31

1.9K 269 59
                                    

Didalam mobilnya jisoo ditemani Wendy dan Seulgi nampak sedang fokus menuju lokasi yang dikirimkan oleh Antonio.

" Aku tak habis pikir dengan hari ini, harusnya ini menjadi hari yang membahagiakan namun kenyataannya salah" ucap seulgi yang meratapi nasib sahabatnya

" Sudahlah untuk sekarang kita fokus saja menangkap pelaku penembakan itu, polisi tidak bisa diandalkan" memang mereka juga dibantu oleh beberapa anggota kepolisian namun malah mendapatkan kabar dari Antonio.

" Kau baik-baik saja Chu?" Seulgi menoleh sekilas pada jisoo yang sedang menyetir

" Aku baik, kau tenang saja lagipula ini bukan apa-apa. Jennie pasti sedang terpuruk aku juga malah bertanya hal bodoh" jisoo tersenyum tipis ketika mendapati sudut bibirnya robek akibat pukulan Jennie.

" Rasanya aku ingin segera menghajar orang itu" Wendy

" Itu tugas Jennie bodoh, memang kau mau dia mengamuk kalau kau sampai mendahuluinya?" Seulgi

" Benar juga" Wendy

" Sudah diam kita hampir sampai"

Mobil jisoo berhenti disebuah gubuk yang hampir roboh entah apa yang memotivasi si pelaku sampai kabur ke tempat seperti ini.

" Bagaimana Antonio?" Jisoo menatap Antonio yang sedang berdiri disamping seseorang yang kepalanya ditutup kain.

" Aman Mis jisoo saya dan tuan Arthur berhasil menangkapnya namun dia masih belum mau berbicara " jelas Antonio, jisoo menyeringai dengan gerakan cepat dia mendekati orang itu.

" Kau akan mati ditangan Jennie sebentar lagi, jadi katakan saja apa yang kau tau " orang itu menggelengkan kepalanya

" Baiklah jika itu mau mu, bawa dia ketempat biasa aku akan menjemput Jennie terlebih dahulu " Antonio dan Arthur mengangguk, mereka berdua membawa si pelaku diikuti oleh anak buahnya yang lain.

Jisoo, seulgi dan Wendy memutuskan kembali ke rumah sakit untuk memberikan kabar penangkapan pada Jennie.

" Cepatlah jangan membuatnya menunggu aku dan Joy belum memiliki anak" Wendy

" Kau pikir aku juga mau mati, aku juga belum memiliki anak bernama rose" jisoo menyetir dengan kecepatan tinggi

" Yak kalau kita mati karena kecelakaan sama saja kita tak akan memiliki anak " seulgi

" Sudah duduk dan diamlah biarkan aku fokus menyetir" jisoo tak perduli dengan apapun entah itu lampu merah atau apa, dia langsung menerobos tanpa memikirkan resiko terjadinya kecelakaan.










" Tuan?"

" Katakan"

" Eksekusi yang direncanakan gagal, bukan Mis Kim yang meninggal tapi istrinya"

" Apaa!!!"

Bugh

Bugh.

Dua pukulan berhasil mendarat dengan sempurna, kedua pipi laki-laki pemberi informasi itu lebam.

" Dasar bodoh percuma aku memungutnya kalau melakukan hal semudah itu saja tidak becus. Sekarang dimana dia?"

" Anak buah Mis Kim berhasil menemukannya " ucapnya dengan takut, apalagi ketika melihat tangan dari tuannya terkepal kuat siap kembali melayangkan pukulan.

" Kurang ajar!!! Cepat pesan tiket kemana saja kita harus segera pergi dari tempat ini" dia bergegas pergi sebelum anak buahnya menjawab.









Jennie memandangi ruangan putih yang hanya diisi oleh istrinya. Lisa terbaring lemah di sana seolah tak memiliki kekuatan apapun selain terbaring dengan penuh alat penunjang kehidupannya.

Love The Tyrant GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang