01

9.2K 421 32
                                    

Disebuah ruangan yang nampak sangat gelap hanya sedikit penerangan di sana. Hanya cahaya kuning dari lampu bohlam namun tak menyurutkan semangat seorang iblis berwujud manusia cantik yang sedang mengeksekusi mangsanya.

" Hahahaha ini sangat menyenangkan" ungkapnya dengan tawa yang begitu keras, didepannya ada dua mayat yang sudah dia potong-potong sangat kecil dan beberapa organnya tersimpan dengan rapi disebuah kotak khusus.

" Salah sendiri membuatku kesal, hah sepertinya ini cukup aku harus segera membersihkan tubuhku, darahnya benar-benar menjijikan" dia melemparkan kapak dan sarung tangan yang sedari tadi dia pakai.

Menatap remeh dua mayat yang sudah tak berbentuk itu, lantas menendang kepalanya yang masih utuh.

" ARSENIO!!!!" laki-laki berbadan tegap bernama arsenio itu lantas menghadap sang majikan.

" Seperti biasa berikan daging-daging itu pada Arcel dan untuk organnya berikan pada dokter Kim jisoo" arsenio lantas mengangguk dengan cepat

" Baik Mr Kim" wanita itu bergegas pergi setelah memberikan perintahnya.







Tempat itu memang mengerikan namun nyatanya itu adalah salah satu ruangan yang ada disebuah mansion yang sangat mewah. Wanita tadi tak lain dan tak bukan adalah Jennie Kim, si iblis berwujud manusia yang lebih suka menyiksa mereka yang mengganggunya ketimbang menyerahkannya pada polisi.

Jennie bisa melakukan apapun yang dia mau, seolah-olah dunia ada dalam genggamannya. Hanya tinggal bertepuk tangan Jennie akan mendapatkan apa yang dia mau.

Memasuki kamar mewahnya yang ada dilantai lima mansion miliknya. Kamar yang didominasi oleh warna hitam dan abu-abu nampak gelap dan suram seperti pemiliknya.

Jennie bergegas mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah menyelesaikan rutinitasnya sebelum tidur, Jennie lantas memilih memejamkan matanya menyambut hari esok yang entah akan ada masalah apa lagi.











Disisi lain seorang gadis sedang memeluk ibunya yang sudah tak bernyawa akibat pukulan sang ayah, tangisannya begitu memilukan siapapun yang mendengarnya.

" Eomma kenapa kau meninggalkanku, aku harus bagaimana setelah ini eomma, aku harus kemana" dia memeluk ibunya dengan tangis yang tak berhenti.

Ayahnya telah pergi entah kemana, sepulang kerja paruh waktu tadi, dia melihat ayah dan ibunya sedang bertengkar hebat, hingga dimana ayahnya gelap mata dan memukul ibunya dengan begitu keras.

Dia pikir ibunya hanya pingsan namun nyatanya ibunya telah tiada. Satu-satunya orang yang mencintainya dengan sangat telah pergi meninggalkannya dan tak akan pernah kembali.

" Setelah ini Lisa harus bagaimana eomma, Lisa benar-benar bingung" hingga akhirnya beberapa tetangga yang mungkin sedari tadi tidak berani mendekat mulai berdatangan satu persatu.

" Ya ampun nak apa yang terjadi?" Salah satu ahjuma yang Lisa kenal dengan nama Jung min ah menghampirinya, raut wajahnya sangat terlihat khawatir begitupun dengan yang lain.

" Ahjuma tolong aku, eomma sudah tidak ada aku harus apa ahjuma" tangis Lisa semakin keras, dia masih memangku ibunya, darah yang banyak dari kepala ibunya mengotori pakaiannya.

" Kenapa eomma mu bisa begini nak, coba ceritakan pada ahjuma pelan-pelan, siapa tahu kami bisa membantu " ucap wanita paruh baya itu dengan penuh perhatian, sedangkan yang lain mulai menelpon polisi dan ambulance setidaknya mayat ibu Lisa bisa diotopsi sebelum dimakamkan.

" Saat pulang kerja tadi, appa dan eomma kembali bertengkar, hingga appa mendorong dan memukul eomma sampai eomma seperti ini. Aku pikir eomma hanya pingsan ternyata eomma telah pergi " Jung ahjuma dan tetangga yang lain menatap Lisa dengan raut prihatin, mereka juga tidak bisa membantu banyak tapi setidaknya dengan adanya kehadiran mereka tidak membuat Lisa merasa sendiri.

" Sebentar lagi polisi dan ambulance akan segera datang, kau harus memberikan keterangan kepada pihak polisi, setidaknya kasus ini akan mereka tangani dan sebelum dimakamkan sebaiknya eomma mu di otopsi terlebih dahulu " ucap Jung ahjuma menjelaskan, Lisa hanya mampu mengangguk saja, dia sudah benar-benar pusing dengan apa yang dialaminya hari ini.

Tak lama kemudian datanglah ambulance, petugas bergegas membawa ibu Lisa untuk segera di otopsi. Beberapa menit kemudian datanglah mobil polisi, Lisa disuruh membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum menjalani pemeriksaan sebagai saksi.

" Semangat Lisa apapun yang terjadi hadapilah dengan hati yang besar " Lisa hanya mampu menganggukkan kepalanya, mata hazelnya benar-benar sudah bengkak akibat terlalu lama menangis.

Setelah berganti membersihkan diri dan memakai pakaian, Lisa kembali menemui polisi yang sedang menunggunya di ruang tengah rumahnya. Ruangan itu sama sekali belum di bersihkan karena nantinya akan berguna untuk mencari bukti.

Malam yang sangat mencekam, Lisa rasa malam ini sangatlah panjang, seolah tak akan menemukan pagi dia benar-benar terpuruk sekarang.











Hari berganti dengan cepat, tiba-tiba saja hari ini cuaca sangat buruk. Hujan lebat disertai petir mulai menghujam kota Seoul, Korea Selatan.

Jennie Kim menatap tajam hujan deras yang mengharuskannya memakai pakaian tebal, ya dia tidak tahan dengan cuaca dingin. Jennie akan terserang flu kalau sampai tubuhnya terkena air hujan atau udara dingin diluar sana.

" Ck menyebalkan" Jennie bergegas turun menuju lantai bawah, dia hanya sendirian di kediamannya. Suasana mansion nya begitu sepi dan senyap seperti tidak ada pemiliknya.

Para pekerja bahkan tidak mampu mengobrol apalagi ketika sang majikan ada di rumah. Tuan dan nyonya Kim sedang berada di Jepang, bisa dibilang mereka tinggal di sana menikmati masa tua setelah semua aset dan perusahaan diambil alih oleh Jennie, putri bungsu mereka.

" Aku sedang ingin americano dan roti panggang" ucapnya setelah melihat maid yang akan menghidangkan menu lain. Dengan segera maid itu pun menyiapkan menu yang diinginkan sang majikan, lebih baik cape menuruti keinginan Jennie daripada disiksa olehnya.

" Baik Nona Kim" maid itu mengangguk mantap segera menyiapkan apa yang Jennie inginkan.

Setelah sarapan selesai Jennie dengan segera bergegas menuju kantornya, manusia gila kerja itu memang tak pernah mau istirahat meskipun di tanggal merah sekalipun.

" Selamat pagi Mr Kim" sapa Anton, bodyguard sekaligus supir pribadinya, memang hanya para bodyguard nya saja yang memanggil Jennie Mr berbeda dengan para maid dan karyawan kantornya.

" Pagi" Anton segera membukakan pintu mobil untuk Jennie sebelum bosnya itu marah, Jennie sangat tidak suka yang namanya terlambat.











Lisa menatap sendu gundukan tanah yang masih merah, beberapa jam yang lalu ibunya baru saja dimakamkan, hasil otopsi belum keluar namun Lisa sangat yakin kalau ayahnya lah pelaku dari kematian ibunya, karena jelas-jelas memang ayahnya yang melakukan kekerasan terhadap ibunya.

Lisa benar-benar membenci laki-laki itu, andai saja Lisa memiliki kekuasaan dia tidak akan segan-segan untuk menjebloskan ayahnya kedalam penjara.

" Eomma terimakasih sudah menjadi ibu terbaik untuk Lisa, maafkan Lisa yang tidak bisa menyelamatkan mu dari kemarahan laki-laki gila itu, maafkan Lisa eomma" hujan deras masih mengguyur kota Seoul, Lisa tak kunjung beranjak dia masih setia terduduk di makan ibunya.

" Lisa janji akan mencoba ikhlas tapi jangan memaksa Lisa untuk segera pulih karena ini benar-benar sakit eomma" Lisa masih menangis walaupun hujan menyamarkan air matanya.

" Lisa akan pulang eomma, untuk sementara mungkin Lisa akan memilih tinggal sendiri karena di rumah sudah tidak ada eomma, Lisa pamit eomma Lisa akan kembali lagi nanti" Lisa mulai beranjak walaupun kepalanya sedikit pusing, tubuhnya pun terasa lemas namun dengan sekuat tenaga dia memaksakan langkahnya.

" Selamat tinggal eomma maafkan Lisa"


















Udah dulu ya guys jangan lupa votmen jaga kesehatan dan jaga pola makan kalian see you next time bye bye bye

Ingat jangan terlalu berekspektasi tinggi dengan cerita-cerita yang saya buat, karena saya belum pandai membuat cerita yang menarik dan mungkin yang kalian sukai.

Kalau suka lanjutkan baca, kalau gak suka gak usah dibaca. Ini juga cerita jentop futa pertama yang saya buat, awalnya ragu tapi ada beberapa dari kalian yang nyaranin buat bikin, ya udah saya coba. Kalau ada yang gak suka gak usah dibaca ya, terimakasih

Love The Tyrant GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang