38. Zulfa dan kisahnya

307 9 2
                                    

Shafiya terbangun dari tidur nya. Ia melihat ke ruangan yang ada di kamar Haidar. Kamar itu adalah ruang belajarnya. Namun ruangan itu terang benderang seolah ada orang lain yang beraktivitas di dalamnya.

Shafiya turun perlahan dari ranjangnya. Ia berjalan ke arah ruangan itu. Di sela pintu Shafiya dapat melihat sisi lain dari Haidar. Masih dengan rokoknya dan segelas kopi di tangannya. Namun kali ini penampilan nya sedikit berbeda. Lengan bajunya yang di lipat sampai sikunya. Serta dua kancing teratas nya dibiarkan terbuka begitu saja. Jika di perhatikan lebih jelas tangan Haidar penuh dengan cat warna.

Shafiya dengan pelan masuk ke dalam ruangan itu. Kanvas dengan ukuran yang cukup besar itu terdapat lukisan seorang perempuan yang cukup cantik. Haidar terus mengarahkan kuasnya. Perlahan bibir gadis itu terbentuk, Haidar begitu fokus pada kegiatannya. Sehingga dirinya tidak menyadari ada orang lain yang melihat aksinya itu.

Haidar terus melukis wajah cantik itu. Hingga di sentuhan terakhirnya Haidar menambahkan kain berwarna putih transparan di wajah cantik itu. Shafiya bertanya-tanya siapa pemilik wajah cantik itu. Bahkan lewat lukisan itu dapat Shafiya simpulkan. Gadis yang ada di lukisan milik Haidar adalah gadis yang mungkin membuat Haidar terjebak dalam cinta.

Shafiya membukukan badannya.
"Apa dia orangnya Gus, orang yang membuat Gus jatuh cinta." Bisik Shafiya pelan, ia sengaja meniup kuping Haidar.

Haidar menoleh dan sedetik kemudian wajah penuh keterkejutan itu berubah menjadi ekspresi yang begitu dingin.

"Sejak kapan kamu ada disini" tanya Haidar dengan tatapan yang tajam itu. Aura mengintimidasi yang Haidar hadirkan, membuat Shafiya terkekeh pelan.

"Hah... Dia cukup cantik. Ah lihatlah ini, wahh bahkan matanya bersinar. Mungkinkah..." Sebelum Shafiya meneruskan ucapannya Haidar menarik tangan Shafiya dengan kasar.

"Jangan menyentuhnya, kau bisa merusaknya." Ucap Haidar

Shafiya semakin melebarkan senyumnya. "Bagaimana jika perempuan itu kembali pada Gus, apa Gus akan menghampiri nya. Lalu memohon padanya untuk selalu ada di samping Gus?" Tanya Shafiya

Dapat ia lihat urat-urat leher Haidar itu mulai mengeras. "Jangan terlalu emosi Gus, tenanglah" Shafiya mengusap leher Haidar itu.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Haidar Haidar bahkan menahan tangan Shafiya seolah memberi peringatan untuk tidak mengusap lehernya kembali.

Namun tindakan dari Shafiya membuat Haidar tersenyum. "Apa kamu ingin mengambil tantangan yang sebelumnya saya berikan?" Tanya Haidar. Kini bahkan Haidar menjatuhkan kuasnya. Lalu memeluk pinggang Shafiya.

"Entahlah, melihat tatapan Gus yang penuh obsesi itu membuat saya tertarik." Ucap Shafiya pelan bahkan ia dengan sengaja memainkan kancing Haidar itu.

"Namanya Zulfa, gadis bercadar yang saya sukai sejak di bangku SMA. Kami pernah menghabiskan kebersamaan untuk waktu yang cukup lama.." Haidar melihat ke arah shafiya dapat dirinya lihat Shafiya memandangnya penuh dengan ketenangan.

"Tapi gadis itu memilih untuk pergi dari saya..."sambung Haidar

Setelah cukup lama Shafiya memainkan kancing milik Haidar. Ia pun bersuara "lalu dari mana Gus tahu wajah itu adalah milik dari Zulfa. Bukankah dia bercadar?" Tanya Shafiya penasaran.

"Dia pernah membuka cadarnya tanpa dia tahu ada saya yang melihatnya."

Shafiya mendorong pelan bahu Haidar. Dirinya lantas duduk di meja yang ada disana. "Bagaimana jika Gus melukis saya. Alih-alih menggambar nya yang jelas-jelas akan membangkitkan pikiran liar Gus mengapa tidak menggambar saya saja. Ohh iya sebentar...." Shafiya dengan lihat berpose layaknya model itu. Tentu saja dirinya paham betul dengan pemotretan bahkan posisi yang bagus itu bagaimana. Jangan lupakan bahwa dirinya anak malam dengan seribu prestasinya. Meskipun kebanyakan orang menilainya sebagai gadis yang nakal pada masanya.

Munajat Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang