Kita selalu punya banyak pintu maaf untuk orang yang kita sayangi.
_____________
"Kevin!" Liana bergerak bingung, Kevin juga tetap dalam kondisi yang sama"Sakit Rak" Kevin beberapa kali memukul dadanya
Liana berlari turun dari rooftop, dia kembali dengan sebotol air mineral. Liana berdiri tegang di tempatnya saat melihat Kevin menatap kedatangannya
"Li" panggil Kevin
"Kamu kenapa sih? Kalau masih sakit kenapa masuk?!" Liana melempar air mineral yang dia bawa
Kevin berdiri, dia menghela nafas beberapa kali. "Sorry, maaf bikin lo panik" ucapnya sambil mendekati Liana
Liana berjongkok, menelungkupkan kepalanya hingga wajahnya tak terlihat. Rambut terurai Liana juga hampir menyentuh lantai
Kevin bisa mendengar suara isakan Liana. "Kok lo nangis? Lo capek ya lari ke bawah?" Tanya Kevin, dia ikut berjongkok
Kevin pikir yang ada di sampingnya adalah Raka, bukan orang lain. Dia juga tidak bermaksud membuat Liana khawatir
Kevin mengambil botol air yang Liana buang, "Minum dulu, jangan nangis" Kevin mengecilkan suaranya
Liana mengangkat kepalanya, wajahnya sudah memerah sekarang. "Itu buat kamu" tuturnya
"Buat gue?" Liana mengangguk
Kevin membukakan tutup botolnya lalu memberikannya pada Liana "Lo minum dulu, nanti gue minum" tangan Kevin berada di hadapan Liana
Liana meminumnya terlebih dahulu, setelah itu Kevin ikut meminumnya. "Sini neduh. Nanti kulit lo gosong" Kevin membawa Liana ke tempat semula
Liana memperhatikan Kevin dan Kevin menyadari itu. "Gue baik-baik aja" ucap Kevin berusaha meyakinkan
"Kamu... keliatan sakit" suara Liana begitu kecil
Kevin tertawa sejenak, "Gue cuma mimpi buruk bukan penyakitan. Harusnya lo gak sekhawatir tadi" ucapan Kevin menyadarkan Liana akan sesuatu
Harusnya Liana tidak menunjukkan hal yang berlebihan. Kevin melambaikan tangannya di depan wajah Liana
"Maaf" Liana mengalihkan pandangannya
"Harusnya gue yang minta maaf, lain kali gue gak mau tidur disini. Kayaknya disini banyak setannya deh, makanya gue mimpi buruk" ucap Kevin, dia ikut melihat ke depan
"Untuk yang tadi, jangan kasih tau siapapun" pinta Kevin tiba-tiba
Liana kembali memperhatikan Kevin, dia melihat ada yang menetes dari tangan laki-laki itu. "Apa tangan kamu sering basah?" Tanya nya
Kevin ikut menatap tangannya, "Biasa, tapi biasanya gak sebasah ini"
"Jangan!" Liana menahan lengan Kevin, Kevin hampir saja mengelap menggunakan bajunya
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Story [END]
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia" Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya Sempurna? Bahkan jik...