"Nanti lo juga sadar betapa berharganya sesuatu yang udah hilang, bahkan lo gak tau mau cari dia dimana"
-Gunawan-
***
Kevin menarik selimut hingga menutupi tubuh Raka yang ada disampingnya. Memikirkan setiap ucapan Papa Raka, membuatnya merasa bersalah"Kenapa lo gak bilang Rak? Kenapa lo gak bilang kalau gue nyakitin lo?"
'Gue pikir Liana suka sama lo'
'Bisa jadi dia nerima Raka biar bisa deket sama lo'
'Mama pikir Liana suka sama kamu'
Kevin mengingat semua ucapan disekitarnya. Apa benar Liana menyukainya?
'Gimana kalau kita suka sama orang yang sama?'
Kevin menatap Raka yang tertidur lelap, "Maafin gue Rak" tuturnya
Kevin membuka lemari, dia mengambil bajunya yang tersisa di lemari Raka. Dia mungkin tidak akan menginap lagi disini, ini adalah terakhir kalinya dia menginap
Raka bebas menginap di rumahnya jika remaja itu mau, tapi untuk dirinya sendiri, Kevin akan membatasi itu
Kevin akan memberikan ruang lebih
Tangan Kevin menyentuh jaket tebal milik Raka. "Kenapa jaket basah di masukin ke lemari?" Tanya nya
Kevin mengambilnya, dia meneliti jaket yang ada di tangannya. "Kayak pernah liat" gumamnya
Wajah Kevin berubah menjadi lebih serius. "Ini jaket yang sama kayak punya Jo, Farhan sama Kenan" ucapnya
Kevin menoleh saat melihat Raka bergerak menjatuhkan guling. Kevin mengambil guling yang terjatuh itu
Kevin melipat jaket Raka, dia akan membawanya pergi. Dia akan menyimpannya hingga Raka bisa menjelaskan sesuatu
Kevin cepat-cepat keluar dari kamar Raka. Dia pergi dari rumah Raka jam satu dini hari
"Mas mau kemana?" Kevin menoleh, 2 bodyguard itu ternyata masih tetap disana. Kevin rasanya ingin mengeluh karena Papa nya terlalu ketat sekarang. Ini sedikit menekan Kevin
"Pulang" jawab Kevin
"Biar kami yang nyetir" Kevin mengangguk, dia langsung duduk di belakang
Kevin mengeluarkan hp nya, hp itu terasa begitu lama tidak Kevin aktifkan. Padahal hanya 2 hari
Mantan cantik 🧚♀️
2 Panggilan Tak Terjawab
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Story [END]
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia" Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya Sempurna? Bahkan jik...