Kelam

8.5K 1.1K 37
                                    

Maapp lama gak update huhu T_T
Kalau udah lupa ceritanya bisa skimming bab2 sebelumnya ya. Selamat membaca!

*

RUNA

Pagi ini Jakarta sudah basah kuyup akibat hujan panjang semalaman. Setelah kencan seharian kemarin, jam 6 pagi tadi Satya mengabariku kalau dia sedang tidak enak badan.

Sebetulnya kami tidak ada janji bertemu hari ini, apalagi setelah aku mengatakan kepadanya kalau aku punya kencan buta malam nanti yang diatur oleh Tante Soraya. Tetapi karena khawatir dengan keadaannya, aku pun berinisiatif datang ke apartemennya, sekaligus membawakan bubur ketan hitam buatan Mama untuk sarapan dan sup ayam buatanku sendiri untuk makan siangnya.

"Surprise!"

Satya sempat terdiam ketika aku menghubunginya lewat buzzer dari lantai dasar apartemen.

"Runa?"

"Bukan. Natalie Portman," candaku.

Di ujung sana ia pun tertawa kecil. "Please come in, Miss Portman."

Akses pun terbuka dan hanya beberapa menit kemudian aku sudah berada di depan pintu apartemennya di lantai 30.

Satya langsung memelukku begitu ia membuka pintu. Namun bisa kurasakan badannya lebih hangat dari biasanya.

"I miss you so much," bisikku lembut.

"I miss you too, Runa."

Aku melepaskan pelukannya lalu menempelkan tanganku di dahinya yang ternyata memang lumayan panas. "Oke, sekarang kamu santai aja ya. Aku bawain makanan nih."

Senyumnya mengembang. Ia pun mempersilakanku untuk masuk ke dalam. Namun kulihat ada laptop yang menyala di ruang tengah. "Kamu lagi kerja?"

Satya pun salah tingkah. Sedangkan aku memasang wajah kecewa. "Kamu seharusnya istirahat, bukan malah kerja!"

"Tapi—"

"Orang sakit itu nggak boleh mikirin yang berat-berat, Satya. Kalau pun nggak tidur, ngapain kek... nonton TV, baca buku—"

Namun Satya malah mendekatiku dengan mimik serius.

"Yang Manager siapa sih? Kamu berani nyuruh-nyuruh atasan sendiri?"

Aku pun terdiam. Seketika aku merasa kami sedang berada di kantor. Dia sebagai bosku dan aku hanyalah kacung perusahaan yang seharusnya tidak boleh berbicara seenaknya.

Namun tidak berapa lama kemudian Satya malah terkekeh lalu mencubit hidungku dengan gemas. "Digituin aja langsung nervous."

Aku pun cemberut. "Habisnya aku punya Manager galak banget!"

"Pacar Manager-nya lebih galak lagi," ucapnya santai sambil menutup laptop dan menyingkirkannya ke dalam kamar.

Aku pun menaruh makanan-makanan yang aku bawa dari rumah ke atas meja, lalu membuka bubur ketan hitam untuk sarapan kami berdua.

"Yeay, disuapin," serunya begitu keluar dari kamar.

"Enak aja, siapa yang mau nyuapin!"

Namun seakan menelan ludah sendiri, entah bagaimana aku malah menyuapinya dengan senang hati. Padahal aku tahu dia masih sanggup makan sendiri.

Rahasia RunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang