Mereka akhirnya tenggelam dengan tangisan yang menyayat hati. Berdua saling memberikan rangkulan. Joel dengan kisahnya, Hanenda dengan kasih sayangnya.
Raungan Joel sudah tidak terdengar lagi. Tangisan Joel mulai berhenti. Masih ada sedikit isakan, tapi sudah tidak seperti tadi. Hanenda yang merasakan pergerakan Joel sudah anteng, dengan pelan melonggarkan pelukannya. Ditangkupnya wajah Joel yang memerah itu. Mata yang sembab membengkak. Hidung dan bibirnya makin memerah. Dielapnya mata sembab itu. Sisa-sisa air mata dikecup dengan perlahan.
"Joel, Adek, sayang, kasih ku, liat Aa' dulu sayang. Aa' mengerti kamu, meski Aa' tidak akan pernah bisa merasakan luka mu, tapi Aa' disini, selalu temani kamu. Mulai saat ini, ada Aa', luka mu, sakit mu, berikan ke Aa', kita sembuhkan bersama, jangan berpikir yang aneh-aneh yah sayang. Kamu sabar. Aa' secepatnya bawa kamu pergi dari sini."
"Kita pergi okay. Kita pergi kemana pun, ketempat yang menerima kita. Ketempat yang akan Aa' ciptakan bahagia untuk Adek. Jadi kamu yang sabar yah sayang. Jangan menangis lagi. Kalau pun kamu menangis, datang ke Aa', luapkan ke Aa' air mata mu." [Ya Allah, aku betulan berdosa kepadaMu. Aku tidak bisa meninggalkan kekasihku sendiri. Aku mencintainya segenap jiwa ku. Tolong, tolong kami.]
"A', makasih banyak, sudah sudi mencintai Adek. Maaf sudah membawa Aa' masuk kedalam hidup Adek yang hancur. Adek bersyukur ada Aa' dihidup Adek. Abah, Umi, Abang Idris dan Aa', orang-orang yang sangat menyayangi Adek, menerima Adek, mau peduli dengan Adek. Adek g tau lagi seandainya kalian g ada dihidupku, mungkin Adek sudah lama mati. Adek capek A'. Adek juga ingin bahagia. Walau sesaat Aa'."
"Kamu sekarang tidak usah pikirkan orang-orang yang menyakiti kamu. Kamu berhak bahagia Joel. Semua orang berhak bahagia. Jadi, jangan berkecil hati. Jangan bersedih lagi. Hapus air mata mu Dek. Hmm?"
Hanenda kembali mengecup mata sembab Joel. Dengan perlahan dan hati-hati. Disapunya sisa air mata itu. Dengan merapalkan doa-doa yang baik untuk kekasihnya.
"Nah, sekarang habisin nasi nya dulu, habis itu kamu mandi. Terus kita ke mall yah, temani Aa' belanja. Kulkas Aa' tidak ada isinya. Kosong". Hanenda tersenyum dengan lembutnya, seraya membujuk pacar kecilnya itu untuk berhenti bersedih dan segera memakan sarapan yang sedari tadi terlupakan.
"Ahh iya A'."
Hanenda pun berdiri untuk mengambil makanannya yang ada didepan Joel. Tapi tangannya segera dipegang oleh Joel.
"A' mau kemana?" Joel yang memegang tangan Hanenda itu memandang sendu.
"Aa' cuma mau ambil makanannya Dek, trus Aa' nanti makan disamping kamu. Boleh?" Hanenda mengelus genggaman tangan Joel, memastikan Joel untuk tidak cemas.
"iya A' maaf."
Hanenda mengusap rambut Joel dengan lembut dan berjalan mengambil makanannya. Dan berakhir duduk disamping Joel. Tersenyum penuh cinta kasih. Memastikan Joel untuk tidak bersedih lagi.
"Sekarang kita sarapan dulu, kamu mandi habis itu kita ke mall. Sekalian kita jalan-jalan, biar kamu tidak kepikiran yang aneh-aneh, ok. Trus kita packing, Aa' mau ajak kamu liburan ke Bali."
🦋🐺
KAMU SEDANG MEMBACA
Syama Artjuni
Hayran KurguHanenda - Joel, didalam sebuah utasan kelam semesta. Mereka hanya inginkan kisah mereka laksana Asmaraloka tapi sayang norma diatas asmara. Mereka tak punya kuasa untuk melawan takdir Pemilik Kehidupan.