HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN-
-
-
-
-Tatapan seakan ditajamkan seketika urat-urat lehernya yang mulai kelihatan sudah di tebak jika saat ini amarah kenzo sudah tidak bisa terbendung lagi. Jesi bingung dengan tingkah kenzo yang seakan-akan aneh.
"Kenapa ada masalah" tanya jesi membuat kenzo menatap kearah kenzi sehingga was-was takut-takut jika dia yang membuat kenzo marah.
"Bukan gue yang membuat mu marah kan" tanya kenzi mulai mundur beberapa langkah.
Kenzo membuang nafas kasar menetralkan wajahnya. "Kita butuh mengurus tabrak lari ini" ucap kenzo membuat kenzi mengangguk ragu.
"Jangan bilang ini semua bersangkutan dengan geng kalian" tanya dingin arthur membuat keduanya terdiam.
"Stop melakukan nya jika hanya melukai orang terdekat kalian" ucap arthur dingin membuat amora melepas pelukannya lalu ikut menatap kedua saudaranya.
"Atau butuh dedy sendiri yang merusak semuanya" ancam arthur membuat keduanya menggeleng.
"Maaf kan kami berdua ded" ucap kenzo membuat arthur hanya menghela nafas.
"Kalian pergi lah urus semuanya" ucap jesi membuat keduanya mengangguk.
Akhirnya keduanya pergi dari ruangan tersebut membuat hanya ada tersisa arthur, jesi dan amora. "Kenapa ada yang dibutuhkan" tanya arthur membuat amora menggelengkan kepalanya.
"Boleh kabarin adriane untuk datang kesini ded" pinta amora membuat arthur mengangguk.
Arthur menelpon adriane untuk datang kerumah sakit jelas iya memakai ponsel milik amora yang mempunyai layar retak mungkin akibat tabrakan itu. Setelah selesai amora hanya diam membuat Keduanya hanya menatap amora dengan tatapan yang sulit diartikan.
35 menit berlalu dengan cepat adriane sudah menghadap dengan amora yang terdiam. "Adriane nya sudah ada Disni kok cuma diam dari tadi" ucap jesi.
"Mungkin mau ngomong empat mata" ucap arthur membuat adriane hanya diam.
"Ya sudah kami keluar ya sayang kalau butuh bantuan tinggal panggil" pinta jesi membuat amora mengangguk.
Keduanya pergi dari ruangan tersebut amora menatap adriane yang menatap datar. "Kenapa ada masalah" tanya adriane.
"Gue enggak bisa di rumah sakit terus seperti ini" ucap amora membuat sang empun terdiam.
"Dia seakan datang menghantui gue" keluh amora yang menumpu kepalanya dengan cara lutut yang di tekuk lalu tangan sudah siap siaga memapah kepalanya.
"Terus lo saat ini mau apa" tanya adriane bingung harus bagaimana menghadapi ketuanya. "Enggak mungkin kan lo keluar rumah sakit dengan keadaan begini" lanjut adriane.
"Ingat ra, masa lalu lo itu jangan di jadikan sejarah usahakan lepaskan semuanya" peringat adriane membuat amora diam.
"Masa lalu jangan dikenang anggap semuanya hanya laluan angin" lanjut adriane.
"Tapi lo enggak ngerasain bagaimana rasanya jadi gue" keluh amora pelan.
Adriane terdiam memang dia biasa dengan curhatan sang ketua, sudah biasa melihatnya lemah namun terlihat kuat. Mencoba menasehati namun hanya satu jawaban yang iya dapat (tapi lo enggak ngerasain bagaimana rasanya jadi gue) hal itu sudah keberapa kali iya dengar dari mulut milik amora.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amza (END)
Roman d'amour[SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU OKAY] Amora quenara Albertina smist Nama yang cantik bukan seperti wajahnya "cantik" tapi beda dengan seperti sifatnya iblis. Amora/Queen mempunyai sifat dingin, datar, bodo amat, cuek...