Tidak terasa air matanya mulai jatuh bercucuran, menahan isak tak ingin Hanenda mengetahui tangisannya. Namun terlambat, Hanenda sudah melihatnya.
Joel dipeluknya dari belakang, menyandarkan kepalanya dipundak lebar milik kekasihnya itu. Memeluknya dengan hangat, seraya mengucapkan kata maaf dan cinta kepada satu-satunya yang dia cintai.
Dibalikkannya badan Joel sehingga sekarang mereka saling berhadapan. Tidak henti-hentinya Hanenda mengecup mata Joel yang berlinang air mata. Dihapusnya air mata itu, dikecupnya sekali lagi kedua mata indah yang sekarang menjadi sembab.
"Maaf Aa' tidak pernah menjelaskan ke kamu tentang wanita itu. Aku tau kamu dari dulu sudah mengetahui tentang pertunangan aku dengan dia. Namun Aa' belum pernah memberi penjelasan sedetailnya kepada kamu tentang hubungan ku dengan dia. Bagaimana perasaan ku kepada dia. Dan bagaimana posisi kamu di hidup ku" ujar Hanenda pelan-pelan memberikan penjelasan kepada Joel.
"Apa kamu mau Aa' jelaskan setelah kita berendam? Tidak baik berlama-lama kamu polos begini, nanti kamu sakit. Kita masuk berendam dulu yah sayang? Boleh?" Hanenda menambahkan penuturannya kepada Joel yang masih diam membisu.
Joel hanya mengangguk mengiyakan permintaan Hanenda. Dan mereka pun sekarang berada didalam bathtube yang hangat. Dipeluknya Joel dari belakang, Hanenda bersandar dikepala bathtube, tidak lupa menarik Joel untuk menyandarkan tubuhnya ke dada Hanenda.
Tidak ada yang berbicara. Joel menutup mata seraya mempererat pelukan Hanenda. Hanenda juga memeluk dan sesekali membubuhkan kecupan di bahu polos Joel. Hangat dan intim. Meski didalam benak masing-masing terdapat banyak benang yang kalut butuh diuntai sehingga terjalin dengan rapih lagi bentuknya.
"A'... apa Aa' juga mencintai wanita itu?" ucap Joel memecahkan keheningan dengan pertanyaan yang mengiris hatinya sendiri.
Dirasakannya oleh Joel helaan nafas panjang Hanenda, yang pertanda kalau Hanenda tidak menyukai pertanyaan itu.
"Namanya Ajeng, dan Aa' tidak pernah mencintai Ajeng. Tidak pernah sekalipun ada rasa untuk dia, hanya menganggap Ajeng sebagai kawan seperti biasa. Kami dijodohkan oleh orang tua kami. Sungguh kuno pemikiran mereka yang katanya sudah modern" sanggah Hanenda dengan cepat.
"Aa' hanya menjalankan perintah Mami Aa' yang meminta Aa' untuk membawa Ajeng ke warung kopi Babah. Sebenarnya Aa' tidak ingin, Aa' sudah izin seharian ini untuk kembali ke apartmen dan mencari kamu, membawa kamu kembali kesini ke apartemen kita." sambung Hanenda lagi
"Tapi tiba-tiba Mami menyuruh Aa' untuk membawa Ajeng kesana."
"Apa Aa' pernah cinta dengan Ibu Ajeng?" tanya Joel lagi dengan emosi dan air mata yang dia tahan.
"Aa' tidak pernah menyukai apalagi mencintai dirinya. Tidak pernah sekalipun. Tidak dulu sebelum kita bertemu ataupun nanti kedepan. Karena orang yang ku cintai itu kamu, hanya Joel Sagala yang menempati seluruh hati Aa'. Kamu tujuan akhir Aa'. Kamu fokus Aa' selamanya. Kamu pusat kehidupan Aa'. Kamu rumah Aa', tempat ku pulang ditengah hiruk pikuk nya pekerjaan Aa'. Kamu satu-satunya Joel."
Diam seribu bahasa. Tidak ada yang bersuara. Mereka menahan gejolak emosi. Tidak ingin memperparah keadaan.
"Kenapa Aa' mau dijodohkan? Kenapa Aa' mau bersama dengan Adek? Adek hanyalah butiran debu dibanding dengan Ibu Ajeng" tanya Joel sekali lagi, kali ini air matanya tidak terasa jatuh menetes tepat dilengan Hanenda yang memeluk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syama Artjuni
FanfictionHanenda - Joel, didalam sebuah utasan kelam semesta. Mereka hanya inginkan kisah mereka laksana Asmaraloka tapi sayang norma diatas asmara. Mereka tak punya kuasa untuk melawan takdir Pemilik Kehidupan.