WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA
"Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia"
Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya
Sempurna? Bahkan jik...
"Cinta itu bisa sempurna kalau keduanya punya takaran yang sama. Tapi gue gak tau apa cinta lo beneran bisa buat gue sepenuhnya"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*** "Geng apa?" Tanya Kevin
"Geng? Gang kalik. Tadi dia bilangnya Gang di depan ada orang-orang rusuh" Raka melirik William
"Iya kan? Iya kan?!" William mengangguk, terpaksa
"Nih hp lo" Kevin memberikan hp Raka
William kembali duduk di sofa, dia menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan mata
Kevin duduk di sofa terpisah, dia membaca bukunya lagi. "Jangan belajar terus, nanti puyeng" Raka duduk di samping Kevin
"Yang pinter dari lahir diem" ucap Kevin
Raka menidurkan kepalanya di paha Kevin dan memainkan game yang ada di hp nya tanpa berisik, Kevin juga tampak diam saja dan tidak terganggu sama sekali
William sedikit membuka matanya, dia melihat Kevin yang begitu giat belajar. Artinya laki-laki itu benar-benar akan berubah menjadi pintar? William kembali memejamkan matanya
"Pacar gue" gumam Raka dan langsung duduk
"Pacar, mau kemana?" Tanya Raka saat melihat Liana baru keluar dari kamar Ara dan Arin
"Liam tidur?" Tanya nya
"Udah gak usah di bangunin. Mending kamu sama aku aja" Raka menarik tangan Liana untuk pergi dari ruang tengah
Kevin menggelengkan kepalanya, "Sekarang lo baru ngerasain jatuh cinta" gumamnya
Kevin tidak tau Raka akan membawa Liana kemana. Kemanapun terserah asal jangan ke kamar nya
Kevin melihat William sejenak, dia berdiri dari sana dan masuk ke kamar tamu. Kevin kembali dengan selimut di tangannya, dia menutupi tubuh William menggunakan selimut itu pelan-pelan
Kevin duduk lagi ke tempat semula, tetap belajar disana
'Anjir' William kembali menyipitkan matanya, dia memegang selimut yang ada di tubuhnya dan melihat ke arah Kevin
William kembali menutup matanya saat melihat Kevin akan menoleh ke arah nya
"Uwaaah" Liana menutup mulutnya
"Bagus" pujinya
"Bagus? Lucu apa bagus? Kalau bagus berarti cuma figuranya aja" ucap Raka
"Ini kamu?" Liana menunjuk salah satu foto disana
Ruangan itu seolah menjadi tempat penyimpanan banyak kenangan-kenangan masa lalu
"Itu Kevin" Raka mengoreksi
"O-oh. Kalau ini pasti kamu" Liana menunjuk lagi
Raka menghela nafas, dia memegang kedua bahu Liana agar menghadap ke arahnya. "Coba liat aku baik-baik" suruhnya