Jennie tersenyum hangat ketika pintu ruangannya terbuka, Lisa yang baru saja membuka pintu mulai berjalan mendekatinya.
" Apa masih banyak pekerjaannya hubby?"
" Lumayan sayang, kemarilah beri aku sebuah pelukan" Lisa menuruti keinginan Jennie, mereka berpelukan cukup lama dengan posisi Jennie yang duduk di kursinya dan Lisa yang berdiri di hadapannya.
" Kamu masak apa hari ini?"
" Aku gak masak tapi beli, gak papa kan?"
" Gak papa tapi makan malamnya masakin ya" Jennie mendongak menatap Lisa dengan mata kucingnya yang berbinar indah.
" Iya hubby nanti aku masakin yang paling spesial buat kamu" Jennie terkekeh lalu melepaskan pelukannya.
" Aku siapin dulu ya" Lisa menyiapkan makan siang untuknya dan Jennie.
" Iya sayang"
Setelah selesai menata beberapa makanan yang Lisa bawa, jenlisa memulai makan siang bersama.
" Gimana tadi hangout nya, seru gak?" Jennie bertanya disela kunyahan nya, bersiap mendengarkan cerita Lisa.
" Seru hubby tapi tadi aku gak sengaja nabrak orang sampai jatuh"
" Terus kamu gak kenapa-napa kan?"
" Aku gak papa cuma orang itu sempat marah tadi, padahal aku udah minta maaf"
" Ah tak apa wife, mungkin orang itu sedang banyak pikiran. Yang penting kamu gak papa"
" Oh iya hubby tau tidak?"
" Apa sayang?"
" Irene eonni hamil, apa ugi tidak memberitahu mu?"
" Mungkin belum, kurasa jisoo dan Wendy pun belum tau"
" Mungkin saja ugi lupa atau ingin memberikan kalian kejutan"
Jennie hanya mengangguk saja, memang terkadang Seulgi pelupa. Terdengar suara ketukan pintu, Jennie yakin sudah pasti itu sekertaris nya Seok jin.
" Masuk" benar saja itu Seok jin yang membawa sebuah kotak makan?
" Kenapa kau membawa itu, aku tidak menyuruhmu membelikan makan siang"
" Ini titipan Mis Kim, saya mendapatkannya dari resepsionis"
" Kau makanlah aku tidak menginginkannya"
" Memangnya dari siapa sekertaris jin?" Lisa penasaran siapa yang mengirimkan makan siang untuk suaminya, baru juga menikah sudah ada saja cobaannya, walaupun sudah tidak asing dengan situasi seperti ini.
" Sayang kurang tau, selesai dari kafetaria resepsionis menitipkan ini untuk Mis Kim"
" Lain kali jangan menerimanya, biarkan saja orang itu kembali membawanya" diam-diam Jennie tersenyum, bukankah istrinya nampak sedang cemburu.
" Kalau begitu saya permisi, mohon maaf mengganggu waktunya" Seok jin berbalik keluar dari ruangan Jennie.
Lisa tak lagi melanjutkan makan siangnya, ia masih kesal dan bertanya-tanya siapakah pengagum rahasia Jennie, sepertinya dia seorang pengangguran yang sedang berusaha merebut suaminya.
" Wife makanlah, jangan memikirkan hal yang tidak penting" Lisa malah menaruh sumpitnya, rasa laparnya langsung hilang.
Jennie tentu tak ingin istrinya sampai tidak menghabiskan makan siangnya. Dengan inisiatif ia duduk lebih dekat dengan Lisa. Mengambil makanan Lisa dan mulai menyuapinya.
" Makanlah aku akan menyuapi mu" mau tak mau Lisa membuka mulutnya, lagipula ia memang masih lapar. Hanya saja kejadian barusan membuatnya badmood.
" Bagaimana kalau dia lebih cantik dariku?" Lisa dengan segala over thinking nya selalu membuat Jennie terkekeh. Lisa adalah pilihannya mau semenarik apapun wanita diluar sana, Lisa tetap tak akan bisa tergantikan.
" Bagiku tak ada yang lebih cantik darimu wife, jangan khawatir aku hanya menyukaimu "
" Kau tidak mencintaiku?" Jennie mengerutkan keningnya, apakah ia berkata demikian?
" Kau bilang kau menyukaiku bukan mencintaiku " sontak saja Jennie tertawa, kenapa Lisa sangat menggemaskan.
" Oh sayang tentu saja aku mencintaimu, sudah-sudah tidak ada yang lain hanya kau yang aku inginkan di kehidupan saat ini maupun nanti " Jennie kembali menyuapi Lisa sesekali ia juga menyuapi dirinya sendiri.
Selesai makan siang, Lisa membereskan bekas makan mereka, sedangkan Jennie kembali berkutat dengan berkas-berkasnya.
" Hubby aku pulang ya"
" Tak ingin bersama saja?"
" Aniya aku ingin mampir terlebih dahulu ke mansion daddy "
" Baiklah sayang pulanglah sebelum aku pulang "
" Iya hubby, kalau begitu aku pamit " sebelum keluar dari ruangan Jennie, Lisa menyempatkan memberikan beberapa kecupan pada seluruh wajah suaminya.
" Aku pergi hubby"
" Hati-hati wife, kabari aku jika sudah sampai di mansion daddy"
Jisoo hanya bisa menghela nafas lelah, ketika mendapati istrinya yang sedang merajuk. Sebenarnya masalah mereka sudah dibicarakan berulang kali, sudah ada kesepakatan juga namun sepertinya Rose kembali berubah pikiran.
" Hon aku ingin hamil seperti Irene eonni" inilah permasalahannya, Rose yang ingin segera memiliki anak sedangkan jisoo masih ingin menghabiskan waktunya berdua dengan Rose.
" Kan sudah kita bahas sayang, dua tahun lagi ok, itu tidak akan lama sama sekali" ucap jisoo berharap Rose memahaminya.
" Itu terlalu lama, aku sudah ingin menjadi seorang ibu"
" Boleh sayang tapi bukan sekarang"
" Apa kau tidak ingin memiliki anak bersamaku?" Pertanyaan Rose membuat jisoo gelagapan, bukan tidak ingin tapi belum siap.
" Tentu aku mau tapi sayang memiliki seorang anak tidak semudah itu"
" Tapi kita memiliki segalanya, kita bahkan bisa menghidupi beberapa anak, kenapa kau seperti tidak ingin memilikinya "
" Aku masih ingin menghabiskan waktu bersama mu tanpa gangguan anak, sorry wife" Rose tau betul dengan alasan jisoo, namun Rose juga tak mau terus-terusan menundanya. Mereka bahkan menikah lebih dulu dibandingkan seulrene.
" Honey anak adalah titipan dari tuhan dengan adanya anak hubungan kita akan semakin erat. Aku yakin setelah memiliki anak kau akan sangat senang " Rose tak akan berhenti untuk membujuk jisoo, ia benar-benar ingin menjadi seorang ibu.
" Apa benar bisa begitu?"
" Benar honey, mau mencobanya?" Tak ada pilihan lain jisoo hanya mengangguk saja, baginya kebahagiaan Rose adalah yang utama.
" Aku mau tapi kau tetap milikku"
" Tentu honey" Rose terkekeh geli, jisoo sangat lucu jika sudah bertindak sebagai seorang yang posesif.
Udah dulu ya guys jangan lupa votmen jaga kesehatan dan jaga pola makan kalian see you next time bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Love The Tyrant Girl
RandomJennie Kim wanita dewasa yang hampir tidak memiliki perasaan apapun di hidupnya. kejam, sadis dan semena-mena pada siapapun yang menurutnya mengganggu ketenangannya. Lalisa Manoban seorang gadis cantik yang memiliki trauma akibat ulah ayahnya dan be...