WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA
"Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia"
Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya
Sempurna? Bahkan jik...
"Saya cuma punya dia di kehidupan saya yang sepi ini"
-William-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**
Mika mengguyur tubuhnya di kamar mandi, dia menangis sejadi-jadinya. Mika takut, Mika merasa seluruh tubuhnya ternodai
"HEH! JANGAN MANDI MALEM-MALEM! KAMU PIKIR BIAYA AIR DISINI GAK MAHAL!" itu teriakan Ibu nya
"MIKA!" Kinan menggedor pintu kamar mandi
Mika membuka pintu kamar mandi, seluruh bajunya basah dan transparan. "APA?!" Mika balas berteriak
Plak!
"Berani kamu teriak ke Ibu?!" Kinan menampar pipi Mika
"Ibu aja boleh kenapa Mika enggak?! Ibu selalu teriak ke Mika! Ibu selalu mukul Mika! Mika juga capek Bu!" Mika mengutarakan semua amarahnya
Kinan menarik rambut Mika, menyeret gadis itu hingga masuk ke kamar
Brak!
"Jangan berharap kamu bisa keluar dari sini!" Kinan membanting pintu dan menguncinya dari luar
"Gue gak perduli, gue gak perduli" Mika naik ke atas kasurnya dalam keadaan yang masih basah kuyup
"Kenapa lo gak dateng Vin? Kenapa lo gak dateng?" Lirih Mika
Seperti semua orang tidak ada yang menginginkannya. Mika tidak punya siapapun sebagai sandaran. Mika memejamkan matanya, berharap untuk segera tidur dan melupakan semua lukanya hari ini
***
Raka merasa ada yang menyelimuti tubuhnya, dia lekas membuka mata. "Lo gak tidur?" Dia melihat Kevin didepannya
"Kenapa tidur disini?" Kevin balik bertanya. Raka tidur di sofa dengan keadaan terduduk
"Full" jawab Raka
Kamar pertama berisi Gunawan dan Tara, kamar kedua berisi Jonathan, Farhan dan Kenan.
Kevin duduk di samping Raka. "Biasa.."
"Barusan lo tidur, gue takut bangunin lo kalau gue naik ke atas kasur lo" Raka memotong terlebih dahulu seolah tau apa yang akan Kevin katakan
"Lo beneran berhenti ngejar Mika?" Kevin menoleh, dia mengangguk dua kali
Raka ikut mengangguk, "Bagus deh. Gue gak harus ngeliat lo selalu ngelakuin hal yang sia-sia" tuturnya dengan sedikit senyum