WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA
"Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia"
Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya
Sempurna? Bahkan jik...
"Sejak awal, siapapun yang berlebihan. Dia yang akan terbuang"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#
*#*#
"Gue gak sengaja Vin" Mika tampak mencari keberadaan tisu
"Lo kasar banget" Kevin menerima tisu yang Mika berikan
"Maaf" Mika hendak membantu Kevin
"Gak usah megang-megang!" Kevin menepis tangan Mika yang akan membantu mengelap darahnya
Mika mengambil tempat sampah, berdiri di sebalah Kevin. Kevin membuang tisu nya kesana, gadis itu berjalan lagi mengambil tisu basah
Sesuai permintaan Kevin, Mika tidak menyentuhnya. Dia bahkan tampak seperti asisten Kevin sekarang
"Gue gak sengaja, ya lagian lo juga megang-megang gue anjir! Sadar diri!" Mika menghentakkan kakinya
"Berisik lo" Kevin menghela nafas. Rasanya kepalanya berkunang-kunang sekarang
"Sana balik ke tempat lo!" Kevin mengusir
Mika meletakkan tempat sampah itu di dekat nakas lalu kembali ke brankarnya. Gadis itu tetap ngedumel dan mengatakan bahwa Kevin yang salah, karena Kevin yang memegangnya terlebih dahulu
"Tumben Raka gak kesini? Biasanya orang paling heboh pas lo sakit kan Raka" kalimat Mika keluar secara tiba-tiba
Kevin diam, dia hanya berkedip dan melihat langit-langit ruangan
"Kadang gue iri sama persahabatan kalian. Tapi kadang gue kasian, karena Raka terlalu banyak berkontribusi dari pada lo" ucapnya. Kevin tetap mendengarkan
"Harusnya lo kan bisa hidup sendiri, gak bergantung sama Raka. Kasian kan Raka setiap hari ngurusin lo, apalagi orang tua Raka. Pasti kesel banget karena anaknya lebih sering ngurusin lo dari pada ada di rumah" kalimat panjang Mika yang kali ini mengganggu Kevin
"Pemikiran orang kaya beda sama orang miskin. Jelas pemikiran Raka dan keluarganya beda sama pemikiran dangkal lo" kali ini Kevin membalas
"Tapi bukannya iya? Lo gak kasian apa sama Raka? Dia tuh punya kehidupan sendiri" Mika tampak tak ingin diam
"Pemikiran lo terlalu kotor, pantes lo gak punya temen. Bahkan dari dulu gak ada yang mau temenan sama lo" ucap Kevin pedas
Mika melotot, dia kembali membuka tirai pembatas. "Kenapa sih semua kalimat lo nyakitin gue?!" Tanya nya dengan emosi
Kevin menoleh, gadis di hadapannya tampak begitu ingin marah. Kevin menghela nafas, tampaknya mulai lelah pada Mika
"Gue udah nahan ini dari dulu. Mika... gue selalu berusaha jaga perasana lo. Tapi apa lo mikirin gue? Dari semua omongan lo barusan. Apa itu juga gak nyakitin gue?" Tanya Kevin