42

1.5K 220 13
                                    

Waktu terasa berlalu begitu cepat, melewati berbagai kejadian yang tidak terduga. Saat ini pernikahan jenlisa sudah berlangsung selama hampir satu tahun. Irene dan Rose sudah memiliki anak, bedanya Rose masih mengandung sedangkan Irene sudah melahirkan.

Ada rasa iri dalam diri Lisa, dia juga ingin segera memiliki momongan namun sepertinya tuhan belum mempercayainya. Jennie sendiri tidak pernah menyinggung tentang hal itu, namun Lisa tau betul bahwa Jennie sangat menginginkan kehadiran si buah hati.

Seperti biasa Lisa bangun pagi untuk menyiapkan sarapan dan keperluan Jennie. Melirik kesampingkannya, Lisa tersenyum mendapati Jennie yang masih terlelap dalam tidurnya.

" Sabar ya hubby suatu saat nanti kita akan mempunyai seorang anak, jangan meninggalkanku" Lisa mengusap lembut pipi mandu nya, merasakan ada yang mengelusnya Jennie perlahan membuka matanya.

" Morning wife" ucapnya dengan suara khas bangun tidur

" Morning too hubby, hari ini mau aku masakin apa?" Lisa bertanya sembari merapikan rambut Jennie.

" Apapun wife tapi pancake mu lebih baik dari apapun menu sarapan di dunia ini" Lisa terkekeh, Jennie memang sangat pandai berkata-kata manis yang terkadang membuatnya tersipu.

" Em bisa saja suamiku ini, ya sudah aku mau cuci muka dulu lalu membuatkan pancake spesial untuk suamiku " Lisa beranjak dari tempat tidur namun tangannya malah ditahan Jennie

" Morning kiss ku mana?"

" Nanti saja aku mau ke kamar mandi dulu "

" Sekarang saja wife" Jennie mengerucutkan bibirnya, karena gemas Lisa langsung memberikan beberapa kecupan di wajahnya.

" Sudah?"

" Sudah, terimakasih wife" Lisa tersenyum melihat tingkah Jennie yang memang terkadang sedikit manja. Sebelum keluar kamar Lisa terlebih dahulu cuci muka dan menyiapkan keperluan Jennie.

" Aku ke bawah, hubby langsung mandi jangan kembali tidur" Lisa berkata demikian lantaran Jennie yang kembali membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut.

" Iya wife"






Sesuai permintaan Jennie, Lisa membuat pancake dengan toping strawberry dan madu. Lisa juga menyiapkan kopi yang biasa Jennie minum di pagi hari.

Ada beberapa maid yang ingin membantunya, namun dengan halus Lisa menolaknya. Baginya memasak sudah kewajibannya sebagai seorang istri, setidaknya Jennie masih memakan masakannya.

Saat adonan pancake tinggal sedikit, Lisa merasa kepalanya sedikit pusing. Hampir saja ia terjatuh jika tidak ada salah seorang maid yang memegang tangannya.

" Maaf nyonya jika saya lancang, tapi anda nampak pucat" ucapnya dengan hati-hati

" Tak apa justru aku berterimakasih, aku memang merasa sedikit pusing. Kau bisa meneruskannya?"

" Tentu nyonya, sebaiknya nyonya istirahat terlebih dahulu" Lisa memilih duduk di kursi meja makan, entah kenapa kepalanya tiba-tiba pusing.

Baru saja duduk tiba-tiba Lisa merasa mual, dengan segera ia berlari menuju wastafel.

" Hueekk hueekk hueekk " Jennie yang baru saja turun jelas panik ketika melihat Lisa yang sedang muntah, Jennie berlari menghampiri Lisa lantas mengelus tengkuknya.

" Kau sakit wife?"

" Tidak tau hubby tapi aku lemas sekarang "

" Sebaiknya kita ke rumah sakit aku tak ingin kau kenapa-napa wife"

" Sarapannya sudah siap hubby, sebaiknya kita makan dulu "

" Tapi aku khawatir dengan keadaanmu, begini saja kita makan di mobil. Ayo sayang kita periksa aku takut kamu kenapa-napa."

Love The Tyrant GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang