipis, bukan halus lagi namun itu sudah terkesan jika Lewis malas dengan tugasnya.

"Gue laporin ucapan lo" gurau amora membuat Lewis hanya terkekeh. "Baik lah gue pergi" pamit nya dengan senyum simpul.

"Hati-hati di jalan, jika ada kendala kasih kabar saya" peringat amora membuat Lewis mengangguk lalu meninggalkan kediaman keluarga smist.

Amora menatap tepat kebangun megah di depan, rasa bosan menghantuinya, amora sangat malas dengan drama keluarganya kurang bermanfaat bagi nya.

Suara bariton terdengar keras sampai luar, amora dapat mengenali suara tersebut yang di keluarkan lewat bibir sang tua mantan ketua black angel yaitu tuan liam Jhon smits, laki-laki tua yang sudah di kenal dengan kekayaan melimpah.

"RENCANA BUSUK APA YANG KALIAN PAKAI, KALIAN KIRA CUCU KU AKAN SENANG DENGAN TINGKAH DAN UCAPAN BUSUK KALIAN" bentak nya dari dalam mansion sudah terdengar jelas.

"Sudah, jangan memperpanjang masalah" lerai sang istri membuat laki-laki tua tersebut menghembuskan nafas kesal.

"Diam maria, saya benci dengan mereka" ucap Liam dengan nada dingin.

"Kita selesai dengan baik-baik, jangan marah-marah" saran Maria dengan pelan takut sang suami akan terbawa amarah. "Kau marah-marah juga tiada guna, it's okay kau marah karna perilaku mereka ke amora tapi sadar aku juga marah sama mereka tapi usahakan selesaikan dengan baik-baik".

"Saya setuju" balas amora yang mendengar semuanya.

Amora menatap mereka dengan tatapan datar membuat Liam menoleh menatap nanar sang cucu kebanggaan nya. "Sejak kapan kau ada disini" gumam arthur kaget.

"Amora" ucap liam dan lansung berdiri merentangkan tangannya seakan meminta untuk memeluknya. Amora yang mengerti pun berjalan cukup cepat dan lansung menubruk tubuh kekar tersebut.

"Sejak kapan, kau dari mana saja" tanya Liam dengan berlagak marah sehingga amora terkekeh kecil.

"Astaga baru pulang sudah cerewet saja, saya cuma mengurus beberapa masalah" jawab Amora. "Masalah apa, muka mu tidak pernah terlihat ada masalah kenapa sekarang seakan kau terbebani dengan masalah, cerita dengan saya".

"Masalah ini cuma amora yang punya sangkutan, jangan terbawa ucapan ku jadi tenang lah" peringat amora.

"Masalah mu adalah masalah ku, jadi jangan berniat menyembunyikan satu pun dari ku" lantah Liam tidak terima dengan ucapan amora.

Amora hanya tidak peduli dengan ucapan sang kakek namun lebih memilih untuk berpindah ke Maria lalu memberi kecupan tipis tepat kearah kedua pipi Maria tidak lupa untuk memeluk sang empun dengan penuh kasih sayang.

Amza (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang