PENANTIANNYA SELESAI, SELAMAT MENEPATI JANJI JEJE
***
"Anak umur 15 tahun mana yang bisa bunuh orang Jo?!" Namanya Roni, teman Joshua"Satu minggu lagi lo ulang tahun, lo gak mau memperbaiki sama Jastin? Satu-satunya yang dia punya cuma lo" ucap Roni lagi
"Gue gak pernah ninggalin dia Ron, kalau gue ninggalin dia pasti dia udah jadi gelandangan di jalan" jawab Joshua sambil mengaduk kopi nya
"Seandainya dia gak maksa keluar malam itu, semuanya gak akan kayak gini" ucap Joshua dengan pelan
"Sampai kapan mau nyalahin takdir? Sampai Jastin nyusul Mama lo?" Tanya Roni begitu enteng
Joshua menggeleng, "Dia gak akan mati" katanya
"Harusnya yang patut lo curigai adalah bokap lo sendiri? Pembantu lo juga bilang itu dulu" tutur Roni. Merasa kembali ingin mengulik ini
"Apa yang lo benci dari Jastin? Jastin satu-satunya yang selamat dalam kecelakaan itu Jo" kata Roni
"Apa bokap lo se sakit Jastin? Bokap lo aja langsung nikah lagi seminggu kemudian. Harusnya itu yang lo salahin!" Roni mengusap rambutnya dengan frustasi
Dia begitu emosi karena sebelumnya Joshua terus menolak panggilan masuk dari Jastin
"Justru itu yang gue benci, seandainya Jastin gak minta keluar malam itu. Keluarga gue masih utuh! Papa gak akan nikah lagi sama Tante-tante itu! Dan Mama gak akan meninggal Ron!" Joshua mengucapkannya penuh emosi
"Sebenci-bencinya lo sama bokap lo, kenapa lo tetep tinggal disana daripada tinggal sama adek lo sendiri? Dia sendirian Jo!" Kesal Roni
Satu-satunya teman yang Joshua punya adalah Roni. Dia tau semuanya soal Joshua dan Jastin
"Komanya Hazel itu udah cukup nyakitin Jastin. 2 tahun, 2 tahun dia nunggu" Roni hanya ingin membuat Joshua sadar
"Gue balik" Joshua berdiri dari duduknya
"Terserah lo deh, terserah!" Roni angkat tangan, lelah menasehati yang benar perihal persaudaraan Joshua dan Jastin
Joshua sampai ke rumah Papa nya, dia tinggal bersama Papa dan Ibu tirinya
"Makasih, aku udah nunggu ini dari awal" langkahnya berhenti di ambang pintu saat mendengar suara Papanya yang tampak bahagia
"Anak dari kamu yang aku tunggu-tunggu" ucapnya
"Aku juga. Tapi tetep aja, anak dari istri kamu itu... masih ada disini" kakinya bergetar saat mendengar ucapan Mama tirinya
"Nanti juga kalau dia nikah, dia keluar dari sini. Hanya tersisa aku, kamu dan anak kita" ucap Handy, membalas ucapan istrinya
"Untung Jastin gak pernah tinggal disini"
"Dia tetap nunggu anak itu?"
"Iya, sebenarnya Jastin juga perlu dikasihani. Dia nunggu Hazel, seandainya keluarga Hazel gak ikut, mereka pasti selamat dari kecelakaan itu" Joshua menunduk, berusaha mendengarkan lebih jelas
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Story [END]
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia" Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya Sempurna? Bahkan jik...