Karaoke

13K 1.5K 19
                                        


RUNA

Apartemen ini sudah gelap. Mama sepertinya juga sudah tidur. Sesampainya di kamar, aku pun menghempaskan tubuhku ke tempat tidur.

Hari ini rasanya begitu panjang. Semua hal kulalui, mulai dari hari pertama bekerja di perusahaan baru dan kencan buta yang gagal.

Ponselku telah kumatikan sejak tadi, setelah aku mengirim pesan pendek ke Tante Soraya, meminta maaf bahwa aku tidak enak badan jadi tidak bisa datang menemui laki-laki itu. Mungkin Tante Soraya akan mengomel, entahlah. Aku terlalu capek untuk memikirkan hal itu.

Saat ini aku hanya ingin istirahat dan aku pun kembali sadar bahwa tujuan hidupku saat ini hanyalah agar bisa membantu mamaku melewati masa-masa tersulit dalam hidupnya.

Tanpa perlu berlama-lama, aku pun tertidur dengan sendirinya.

***

5 tahun yang lalu

"Maaf, Yah, aku nggak bisa ke London. Aku nggak bisa biarin Mama hidup sendiri dengan keadaan seperti ini," ujarku dengan mata berkaca-kaca.

Mungkin bagi orang lain aku sudah gila karena melepaskan kesempatan untuk kuliah di luar negeri, setelah segala hal yang telah dipersiapkan. Namun masalah yang mendera Mama tidak akan membuatku tenang. Aku tahu mamaku tidak bisa berjuang sendiri.

Ayah melihatku dengan penuh kemarahan.
"Pengorbanan kamu nggak akan sepadan dengan hasil yang bakalan kamu dapatkan, Runa! Tinggal di Indonesia dengan mamamu nggak akan memberikan kamu masa depan."

Aku masih tidak bisa menghentikan air mataku. "Runa bakalan buktiin kalau Runa bisa bertahan hidup walaupun nggak kuliah ke luar negeri, Yah!"

"Halah. Berhasil gimana maksud kamu? Akhirnya nanti kamu pasti kerja untuk Tarama juga." Ayahku memberikan pandangan meremehkan.

Aku tidak membalas perkataannya lagi, namun dalam hati aku berjanji kepada diriku sendiri bahwa suatu saat aku akan berhasil dengan perjuanganku sendiri tanpa bantuan Ayah ataupun perusahaan keluarga kami. 

Akan aku buktikan bahwa masa depanku tidak putus hanya karena aku memutuskan untuk berjuang dengan Mama di Jakarta dan tidak jadi berangkat kuliah ke London.

***

Hari Ini

Kantor kini masih sepi. Aku datang cukup pagi untuk menghindari kemacetan.

Kejadian semalam masih berputar di kepalaku. Aku hanya bisa berdoa semoga tidak bertemu dengan Satya hari ini. Untung saja dia bukan atasanku langsung, ada posisi Mas Roni di antara kami, jadi belum tentu aku akan berurusan dengannya.

"Runa, jam 9.30 kita meeting ya!" seru Mas Roni.

"Oh, oke Mas."

"Di Kasuari Room."

Aku pun mengangguk lalu tersenyum.

"Kamu udah pelajari brand development kita kan? Materi meeting-nya nanti saya kirim lewat email ya!"

"Ok, Mas. Umm, BM kita juga ikutan, Mas?"

Mas Roni sempat terdiam sebentar, mungkin merasa sedikit aneh dengan pertanyaanku.

"Iya, dong."

Sial.

Aku pun mulai panik. Berbagai ide tolol mulai bermunculan di kepala. Bagaimana kalau aku mengubah penampilanku habis-habisan sebelum rapat kali ini? Mungkin aku bisa mewarnai rambutku menjadi biru seperti Kate Winslet di film Eternal Sunshine ... tidak, tidak. Yang ada malah membuatku menjadi pusat perhatian. Apa mungkin aku bisa memakai kacamata untuk sedikit mengubah bentuk wajahku? Ah, tapi pasti pengaruhnya tidak seberapa. Berarti jalan satu-satunya agar aku tidak bisa dikenali oleh Satya adalah operasi plastik. Namun tentu saja aku tidak segila itu.

Rahasia RunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang