Miyeon tersenyum puas ketika mendengar percakapan antara jenlisa. Jika kalian berpikir pengiriman paket itu penggemar Lalisa, maka kalian salah nyatanya si pengirim adalah miyeon. Miyeon sudah berulang kali mendekati Jennie namun usahanya selalu gagal.
Mulai dari mengirimkan makanan sampai menggodanya, Jennie tetap tidak bisa didapatkan Jennie tetap setia dengan Lisa istrinya. Tak ada cara lain, dengan itu miyeon mengganti tujuannya seolah membuat Lisa sedang didekati oleh seseorang berharap Jennie cemburu dan berakhir menceraikannya.
" Bagus miyeon perlahan saja jangan terlalu terburu-buru, Lalisa Lalisa kau harusnya tau bahwa Mis Kim hanya pantas berada disamping ku" miyeon menatap remeh foto Lisa yang sudah ia coret-coret. Tak jarang miyeon berpikiran untuk membuat Lisa keguguran namun selalu saja gagal, Jennie benar-benar memberikan penjagaan yang sangat ketat.
" Untuk kali ini kau bisa bersenang-senang tapi tidak untuk kedepannya, aku yang akan menggantikan mu" bagaimana miyeon tau tentang percakapan jenlisa? Tentu saja miyeon menyimpan alat penyadap didalam buket bunga yang ia kirimkan. Dan faktanya adalah Jennie mengetahuinya, yang miyeon dengar hanyalah sandiwara yang dibuat oleh jenlisa untuk mengelabuinya.
Entah apa yang akan terjadi kedepannya, semoga saja miyeon tetap utuh dengan wujud manusianya atau mungkin malah menjadi daging cincang santapan arcel.
Jisoo baru saja bisa istirahat dengan benar setelah rose kembali terlelap, tadi istrinya sempat mengeluh sakit pinggang, jisoo pikir rose akan melahirkan namun rose mengatakan masih bisa menahannya. Baru saja matanya terpejam rose kembali meringis mau tidak mau jisoo kembali membuka matanya.
" Sayang apa tidak sebaiknya kita ke rumah sakit, aku khawatir dengan keadaan mu"
" Tidak babe aku masih sanggup, mungkin ini hanya kontraksi biasa" rose mengusap pinggangnya yang terasa panas. Memang bukan kali ini saja rose merasakannya, sudah dari beberapa hari yang lalu.
" Tapi sayang aku khawatir, nurut ya kita ke rumah sakit" lama kelamaan rose merasakan panas di pinggangnya semakin menjadi, perutnya juga terasa mules. Jisoo yang menyadari itu tanpa banyak basa-basi langsung memapahnya takut rose dan calon anaknya kenapa-napa.
Beruntunglah jisoo bertemu dengan dua maid yang masih terjaga.
" Tolong bawakan keperluan istri saya dan perintahkan supir untuk menyiapkan mobil untuk ke rumah sakit" maid itu bergegas melaksanakan perintah jisoo. Jisoo dengan hati-hati menuruni tangga, saking paniknya jisoo sampai lupa kalau di mansion nya ada lift.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang cenderung ngebut, rose masih meringis dan jisoo hanya bisa mengelus lembut perut serta pinggang rose.
" Sabar sayang sebentar lagi kita sampai" rose hanya mengangguk saja, tak dapat mengeluarkan sepatah katapun
" Pak apa bisa dipercepat lagi, istriku sudah tidak kuat untuk menahannya"
" Baik nyonya"
Beberapa saat kemudian mereka sampai di rumah sakit Kim hospital, untung saja jaraknya dari kediaman jisoo tidak terlalu jauh. Jisoo kembali memapah rose, membawanya dengan hati-hati diikuti oleh supirnya yang membawa perlengkapan rose dan calon anak mereka.
" Suster tolong istri saya mau melahirkan" tak membutuhkan waktu lama, dua suster dengan segera membawa kursi roda dan membawa rose ke ruang bersalin.
Jisoo senantiasa mendampingi rose, ia terus membisikkan kata-kata penyemangat agar rose bisa mengejang dengan baik.
" Ayo nyonya tarik nafas lalu hembuskan terus lakukan beberapa kali, ayo nyonya kita coba" seorang dokter perempuan mulai membimbing rose secara perlahan.
" Huh huh aaaaakkkk huh huh" rose memegang erat kerah piyama jisoo, jisoo hanya bisa pasrah dengan apa yang rose lakukan.
" Ayo sayang sebentar lagi kita akan bertemu dengan buah hati kita" jisoo dengan setia terus memberikan semangat pada istrinya.
" Sedikit lagi nyonya"
" Aaaaakkk jisoooo huh huh saaaakiiittt" rose menarik kerah piyama jisoo bahkan jisoo sampai tercekik
" Aaaaakkkkk"
Suara tangisan bayi memenuhi ruangan, rose memejamkan matanya ia merasakan seluruh tenaganya hampir habis. Jisoo tersenyum haru, terus mengatakan terimakasih dan memberikan rose beberapa ciuman.
" Terimakasih sayang kamu hebat" rose hanya tersenyum tipis, ia bahkan tak sanggup mengeluarkan satu patah katapun.
" Selamat Mis putri anda sangat cantik dan tidak kurang suatu apapun" jisoo tersenyum dan mengambil alih putrinya, jisoo berani bertaruh jika putrinya sangatlah cantik.
" Saya akan memeriksa nyonya Kim terlebih dahulu beserta putri anda" jisoo mengembalikan putrinya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sekarang rose sudah berada didalam ruang rawatnya. Ada tuan dan nyonya Kim, tuan dan nyonya park bahkan jenlisa pun ada. Sebenarnya Jennie berniat untuk mengunjungi rose besok pagi saja, tapi istrinya merengek meminta malam ini juga. Jennie si bucin akut bisa apa selain menurut.
" Baby nya lucu ya hon" Lisa menatap lembut bayi mungil yang sedang terlelap disamping rose.
" Iya dong anak siapa dulu" ucap jisoo dengan gaya sombongnya
" Namanya siapa Chu?" Lisa
" Hem sebenarnya belum pasti tapi aku sudah menyiapkan namanya dari jauh-jauh hari" jisoo mengusap lembut pipi gembul putrinya
" Siapa sayang, aku akan suka jika kau yang memberikan nama untuk putri kita" rose
" Kim Aurora, bagaimana sayang bagus tidak?" Jisoo menatap rose sembari tersenyum, menunggu pendapat istrinya.
" Bagus sekali aku suka, kita akan memanggilnya Rora" rose
" Hai baby Rora" Lisa mengelus pipi gembul Rora, rasanya ia pun sudah tidak sabar ingin segera melahirkan.
" Wah kau hebat mencari nama Chu" puji tuan Kim
" Appa bisa saja" jisoo
" Cucu halmoni yang cantik, baby Rora hem" nyonya park tentu sangat senang karena Rora menjadi cucu pertamanya terlebih rose anak tunggal.
" Kalian istirahat lah, biar aku yang menjaga istriku" jisoo mengusulkan karena memang masih cukup malam dan sudah waktunya untuk beristirahat.
" Kau juga istirahat Chu, biar appa yang menjaga rose" tuan park
" Tak apa appa kalian saja yang beristirahat, kita bergantian" jisoo
" Baby istirahatlah, biar aku yang menemani Chu disini" Jennie
" Tak apa Jen, kau pun istirahat aku tak ingin kau kelelahan" jisoo tak tega melihat Jennie, wajahnya sudah sangat kelelahan pasti adiknya kurang tidur dan beristirahat.
" Kalau begitu kami pulang saja, besok pagi kita kesini lagi" Jennie
" Ya pulang lah, hati-hati dijalan" jisoo
Jennie pun membawa Lisa pulang, selain karena dia yang mengantuk, Jennie juga tak ingin sampai Lisa kelelahan.
Udah dulu ya guys jangan lupa votmen jaga kesehatan dan jaga pola makan kalian see you next time bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Tyrant Girl
RandomJennie Kim wanita dewasa yang hampir tidak memiliki perasaan apapun di hidupnya. kejam, sadis dan semena-mena pada siapapun yang menurutnya mengganggu ketenangannya. Lalisa Manoban seorang gadis cantik yang memiliki trauma akibat ulah ayahnya dan be...