part 44

636 21 0
                                    

HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.
.
.

Amora pun mengambil belati yang tertancap disofa dan mengelus ujungnya

"Tajam juga"Guam Amora menatap kearah alfareza yang membeku ditempat

"Sini"titah Amora membuat alfareza tersandar dan melangkah berjalan kearah Amora

"Mau ngapain sayang"tanya alfareza gugup membuat amora menahan tawanya

"Mau ngasih hukuman"jawab amora membuat alfareza semakin gugup

"Hukuman ap_a queen"tanya alfareza dengan wajah yang memerah

"Nih"tunjuk Amora menghadap kearah perut alfareza membuat sang empun menatap tidak percaya

"Queen"rengek alfareza membuat Amira menatap datar

"Tanggung sini mau dimaafin kan"tanya Amora membuat alfareza mengangguk lesu

"Angkat"titah Amora membuat alfareza menurut saja mengakar baju kaos oblong berwarna putih sehingga terpampang jelas perut six pack nya membuat Amora menengguk salipan nya susah payah

Sedangkan alfareza menutup matanya karna Amora sedikit memajukan tubuhnya membuat alfareza memejamkan matanya erat

Amora yang memandang kearah alfareza yang menetap matanya membuat ide jahil Munjul dibenaknya membuatnya tersenyum

"Kenapa merem"tanya Amora membuat alfareza membuka matanya sebelah

"Enggak udah dibuka"jawab alfareza membuka matanya

"Oh"ucap Amora dan mulai memajukan tangannya membuat alfareza memegang pundak Amora membuat sang empun menahan tawanya

Amora melanjutkan aksinya dengan alfareza menutup matanya membuat Amora melepas belati yang iya pegang Tampa disandari oleh alfareza dan memegang perut alfareza membuat sang empun merasakan tangan lembut dan dingin yang mempel diperutnya membuat Alfareza membuka matanya dengan nafas tercekat

"Nafas"titah Amora membuat alfareza membuang nafasnya bahkan jagun alfareza naik turun akibat Amora mengelus perutnya membuat sang empun berusaha untuk tidak bergerak

"Sayang"ucap alfareza dengan suara parau

"Kenapa"tanya Amora memandang wajah alfareza Tampa memindahkan tangannya

"Gak tahan"jawab alfareza lirih membuat Amora lansung memindahkan tangannya membuat alfareza melemas bahkan nafas nya sampai ngos ngosan seperti di kejar setan

"Gw masih normal sayang"batin alfareza tertekan

"Mampus"jawab Amora

"Huh huh tersiksa"ucap alfareza mengatur nafas nya

"Belum seberapa apa yang aku rasakan"jawab ketus Amora membuat alfareza memandang wajah Amora

"Maaf"ujar lirih alfareza

"Untung sayang"beo amora kesal akibat ingin sekali tidak memaafkan alfareza tapi terhalang oleh rasa sayangnya terlalu tinggi

Amza (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang