Thank you yang udah comment dan vote di bab sebelumnya!
Tapi kok komennya pada jahat2 sih sama Alan?
Kan kasiaaan... 🥺🥺Harusnya lebih kejam lagi 🤪😂
~
5 Hari yang Lalu...
Sejak semalam, Runa belum juga keluar kamar. Ia hanya berbaring sepanjang waktu di salah satu kamar tamu di rumah Tante Soraya. Sesekali Tante Soraya membawakannya makanan ke dalam kamar yang hanya disentuhnya sedikit.
Ketika waktu sudah beranjak petang, seseorang mengetuk pintu beberapa kali. Namun karena tidak ada jawaban dari Runa, pintu pun dibuka begitu saja. Seseorang masuk ke dalam dan mendapati Runa dalam posisi berbaring ke samping dengan tatapan mata yang kosong.
"Runa..."
Runa yang baru menyadari kehadiran Kak Rio tidak banyak bereaksi. Ia tidak peduli jika kakak sepupunya itu bisa melihat kondisinya yang menyedihkan seperti ini.
"Kok di kamar aja sih, Na? Keluar dong, jangan hibernasi mulu. Beruang Kutub aja kalah," canda Rio yang berusaha menghiburnya. Ia telah menduduki pinggiran tempat tidur, tepat di sebelah Runa.
"Kak, Runa udah bikin malu keluarga ya?" Akhirnya gadis itu bersuara. Namun dengan suara lirih.
Rio menghela napas berat. Perlahan ia menggapai kepala Runa dan mengelusnya dengan lembut. "Jangan diambil hati apa yang Om Arwin bilang. Runa tahu sendiri kan memang karakternya seperti itu."
Tidak ada sahutan. Gadis itu kembali diam dengan wajah sendu. Bagaimanapun orang lain berusaha menghiburnya, jiwa dan raganya sudah terlanjur hancur berantakan.
"Runa, Kak Rio nggak ngomong ke siapa-siapa soal kamu kerja di Adipa. Kok Om Arwin tiba-tiba bisa tahu ya?"
Runa hanya bisa menggeleng lemah. Lalu muncul sebuah nama di pikirannya yang mengirimnya sebuah pesan dua hari yang lalu.
'Congratulations on your new chapter in life, Runa Hariadi...'
Mungkinkah Alan di balik semuanya?
"Apa rencana Runa selanjutnya? Mau cari pekerjaan baru?"
Pertanyaan macam apa itu? pikir Runa dengan lirih. Dia baru kehilangan segalanya. Apa perlu dia membuat rencana setelah semua yang terjadi. Sungguh, dia belum siap untuk menghadapi dunia luar. Tidak ada yang bisa menjamin ayahnya tidak akan menghalanginya lagi.
"Satya gimana? Dia bilang apa?" tanya Kak Rio tanpa aba-aba.
Mendengar nama itu disebut, membuat mood Runa kembali terjun bebas. Tiba-tiba ia terisak lalu bangkit dan memeluk Kak Rio dengan erat. Kak Rio pun gelagapan dan bingung dengan sikapnya.
"Runa kehilangan dia, Kak..." ucap Runa dengan lirih.
Dengan hati teriris, Kak Rio hanya bisa membiarkan Runa luruh memeluknya sambil tetap mengelus kepalanya dengan lembut, walaupun ia belum tahu apa yang sebetulnya terjadi di antara Runa dan Satya.
***
Hari ini...
Kak Rio kembali menemui Runa di kamarnya dengan wajah tegang.
"Ada apa dengan Alan? Dia yang memberitahu Om Arwin soal pekerjaan Runa di Adipa. Kenapa dia melakukan itu?" Ia baru saja mendapat laporan dari orang kepercayaannya. Rio memang penasaran bagaimana Om Arwin bisa mengetahui semuanya. Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Runa
ChickLitSeorang Runa Hariadi seharusnya menjalani hidup dengan begitu mudah dan serba mewah. Namun sesuai dengan sifatnya yang lembut tapi rebel, ia justru mengambil jalan hidup yang lebih sulit. Runa memilih untuk bekerja di sebuah perusahaan fast-moving c...