46

1.2K 208 20
                                    

Seperti biasa Seok jin sudah standby menunggu kedatangan Jennie. Mobil Jennie baru saja sampai dengan segera Seok jin mendekatinya dan menunggu Jennie keluar.

" Pagi Mis Kim" sapa nya seperti biasa tak lupa senyum semangatnya

" Pagi sekertaris jin, apa hari ini ada meeting?" Jennie berjalan beriringan dengan Seok jin

" Tidak ada Mis, meeting akan dilaksanakan lusa pagi" Seok jin melihat macbook nya, memeriksa jadwal Jennie

" Hem baguslah hari ini aku ingin pulang cepat"

" Oh iya Mis, tadi ada kurir yang mengirimkan bunga untuk anda"

" Siapa manusia kurang kerjaan itu?"

" Saya kurang tahu, sepertinya orang yang sama dengan orang yang beberapa hari lalu mengirimkan anda makanan" memang bukan hari ini saja Jennie mendapatkan kiriman dari orang misterius itu

" Cari tahu hari ini juga, jangan membuatku menunggu lama"

" Baik Mis" Seok jin menekan tombol lift yang akan membawa mereka ke lantai ruangan Jennie.

Seperti biasa Seok jin dengan sigap mempersilahkan Jennie masuk ke ruangannya, setelah memastikan Jennie masuk, Seok jin berlalu menuju ruangannya.




Jennie menatap buket bunga yang ada diatas mejanya, sebenarnya Jennie mencurigai seseorang namun ia takut salah menduga. Jennie benar-benar harus lebih teliti dalam hal ini, ia khawatir jika si pengirim berniat mencelakai keluarganya terutama istrinya, Lisa.

Pintu ruangan Jennie diketuk dengan perlahan, Jennie mengerutkan keningnya karena kalau itu Seok jin, Jennie rasa sekretaris nya tidak akan mengetuk sampai sepelan itu.

Tak mau penasaran dan menduga-duga, Jennie memutuskan untuk memeriksanya sendiri.

" Siapa yang berani naik ke lantai ini selain Seok jin?" Tanya Jennie entah pada siapa.

Jennie membuka pintu ruangannya, lagi-lagi Jennie heran ketika mendapati sebuah kotak berukuran cukup besar didepan pintu ruangannya.

" Siapa yang meletakkan kotak ini?" Jennie mengambilnya dan melihat sekeliling namun nihil tak ada siapapun di sana selain dirinya.

Setelahnya Jennie kembali masuk, hingga seseorang berpakaian serba hitam keluar dari persembunyiannya. Dia menelpon seseorang mengabarkan kalau tugasnya berhasil.

Jennie meletakkan kotak berukuran cukup besar didepannya, ada keraguan namun rasa penasaran lebih mendominasi. Dengan segera Jennie membuka kotak itu, diluar dugaan isinya tidak menyeramkan sama sekali.

Kotak itu berisi sebuah boneka beruang kecil, sebotol parfum dan jam pasir. Jennie juga menemukan sebuah surat didalamnya.

" Sebenarnya ada apa dengan semua ini, siapa yang sedang bermain-main denganku?" Jennie membuka surat itu, tak ada yang aneh, hanya sebuah kalimat cinta yang ditunjukkan padanya. Namun ada satu kalimat yang membuatnya geram.

' aku akan mengambil mu dengan cara mengorbankan nya '

Jennie meremas kertas itu hingga tak berbentuk, rupanya ada yang berniat menghancurkan keluarga kecilnya. Manusia yang penuh dengan obsesi, Jennie merasa seolah sedang melawan dirinya sendiri.

" Aku harus secepatnya menyelesaikan semua ini, semoga saja istri dan anakku baik-baik saja. Tolong jaga mereka Tuhan"








Lisa masih di rumah sakit menemani rose, jisoo pamit untuk bertugas karena memang dia tidak mengambil cuti. Rora sedang terlelap, mungkin karena masih terlalu kecil, Rora belum terlalu rewel.

" Eonni apa kau sudah merasa lebih baik?" Di ruangan rose hanya ada Lisa, seulrene dan wenjoy sudah pulang terlebih dahulu, sedangkan para orangtua masih sibuk dengan urusan mereka. Tapi jangan khawatir meskipun hanya ada Lisa diluar ruangan rose ada 10 bodyguard yang berjaga. Jadi sudah dipastikan mereka bertiga aman.

" Sedikit lebih baik, bagaimana kandunganmu? Apa baik-baik saja?"

" Baik eonni, aku dan Jennie sama-sama menjaga calon anak kami"

" Baguslah, memang seharusnya seperti itu, dulu aku pun sempat tak yakin dengan kehamilanku, tapi dengan adanya dukungan dari jisoo dan kalian, aku mampu"

" Aku juga merasakan hal yang sama, aku harap kelahiran anak pertama kami, berjalan lancar sama sepertimu eonni "

" Amin aku doakan persalinannya berjalan sangat lancar "

" Amin terimakasih untuk doanya eonni"

Pintu ruangan rose terbuka, ternyata itu adalah nyonya Kim bersama nyonya park.

" Loh kok cuma kalian berdua, mana yang lain?" Ucap nyonya Kim yang menghampiri Lisa dan rose. Wanita paruh baya itu menyempatkan untuk mencium kening kedua menantunya begitupun dengan nyonya park yang ikut melakukan hal yang sama.

" Baby tidur?" Nyonya Kim

" Iya eomma setelah puas menyusu, Rora tidur" rose

" Baguslah sebaiknya memang seperti itu daripada rewel" nyonya park

" Appa masih di kantor?" Ucap rose, sepertinya ditujukan pada dua wanita didepannya.

" Iya appa masih sibuk dengan pekerjaannya, mungkin baru bisa nanti sore" nyonya park

" Tak apa sayang, ada kami yang akan menemanimu " nyonya Kim menenangkan rose, sebenarnya rose tidak masalah, hanya saja entah kenapa rose merindukan ayahnya.

" Hem" rose menghela nafasnya, Lisa yang melihat perubahan mood rose yang tiba-tiba berubah, hanya bisa menenangkannya.

" Benar kata eomma, masih ada kita eonni kau tak perlu sedih" Lisa tersenyum hangat yang langsung dibalas dengan senyum manis rose.

" Selain jisoo ternyata Lisa pawangnya" ucap nyonya park sedangkan rose yang mendengar ucapan ibunya hanya bisa tersenyum tipis, bagaimana tidak ia sangat menginginkan seorang adik, dengan kehadiran Lisa mampu menutupi keinginannya saat masa kecil dulu.









Seok jin menatap layar laptopnya dengan tatapan tak percaya, bagaimana bisa orang yang sedang ia cari tau adalah orang yang sangat ia kenal.

" Astaga kalau sampai Mis Kim tau kau akan benar-benar mati" Seok jin menatap foto seorang wanita dengan penuh prihatin karena ia yakin sebentar lagi nyawanya akan hilang.

" Aku harus segera memberitahukan Mis Kim, sebelum aku yang malah dicincang olehnya " setelah mengcopy dan menyiapkan data, Seok jin bergegas menuju ruangan Jennie.

Tanpa ketuk mengetuk Seok jin masuk begitu saja, Jennie yang sedang fokus mengalihkan pandangannya pada Seok jin.

" Laporan?" Jennie mengulurkan tangannya menyambut berkas dari tangan Seok jin

" Saya yakin anda akan cukup terkejut atau mungkin ada sudah menduganya"

" Kau yakin aku sudah pasti bisa menduganya?"

" Ya Mis Kim saya yakin anda tau dan bahkan sudah menduganya "

Jennie membuka berkas yang berisi data diri dari orang yang mencoba menghancurkan rumah tangganya dengan Lisa. Benar apa yang diucapkan Seok jin, dugaan Jennie tepat sasaran.

" Kita selesaikan secepatnya, kau yang atur"

" Baik Mis Kim, kalau begitu saya permisi"

" Hem" setelah kepergian Seok jin, Jennie terkekeh setelah ini arcel akan kembali makan enak.

" Tunggu santapan mu arcel"














Udah dulu ya guys jangan lupa votmen jaga kesehatan dan jaga pola makan kalian see you next time bye bye bye bye 👋

Love The Tyrant GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang