part 58

982 29 0
                                    

HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN
.
.
.
.
.

Saat ini alfareza dan yang lain sudah berkumpul diruang tamu membuat suasana malam menjadi lumayan ramai. Dari ramainya di perjalan alfareza harus juga mendengar keributan teman-teman nya.

"Reza kenapa, dari tadi diam mulu" tanya jesi membawanya segelas jus jeruk lalu memberikannya kepada alfareza.

Bukannya menjawab alfareza lebih memilih untuk lansung meminum jus tersebut sehingga habis setengah. Jesi bingung dengan pemuda tersebut namun tidak mau ambil pusing iya lebih memilih untuk duduk.

Aruna menatap sang putra dengan seksama. "Malam ini sangat ramai bahkan di jalan aja kita harus melewati macetnya kota" ucap aruna membuat jesi menatap kearah sang teman.

"Iya kah, astaga pantas saja Reza datangnya telat" balas jesi membuat aruna mengangguk. "Mungkin karna itu iya malas untuk berbicara".

"Papa mana" tanya alfareza mengeluarkan suaranya.

"Pergi tadi sama Arthur, mungkin lagi bahas bisnis atau bagaimana mana" jawab aruna.

Alfareza berdeham singkat lalu memainkan ponselnya bahkan tidak peduli dengan suara teman-teman nya. "Reza, boleh momy minta tolong" tanya jesi.

Alfareza menatap kearah jesi sehingga mengangguk. "Ambilkan momy ponsel di kamar" pinta jesi. "Dimana" tanya alfareza.

"Di meja, soal nya mau tanya masalah amora di grandpa" jawab jesi membuat alfareza meninggal kan mereka.
Alfareza berjalan menatap dengan tatapan datar.

Namun harus terhenti dengan samar-samar suara Maria terdengar bahkan suara seakan marah, bingung melanda seketika, jiwa penasaran seakan meloncat keluar alfareza berjalan di iringi samar-samar suara Maria mulai terdengar jelas ditelinga.

"Darga, kau mengetahuinya sedari dulu tentang masalah ini bukan" tanya Maria sudah terdengar jelas di telinga alfareza sehingga sang empun mengerutkan keningnya.

"Saya memang mengetahui nya, nonya Maria bahkan dulu saya sendiri yang menyerahkan amora kepada mu" balas darga.

"Saya mau kau mengungkapkan semua nya" pinta Maria dingin membuat darga berdeham singkat.

Alfareza sangat bingung dengan pembicaraan yang iya dengar, "terus bagaimana dengan ku" suara Arthur mulai terdengar.

"Kau minta maaf ke anak mu, jika kau tidak bisa minta maaf lewat pembicaraan sujud di depan nya" cibir Maria keluar dari ruang.

Kaget, alfareza yang berada di luar kaget begitu pula dengan Maria. "Ada apa, kenapa kau berada di sini" tanya dingin Maria membuat alfareza seakan gugup.

Arthur dan darga keluar sehingga bingung dengan keberadaan alfareza. "Kenapa ada disini" tanya darga.

"Ambil ponsel tante jesi" jawab alfareza singkat.

"Kembali" pinta darga dingin sehingga alfareza menatap datar. "Saya di suruh ambil bukan disuruh maling" balas alfareza meninggal mereka bertiga dengan helaan nafas.

***

Langit malam seketika berubah menjadi siang hari, amora menatap pemandangan dari atas pesawat dengan tatapan teduh membuat Erland yang berada di samping nya hanya menatapnya dengan intens.

Amza (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang