30. Rasa Cinta

560 66 72
                                        

"Cinta itu bisa sempurna kalau keduanya punya takaran yang sama. Tapi gue gak tau apa cinta lo beneran bisa buat gue sepenuhnya"

 Tapi gue gak tau apa cinta lo beneran bisa buat gue sepenuhnya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
"Geng apa?" Tanya Kevin

"Geng? Gang kalik. Tadi dia bilangnya Gang di depan ada orang-orang rusuh" Raka melirik William

"Iya kan? Iya kan?!" William mengangguk, terpaksa

"Nih hp lo" Kevin memberikan hp Raka

William kembali duduk di sofa, dia menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan mata

Kevin duduk di sofa terpisah, dia membaca bukunya lagi. "Jangan belajar terus, nanti puyeng" Raka duduk di samping Kevin

"Yang pinter dari lahir diem" ucap Kevin

Raka menidurkan kepalanya di paha Kevin dan memainkan game yang ada di hp nya tanpa berisik, Kevin juga tampak diam saja dan tidak terganggu sama sekali

William sedikit membuka matanya, dia melihat Kevin yang begitu giat belajar. Artinya laki-laki itu benar-benar akan berubah menjadi pintar? William kembali memejamkan matanya

"Pacar gue" gumam Raka dan langsung duduk

"Pacar, mau kemana?" Tanya Raka saat melihat Liana baru keluar dari kamar Ara dan Arin

"Liam tidur?" Tanya nya

"Udah gak usah di bangunin. Mending kamu sama aku aja" Raka menarik tangan Liana untuk pergi dari ruang tengah

Kevin menggelengkan kepalanya, "Sekarang lo baru ngerasain jatuh cinta" gumamnya

Kevin tidak tau Raka akan membawa Liana kemana. Kemanapun terserah asal jangan ke kamar nya

Kevin melihat William sejenak, dia berdiri dari sana dan masuk ke kamar tamu. Kevin kembali dengan selimut di tangannya, dia menutupi tubuh William menggunakan selimut itu pelan-pelan

Kevin duduk lagi ke tempat semula, tetap belajar disana

'Anjir' William kembali menyipitkan matanya, dia memegang selimut yang ada di tubuhnya dan melihat ke arah Kevin

William kembali menutup matanya saat melihat Kevin akan menoleh ke arah nya

"Uwaaah" Liana menutup mulutnya

"Bagus" pujinya

"Bagus? Lucu apa bagus? Kalau bagus berarti cuma figuranya aja" ucap Raka

"Ini kamu?" Liana menunjuk salah satu foto disana

Ruangan itu seolah menjadi tempat penyimpanan banyak kenangan-kenangan masa lalu

"Itu Kevin" Raka mengoreksi

"O-oh. Kalau ini pasti kamu" Liana menunjuk lagi

Raka menghela nafas, dia memegang kedua bahu Liana agar menghadap ke arahnya. "Coba liat aku baik-baik" suruhnya

Behind The Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang