Selesai shalat, Hanenda masuk ke dalam kamar nya dilihatnya Joel masih berkutat dengan memasang sarungan bantal yang baru. Dirinya bersidekap menyandar dipintu kamarnya.
Dirinya pun berjalan dan mengambil pakaian yang akan dia pakai kerumahnya. Tapi sebelum itu, dia berjalan mendekati Joel, yang saat ini hampir selesai merapihkan kasur.
"Adek, kamu tidak usah cuci sepreinya. Tolong kamu masukkan aja ke dalam kantong kresek hitam didalam laci lemari didapur. Aa' mau bawa ke rumah besar. Sekalian baju-baju kotor yang didalam keranjang."
"Loh, g disini aja dicucinya A'. Nanti Adek yang cuciin. Adek ada lihat mesin cuci. Adek bisa kok nyuci pake mesin cuci. G usah dibawa pulang segala, apalagi ada baju aku disitu A'. G enak sama orang rumah Aa'."
"Tidak apa-apa Dek, kamu tidak usah mencuci. Jangan capek."
"G bakalan capek lah A', bukan nyuci pake tangan lalu disikat macam dirumah ku. Atau begini aja A', pakaian kotor aku, biar aku aja yang nyucinya disini. G enak. Nanti Aa' ditanyain, itu punya siapa. Boleh kan A'?"
"Baiklah senyaman kamu saja asal jangan sampai bikin kamu repot dan capek."
"Oh iya Joel. Ini kartu Aa', kamu pakai, belikan apa yang mau kamu beli. Disekitar apart ada mini market, biasanya anak SMU jajannya banyak. Pin Aa' 040404."
"G usah A'. Dalam kulkas masih banyak bahan makanan yang bisa Adek pakai buat masak sebentar. Jajanan yang tadi dibeli di mall juga belum dimakan. Aa' ambil kembali aja, Adek sudah sangat cukup dengan apa yang Aa' beri ke Adek."
"Jangan begini A', Adek jadi merasa merepotkan Aa'. Tolong A'. Adek memilih Aa' bukan karen ingin uang Aa' tapi karena Adek lihat sosok Aa' yang sangat baik ke Adek. Tolong A' ambil kembali kartu Aa'."
"Bukan begitu. Aa' cuma mau Adek tidak kekurangan apapun lagi. Kamu sudah tanggung jawab Aa'. Dari hal kecil sampai yang besar yang ada didiri kamu, sudah Aa' klaim jadi tanggungan Aa'. Dan kamu Joel, tidak ada hak untuk membantah. Terserah kamu marah atau ngambek."
"Yang penting kamu sekarang tanggung jawab Aa', kamu mengerti kan Joel. Jangan merasa tidak enak atau apapun, kamu kekasih Aa', dunia Aa', tujuan utama Aa', prioritas Aa', rumah Aa'. Jadi apapun yang Aa' lakukan itu semua untuk Adek."
"Tapi A'."
"Tidak ada tapi-tapian. Tidak ada sanggahan. Tidak ada penolakan. Kamu sudah Aa' copot hak bicaranya. Sekarang ayo kedepan, antar Aa' kepintu."
Diruang tengah kini Hanenda memakai jasnya dengan bantuan Joel. Ralat, dengan paksaan Hanenda tentunya. Dia ingin Joel yang memakaikan jasnya itu, jadi disinilah Joel tengah membantu Hanenda memasang jas warna hitam yang sangat pas ditubuh Hanenda.
Selesai memakaikan jas ke Hanenda, tangan Hanenda sudah berada dipinggang ramping Joel, mendekap erat kekasihnya. Joel yang diperlakukan begini, hanya bisa tertunduk dan pura-pura membersihkan kerah jas Hanenda. Sial, kata Joel dalam hati, dirinya jadi salah tingkah lagi akibat tatapan Hanenda saat ini. Mana sosok Hanenda yang dibalut oleh jas hitam sangatlah tampan rupawan.
Dia jadi dejavu, mengingat tatapan Hanenda sekarang ini sama seperti saat tadi, sewaktu mereka melakukan pengalaman pertama bercinta. Tatapan yang mematikan. Tatapan Hanenda yang sangat ingin memakan dirinya. Panas terasa melingkupi wajah dan leher Joel. Dia makin tertunduk, tidak ingin mendongak kearah wajah Hanenda.
"Adek, kenapa menunduk. Coba lihat Aa'. Aa' ingin lihat Adek sebelum Aa' berangkat."
"Aa' stop lihatin Adek kaya gitu. Adek betulan malu ini A'."
"Loh, memangnya Aa' lihatin Adek kaya bagaimana? Perasaan biasa-biasa saja"
"Apaan biasa aja. Aa' liatin Adek macam mau nelan Adek. Berhenti Aa', Adek malu"
"Hahahahaha, nelan. Iya Aa' memang ingin menelan kamu, memakan kamu, tapi itu nanti, kamu siap-siap saja".
Bisik Hanenda ditelinga Joel, dengan suara rendahnya dan dengan sedikit mengulum kembali telinga Joel, yang mengakibatkan Joel makin masuk kedalam pelukan Hanenda.
"A' jangan gini."
"Jangan begini apa Adek. Untung Aa' ada acara malam ini, kalau tidak, habis kamu Joel."
Dikecupnya pucuk kepala Joel, dipeluknya dengan erat kekasihnya itu. Sudah sangat sayang dirinya kepada sosok laki-laki muda yang ada didekapannya ini. Tidak ada rasa ragu sedikitpun dihatinya.
Tujuan hidupnya berubah ketika dirinya menyatakan cinta kepada Joel. Dirinya sekarang hidup dan mati hanya untuk Joel. Dan dia harap Joel, bisa berbahagia selamanya bersama dirinya.
"Aa' berangkat dulu. Kamu baik-baik diapart. Kalau kamu ke mini market chat Aa' dulu, hati-hati dijalan, jangan kemana-mana. Jangan kelayapan, takutnya kamu diculik orang"
"Mana bisa aku diculik. Badan aku sama badan Aa' hampir sama besarnya. Mana bisa penculik nyulik aku. Duluan yang ada mereka aku hantam."
"Kamu itu lucu tau Dek, apalagi pas planga plongo. Kamu gampang banget diculik. Jadi kamu tidak boleh kelayapan. Habis belanja langsung naik ke apart."
"Iya-iya, Adek g bakalan kemana-mana juga. Snack dari Aa' masih banyak. Isi kulkas aja sampai full itu A'. Udah Aa' jalan aja, Adek diapart g bakalan kemana-mana. Janji".
"Baiklah. Sebisa mungkin Aa' bakalan fast respon sama kamu yah Dek. Nanti pas resesi acara, Aa' bakalan telepon atau chat kamu. Ingat kunci apart. Tidak usah bukain kalau bukan Aa' yang datang. Teman-temanku dan saudara Aa' tidak bakalan kesini. Papi Mami Aa' mereka tidak suka kesini. Kamu baik-baik yah. Aa' pergi dulu. Assalamu alaikum Adek".
"Waalaikum salam Aa'. Hati-hati dijalan."
Hanenda melihat kembali kebelakang, kearah pintu apartemennya. Tidak pernah menyangka akan bisa sangat mencintai seseorang dan seseorang itu lelaki muda yang notabene nya muridnya sendiri. Tapi Hanenda tidak akan pernah berhenti mencintai Joel. Apapun resikonya. Hidup atau mati.
🦋🐺
KAMU SEDANG MEMBACA
Syama Artjuni
FanfictionHanenda - Joel, didalam sebuah utasan kelam semesta. Mereka hanya inginkan kisah mereka laksana Asmaraloka tapi sayang norma diatas asmara. Mereka tak punya kuasa untuk melawan takdir Pemilik Kehidupan.