33

1.8K 249 32
                                    

Seminggu sudah berlalu, Lisa tak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Jennie dan orangtua serta mertuanya setia menunggu Lisa bangun begitupun dengan para sahabatnya.

Seperti pagi ini suster baru saja keluar dari ruangan Lisa dengan begitu giliran Jennie yang menemui istrinya.

" Bagaimana keadaanmu wife?, apa di sana lebih indah daripada disini bersamaku? Aku benar-benar merindukanmu sungguh, bahkan setelah kita menikah kita belum sepenuhnya berbahagia. Cepatlah bangun wife" Jennie menggenggam tangan Lisa lalu mengecupnya dengan lembut.

" Kau tau saat nanti kau bangun aku ingin mengajakmu ke suatu tempat, di sana aku sudah menyiapkan segalanya untukmu, untuk keluarga kecil kita nanti. Kita akan pindah dari negara ini, aku hanya ingin memilikimu untuk diriku sendiri" rasanya sangat menyakitkan ketika kau terus berbicara tapi lawan bicaramu tak melakukan apapun samasekali.

Jennie yakin Lisa akan sadar sebentar lagi, Jennie hanya perlu bersabar dan menunggu, Jennie tak akan lelah dia akan selalu menunggu lisanya bangun.

" Wife waktuku sudah habis, nanti aku akan menemui mu lagi. Aku mencintaimu sayang " Jennie mengecup kening dan bibir Lisa cukup lama. Menyalurkan rasa sayangnya pada sang istri.

Jennie berniat untuk kembali menyiksa tawanannya seperti hari-hari sebelumnya, namun pagi ini dia ada meeting yang cukup penting bersama koleganya yang tidak bisa diwakilkan.

Sesampainya di kantor dengan diantar Antonio tentunya. Jennie segera memasuki ruang meeting yang kebetulan belum ada koleganya jadi bisa dikatakan Jennie tidak terlambat.

" Apa semuanya sudah siap Seok jin?" Ucap Jennie pada Seok jin yang duduk tepat disampingnya.

" Sudah Mis Kim, semuanya sudah siap hanya menunggu tuan Choi saja" Jennie mengangguk dan mulai melihat-lihat seisi ruangan sembari menunggu koleganya.

Tak lama dari itu masuklah laki-laki paruh baya bersama seorang wanita yang diyakini sebagai sekretarisnya, lalu ada seorang gadis juga?

Jennie dan Seok jin berdiri menyambut koleganya begitupun yang hadir diruang meeting.

" Selamat datang Mr Choi" ucap Jennie mencoba bersikap sopan

" Ah terimakasih Mis Kim, oh iya ini Choi miyeon putri tunggal saya sekaligus penerus saya nanti" Jennie hanya mengangguk saja dan menjabat tangan miyeon bermaksud untuk bersikap profesional. Lain halnya dengan miyeon yang malah terpesona oleh karisma seorang Jennie Kim.

" Silahkan duduk tuan kita akan segera melangsungkan meeting nya" ucap Seok jin dan mereka duduk sehingga meeting pun dimulai.







Akhirnya meeting pun selesai meskipun menurut Jennie sangat membosankan tapi menurut pihak tuan Choi cukup menguntungkan karena bisa bekerjasama dengan Kim company.

" Meeting kali ini selesai, terimakasih" Jennie mengakhiri meeting tersebut, baru saja dia akan beranjak pergi, tiba-tiba saja tuan Choi mencegahnya.

" Ada apa tuan?" Jennie sebenarnya sangat tidak suka jika ada seseorang yang seolah berlaku seenaknya.

" Apa Mis Kim ada waktu? Saya ingin mengundang anda untuk makan malam dikediaman saya" ucap tuan Choi penuh harap apalagi ini adalah permintaan putrinya.

" Mohon maaf tuan Choi, tapi saya sedang sibuk dan tidak bisa menerima undangan anda, mungkin lain kali saya akan datang bersama istri saya" ucap Jennie yang langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari tuan Choi

" Mohon maaf tuan Choi mungkin Mis Kim memang sedang banyak pekerjaan " ucap Seok jin yang merasa tidak enak dengan tuan Choi

" Tak apa sekretaris jin mungkin Mis Kim memang sedang tidak bisa diganggu " Seok jin mengangguk dan berpamitan untuk menyusul Jennie.

Diam-diam miyeon mengepalkan tangannya, dia sangat kesal dengan penolakan Jennie, terlebih Jennie mengatakan tentang istrinya, miyeon sepertinya harus merebut Jennie dari istrinya, apalagi dia tau kalau istri dari Jennie Kim sedang koma di rumah sakit.

" Akan ku pastikan kau hanya milikku Jennie Kim "










Tubuhnya yang sudah kurus kerempeng hanya tersisa tulang dan kulit, banyak luka sayatan dan cambuk bahkan alat kelamin dan vitalnya rusak.

Menangis pun rasanya sudah tidak mampu, kalau bisa mungkin air matanya akan berubah menjadi darah. Saking sakitnya seluruh tubuh itu hanya bisa tergantung tanpa daya.

Sesuatu menyorot tepat pada netra nya, membuatnya meringis. Dia kembali entah apalagi yang akan dilakukannya sekarang, siksaan apalagi yang akan dia dapat, sungguh dirinya ingin memilih mati saja.

" Kau masih hidup brengsek?" Ucapnya dengan suara yang teramat berat

" Bunuh saja aku sekarang" balasnya lirih bahkan hampir tak terdengar

" Hahahaha sudah ku bilang jangan main-main denganku brengsek, sekarang kau tau akibatnya kan? Tubuh hina mu begitu menjijikan tuan Arnault "

Jennie tersenyum bengis hanya ada kebencian didalam hatinya, sebelum Lisa benar-benar sadar Jennie tak akan pernah membunuh Fred.

" Kau ingin mati hum?" Ucap Jennie lembut sembari memegang dagu Fred

" Kau akan mendapatkannya namun setelah Lisaku bangun" Jennie menamparnya dengan begitu keras hingga beberapa giginya copot.

" Aku akan membunuhmu kalau istriku sudah bangun, aku pergi dulu brengsek. Ingat jangan mati terlebih dahulu" Jennie terkekeh melihat keadaan laki-laki yang selalu mengganggunya, andai saja Jennie membunuhnya dari dulu.






Sedangkan di rumah sakit tempat Lisa di rawat, sudah dipenuhi oleh sahabat mereka juga Baekhyun dan Iu. Mereka giliran menjaga Lisa setiap harinya, terlebih Jennie maupun orangtuanya dan juga tuan Hugo masih harus mengurus perusahaan mereka.

" Aku yakin Lisa akan segera bangun, dia sangat mencintai Jennie mana mungkin dia rela Jennie menikah lagi" ucap Baekhyun berniat bercanda agar tidak terlalu sedih dengan keadaan Lisa.

" Kau benar oppa, begitupun dengan Jennie yang sangat mencintai Lisa" ucap Irene menanggapi ucapan Baekhyun

" Aku harap semuanya baik-baik saja, aku sangat merindukan adik kecilku" Iu menatap sendu Lisa yang masih terbaring di ranjang ICU

" Semoga saja eonni"

Tiba-tiba saja mereka melihat tubuh Lisa kejang, suster yang memang berjaga langsung menekan tombol darurat, tak lama kemudian dokter dan tiga suster lainnya mengikuti.

" Apa yang terjadi eonni" panik rose

" Sabar Rosie mungkin Lisa akan sadar" ucap joy mencoba bersikap tenang

" Apa yang kau katakan benar?" Rose

" Benar percayalah padaku, lebih baik kita berdoa saja "

Dokter keluar dengan menghela nafas panjang, melihat sekeliling merasa tak ada Jennie atau keluarga Lisa yang lain. Dokter song diam terlebih dahulu menetralkan pernapasannya karena memang hampir saja nyawanya hilang jika saja dia tadi terlambat.

" Bagaimana keadaan Lisa dok?" Ucap Iu

" Nyonya muda Kim sempat henti jantung namun untung saja beliau selamat, kita masih diberikan kesempatan untuk menemuinya. Beberapa jam lagi beliau akan sadar dan akan dipindahkan ke ruang rawat" jelas dokter song dengan gamblang

" Terimakasih dok kami akan mengabari Jennie dan keluarga Lisa yang lainnya " Iu sedikit membungkukkan tubuhnya begitupun dengan yang lain

" Sudah tugas saya nyonya, kalau begitu saya permisi nanti saya akan kembali jika pasien sudah sadar" dokter song berlalu meninggalkan ruangan ICU dengan perasaan lega. Sungguh jika saja tadi dia gagal, mungkin dokter song akan langsung menyusul Lisa, membayangkannya saja dokter song tak kuasa.


Jennie yang mendapatkan kabar baik mengenai istrinya, langsung menuju rumah sakit tanpa melakukan apapun lagi, sungguh Jennie sudah sangat merindukan istrinya.

" Terimakasih wife sudah mau kembali padaku, kita akan memulai kehidupan yang sebenarnya setelah ini sayang "







Udah dulu ya guys jangan lupa votmen jaga kesehatan dan jaga pola makan kalian see you next time bye bye

Love The Tyrant GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang