SATYA
Tolong bilang sama gue kalau semua ini cuma mimpi.
Semuanya terjadi begitu cepat. Gue sempat mengira malam ini bakalan jadi malam yang indah karena gue bisa menghabiskan waktu berdua sama Runa walaupun kami terkunci di rooftop.
Gue senang karena akhirnya kami bisa baikan seperti sebelumnya, apalagi tadi pagi aja gue bahkan nggak tahu kalau dia ulang tahun. Kami sempat saling bercerita tentang berbagai hal, sampai gue akhirnya terlelap sambil meluk dia.
Tapi ketika gue terbangun karena mendengar dia sesak napas, detik itu juga gue menyesali semuanya. Gue panik luar biasa. Gue nggak pernah setakut ini sebelumnya.
Sampai dia tiba-tiba nggak sadarkan diri... badan gue terasa melayang dan waktu berhenti berputar. Rasanya gue mau menukarkan apapun yang gue punya supaya Runa bisa sadar lagi. Gue nggak pernah membayangkan hal seburuk ini bisa terjadi sama dia sebelumnya.
Untungnya tiba-tiba pintu rooftop terbuka dan gue lihat Aghni di sana dengan wajah bingung. Gue nggak tahu gimana ceritanya dia bisa datang, tapi gue nggak sempat mikirin itu. Dengan sekuat tenaga dan secepat mungkin gue membawa Runa ke rumah sakit terdekat. Sementara Aghni juga ngikutin gue tanpa banyak bertanya meskipun dia juga cemas luar biasa.
Di tangan gue Runa nggak bergerak sama sekali dan bibirnya juga membiru. Rasa lelah karena belum tidur semalaman sudah berganti dengan emosi negatif lainnya yang jauh lebih buruk dari sekadar lelah. Kalau Tuhan punya keinginan buat menyiksa gue, ini memang cara yang paling tepat. Karena selama perjalanan ke rumah sakit gue merasa benar-benar tersiksa.
Sekarang gue cuma bisa menunggu dengan pasrah di depan pintu ruangan UGD yang tertutup. Gue belum tahu bagaimana keadaannya sekarang tapi yang pasti gue takut setengah mati. Gue takut banget. Nggak ada yang bisa gue lakukan selain berdoa sambil berdiri dengan gelisah.
Mungkin gue nggak akan bisa memaafkan diri sendiri kalau Runa sampai kenapa-kenapa. Gue mulai memikirkan kesalahan apa yang gue udah buat dan apa yang mungkin seharusnya gue lakukan supaya dia nggak sampai sesak napas kayak gitu. Atau kalau gue nggak menemuinya di rooftop, semua ini nggak akan terjadi. Dan gue kembali menyesal karena belum menjadi pacar yang baik buat Runa seperti kata Molaf hari ini.
Segalanya terasa semakin nyata ketika pintu terbuka dan seorang perawat berjalan menghampiri. Gue nggak tahu apakah gue siap buat mendengar apapun yang akan gue dengar. Sekali lagi, gue takut setengah mati.
~
Lanjut? :)
![](https://img.wattpad.com/cover/291704407-288-k997672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Runa
Genç Kız EdebiyatıSeorang Runa Hariadi seharusnya menjalani hidup dengan begitu mudah dan serba mewah. Namun sesuai dengan sifatnya yang lembut tapi rebel, ia justru mengambil jalan hidup yang lebih sulit. Runa memilih untuk bekerja di sebuah perusahaan fast-moving c...