11. Ikatan sakral

282 10 0
                                    

Dalam hidup, kamu akan selalu
Menemui hal yang tidak terduga
Entah itu dalam pertemuan
Maupun perpisahan.

•••

Sayup-sayup Haidar mendengar suara adzan subuh.
Ia kemudian berdiri, mencoba mengetuk pintu namun sepertinya shafiya tidak bangun.
Ia memutuskan untuk mencari masjid atau mushalla.

Tepat pukul sepuluh shafiya terbangun, ia kemudian membersihkan dirinya. Membuka pintu depan ia kebingungan ketika tidak melihat Haidar. Ia pun cuek soal itu.

Dirinya kembali ke kamarnya. Kontrakan dengan dua ruangan yang terhubung. Kamar dan dapur.
Shafiya memilih untuk memakan roti yang ada di laci kamarnya.

Memikirkan nasib nya untuk kedepannya seperti apa. Atau bagaimana sekarang kabar papanya. Pasti sangat terkejut mendapati surat itu.

Sedangkan di luar sana Haidar baru saja membeli makanan dengan porsi yang banyak..
Serta mobilnya sudah di perbaiki. Ia kemudian mengarahkan mobilnya ke arah kontrakan Shafiya.

"Ternya udah bangun.." monolognya.
Ia masuk pandangan pertama yang dirinya lihat adalah shafiya yang asyik menonton tv dengan sebungkus roti di tangannya.

Tanpa permisi Haidar meletakkan makanan itu di depan shafiya. "Gue kira Lo udah pergi, ternyata belom" ucap shafiya

Ia lantas berdiri mengambil piring dan gelas
"Nih.." ucapnya menyodorkan nya ke arah Haidar.

Sedangkan shafiya duduk kembali melanjutkan nontonya.

Haidar mulai memindahkan nasi bungkus itu ke piringnya. Mulai menata lauk pauk juga di atasnya.
Haidar menoleh ke arah Shafiya seperti nya shafiya masih fokus pada acara di televisi itu.

Dengan terpaksa Haidar memencet repot dan layar tv sudah mati. "Ihh kok di matiin sih" kesalnya.
Shafiya hendak menoleh namun ia terkejut ketika melihat tangan Haidar yang sedang menyodorkan makanan itu.

"Makan aja.." tolak shafiya ia sengaja mendorong tangan Haidar.

"Makan, saya sudah beli makanan cukup untuk 3 orang." Ucap Haidar dengan tegas shafiya mendelik.

"Dih kok merintah, emang Lo siapa gue?" Tanya shafiya sepertinya ia lupa dengan peristiwa semalam.

"Kita harus memberi tahu orang tua tentang semalam. Kamu juga harus ikut. Kita sama-sama ngejelasin disana." Ucap Haidar

"Loh gila, gak gue gak mau ikut. Inget ya kita itu nikahnya polosan bjir. Gimana Lo masih mikir itu pernikahan yang bener." Ucap shafiya

"Tapi pernikan kita sah, dan perlu kamu tahu shafiya saya tidak akan pergi tanpa kamu. Itu artinya kamu akan tetap di samping saya." Ucap Haidar rupanya nasinya masih nyisa.

Ia memberikan sisanya ke shafiya.
Shafiya kembali menolak, Haidar tidak ambil pusing dirinya lantas masuk ke kamar yang ia yakini itu kamar Shafiyah.

Ia kemudian merebahkan dirinya di kasur kecil milik Shafiyah itu. "Elo ngapain pergi gak?" Usir Shafiya. Ia sengaja menarik kaki Haidar. Namun Haidar enggan untuk bangun. "Saya capek Shaf, bisa tolong diam?" Ucap Haidar dengan nada yang tegas.
Mendengar hal itu Shafiyah semakin sebal.

Ia dengan sengaja kembali menarik kaki Haidar, mau tak mau Haidar terjatuh dari kasur empuk milik Shafiyah. "Udah deh Lo itu harusnya balik, lagian Lo gak akan bisa seenaknya ngatur gue. Lo tahu apa tentang gue."

Munajat Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang