Masa lalu selalu punya ruang khusus tersendiri. Dia punya potensi menang tanpa berjuang dengan keras
_______
"Lo suka sama Kevin?" Pertanyaan itu datang secara tiba-tiba
"Enggak! Kenapa kamu nanyak kayak gitu?" Liana menunduk dan fokus pada mie nya
Raka tertawa lalu mengangguk, "Jangan jatuh cinta sama orang yang belum selesai sama masa lalunya. Nanti lo sakit" ucap Raka
Liana diam tak merespon
"Kevin masih terjebak sama Mika" Raka tidak bodoh untuk mengetahui bagaimana cara Liana mendengarkan setiap nama Kevin di sebut
"Gue gak bilang masa lalu selalu menang. Tapi masa lalu akan selalu punya ruang khusus tersendiri" Raka melanjutkan kalimatnya
Liana menatap Raka dengan senyumannya yang baru saja terbit, "Aku gak akan jatuh cinta sama Kevin" ucapnya pada Raka
'Gue harap hati lo juga bilang gitu Li'
"Mumpung lagi disini, ada lagi yang pengen lo makan?" Liana langsung mendongak dengan mata berbinar
"Boleh?" Raka mengangguk, dia menarik tangan Liana untuk bergerak mengitari mini market
Liana menahan tangan Raka di depan kulkas buah-buahan. Dia menunjuk buah semangka dan Raka langsung mengambilnya
Keduanya memakan banyak hal, mulai dari cemilan dan juga beberapa buah. Liana tidak pernah tau bahwa perutnya akan muat banyak makanan
"Raka... makasih ya" Raka menoleh kemudian mengangguk
Raka mengantar Liana hingga tak jauh dari kediaman gadis itu. Raka memastikan Liana sampai dengan selamat tanpa lecet
"Aku harus lewat gerbang belakang" Liana melambaikan tangannya pada Raka
"Hubungin gue kalau ada apa-apa. Gue dengan senang hati buat bantuin lo" Raka ikut membalas lambaian tangan Liana
Raka memperhatikan Liana yang mulai hilang dari pandangannya. "Ternyata dia juga tertekan" Raka menghela nafas
"Gue harus pulang sekarang"
"Nyatanya gue gak akan bisa marah lama-lama sama Kevin. Sahabat gue cuma satu" Raka tiba-tiba memikirkan Kevin
Raka menaiki motornya, mengendarai kendaraan itu hingga sampai di depan rumah. Raka tidak melihat motor Kevin di garasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Story [END]
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia" Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya Sempurna? Bahkan jik...