"Tuan Arsenio sudah kembali." Ucapan itu Ratih dengar dari Lasma saat ia baru kembali ke kamarnya setelah menidurkan Shanaya.
"Tuan Shaka sudah kembali?" Ratih balik bertanya karena ia tidak mendapatkan informasi apapun dari majikannya itu. Pasalnya beberapa hari lalu Shaka mengatakan pada Shanaya kalau pria itu akan membawa Shanaya pergi liburan setelah dia kembali.
"Bukan Tuan Shaka, tapi Tuan Noam Arsenio." Lasma memberitahu.
"Lalu?"
"Dia memintaku untuk menghubungimu dan menyuruhmu untuk datang ke sini."
"Kapan?"
"Besok."
"Bagaimana dengan Nona Shanaya?"
"Bawa saja kemari. Jika Nyonya Neylan marah, aku yang akan membelamu." Jawab Lasma lagi dan Ratih hanya mengangguk saja. "Aku sudah memberitahu supir." Ucap Lasma dan setelah menjanjikan dia akan datang dengan Shanaya telepon pun ditutup.
Keesokan harinya Ratih mendadani Shanaya dengan sangat manis. Mengenakan baju setelan khas anak-anak dan mengikat rambutnya dengan jepitan yang lucu berwarna merah muda. Ratih ingin Shanaya tampil manis sebelum bertemu dengan kakek buyutnya.
"Pappous tidak suka Naya." Ucap Shanaya lirih. Gadis kecil itu terlihat sangat gugup, duduk di samping Ratih sambil memilin jemari tangannya.
"Siapa yang bilang?"
"Mama." Jawab Shanaya lirih, memandang Ratih dengan mata berkaca-kaca.
Ratih sendiri tidak bisa menyimpulkan apa Tuan Noam Arsenio itu memang tidak menyukai Shanaya atau memang karakter pria itu yang tidak menyukai semua orang. Karena saat Ratih memperhatikan interaksinya dengan keluarga Arsenio yang lain, pria itu memang memiliki ekspresi yang dingin dan cara bicara yang datar.
"Tuan Noam bukannya tidak suka Nona. Tapi mungkin Tuan Noam tidak mengenal Nona. Kan ada istilahnya tak kenal maka tak sayang." Jawab Ratih menenangkan. Shanaya menggelengkan kepala dan Ratih mengusap rambutnya pelan. "Tidak usah diambil hati." Ucap Ratih yang ia sendiri bingung harus berkata apa. "Tidak semua orang akan dekat dengan kita ataupun menyukai kita meskipun kita sudah berbuat baik.
"Berapa banyak teman yang ada di kelas Nona?" Tanya Ratih yang membuat gadis kecil itu berpikir.
"Mmm..."
"Ada dua puluh lima orang." Ratih membantu Shanaya menjawab. "Dan diantara semua orang yang ada di kelas Nona, apa Nona mengenal semuanya? Tahu nama-namanya?" Shanaya menganggukkan kepala. "Apa Nona berteman dengan semuanya?" Shanaya menggelengkan kepala. "Berapa orang teman baik Nona?"
"Satu." Jawab Shanaya dengan polosnya.
"Kenapa hanya satu?"
"Karena yang Naya suka cuma satu."
"Apa Nona membenci teman-teman Nona yang lain?" Shanaya menggelengkan kepala. "Nah, tidak berteman bukan berarti membenci kan?
"Tuan Noam juga begitu. Beliau tidak dekat dengan Nona tapi bukan berarti beliau membenci Nona. Tapi perasaannya pada Nona, sama seperti perasaan Nona pada teman-teman Nona yang lain. Nona mengerti?" Shanaya kembali menganggukkan kepala. "Itulah yang disebut tak kenal maka tak sayang. Tuan Noam tidak terlalu mengenal Nona, karena itulah tuan Noam tidak bisa menyayangi Nona. Begitu juga sama Nona, diantara Papa dan Pappous, siapa yang paling Nona sayang?"
"Papa."
"Itu karena Nona dekat dengan Papa. Kenal dengan Papa. Nanti, kalau Nona dekat dan kenal baik dengan Tuan Noam, Nona juga akan sayang pada Tuan Noam, begitu juga sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled by Your Charms
RomansaRatih yang putus asa meminta bantuan teman lamanya untuk mencarikannya pekerjaan. Dia ingin pekerjaan dengan gaji yang besar meskipun itu membuatnya harus bekerja keluar negeri sebagai seorang pelayan. Namun siapa yang menyangka kalau tanpa sepenge...