04. Yang selalu ADA

566 60 66
                                    

Kita selalu punya banyak pintu maaf untuk orang yang kita sayangi.

_____________

"Kevin!" Liana bergerak bingung, Kevin juga tetap dalam kondisi yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kevin!" Liana bergerak bingung, Kevin juga tetap dalam kondisi yang sama

"Sakit Rak" Kevin beberapa kali memukul dadanya

Liana berlari turun dari rooftop, dia kembali dengan sebotol air mineral. Liana berdiri tegang di tempatnya saat melihat Kevin menatap kedatangannya

"Li" panggil Kevin

"Kamu kenapa sih? Kalau masih sakit kenapa masuk?!" Liana melempar air mineral yang dia bawa

Kevin berdiri, dia menghela nafas beberapa kali. "Sorry, maaf bikin lo panik" ucapnya sambil mendekati Liana

Liana berjongkok, menelungkupkan kepalanya hingga wajahnya tak terlihat. Rambut terurai Liana juga hampir menyentuh lantai

Kevin bisa mendengar suara isakan Liana. "Kok lo nangis? Lo capek ya lari ke bawah?" Tanya Kevin, dia ikut berjongkok

Kevin pikir yang ada di sampingnya adalah Raka, bukan orang lain. Dia juga tidak bermaksud membuat Liana khawatir

Kevin mengambil botol air yang Liana buang, "Minum dulu, jangan nangis" Kevin mengecilkan suaranya

Liana mengangkat kepalanya, wajahnya sudah memerah sekarang. "Itu buat kamu" tuturnya

"Buat gue?" Liana mengangguk

Kevin membukakan tutup botolnya lalu memberikannya pada Liana "Lo minum dulu, nanti gue minum" tangan Kevin berada di hadapan Liana

Liana meminumnya terlebih dahulu, setelah itu Kevin ikut meminumnya. "Sini neduh. Nanti kulit lo gosong" Kevin membawa Liana ke tempat semula

Liana memperhatikan Kevin dan Kevin menyadari itu. "Gue baik-baik aja" ucap Kevin berusaha meyakinkan

"Kamu... keliatan sakit" suara Liana begitu kecil

Kevin tertawa sejenak, "Gue cuma mimpi buruk bukan penyakitan. Harusnya lo gak sekhawatir tadi" ucapan Kevin menyadarkan Liana akan sesuatu

Harusnya Liana tidak menunjukkan hal yang berlebihan. Kevin melambaikan tangannya di depan wajah Liana

"Maaf" Liana mengalihkan pandangannya

"Harusnya gue yang minta maaf, lain kali gue gak mau tidur disini. Kayaknya disini banyak setannya deh, makanya gue mimpi buruk" ucap Kevin, dia ikut melihat ke depan

"Untuk yang tadi, jangan kasih tau siapapun" pinta Kevin tiba-tiba

Liana kembali memperhatikan Kevin, dia melihat ada yang menetes dari tangan laki-laki itu. "Apa tangan kamu sering basah?" Tanya nya

Kevin ikut menatap tangannya, "Biasa, tapi biasanya gak sebasah ini"

"Jangan!" Liana menahan lengan Kevin, Kevin hampir saja mengelap menggunakan bajunya

Behind The Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang