Penderitaan mana yang lebih kejam dari sebuah fakta pilu itu?
***
William tersenyum hangat, dia memberikan segelas susu pada Liana. Gadis itu masih lengkap dengan seragam sekolahnya"Kamu udah mendingan?" William mengangguk, dia beralasan sakit pada Liana hingga tidak bisa masuk sekolah hari ini
"Om Cahyo gak ada?" Tanya Liana
"Disini gak ada orang Li. Papa keluar buat nemenin bokap lo" jawab William
Liana mengangguk, dia meminum susu buatan William. "Lo tadi dianterin Raka?" Liana kembali mengangguk
"Susunya enak. Makasih Liam" Liana tersenyum
William mendekati Liana, "Coba liat tangan lo" pintanya
Liana memberikan tangannya. William memperhatikan cincin tunangan Liana, "Cantik, sama kayak lo" ucap William
Liana kembali tersenyum, "Makasih Liam" ucapnya
William menatap Liana, mengusap pipi gadis itu. "Jangan di usap, nanti aku ngantuk" Liana menahan tangan William
"Gue tau sekolah capek, makanya gue mau lo istirahat aja" ucap William, dia tetap mengusap wajah Liana
Liana berkedip beberapa kali, merasa kedua matanya mulai memberat. Liana menyandarkan kepalanya di bahu William
"Tidur Li, tidur yang nyenyak" William menarik pinggang Liana agar lebih dekat
William memegang tangan Liana, menarik tangan itu agar ikut memeluknya. "Lo sayang sama gue kan?" Tanya William
Liana tidak menjawab, gadis itu tampak sudah hilang kesadaran. William menambahkan obat dosis tinggi di minum Liana
"Lo bisa aja tunangan sama Raka, tapi dia gak bisa ngeliat lo sejauh ini" William membuka kancing baju seragam Liana
William berhenti karena Liana terus bergerak, William melihat ke arah sekitar. "Harusnya gue ngelakuin ini di kamar aja. Ayo Li" William mengangkat tubuh Liana, membawa gadis itu ke kamarnya
Hujan deras membuat nuansanya seperti lebih nyaman bagi William. Dia meletakkan Liana di atas kasur
"Gue mandi dulu ya" William mengecup bibir Liana sebelum pergi ke kamar mandi
#*#*
"Tapi Mas, Pak Surya harus tau" Kevin menutup telinganya saat bodyguard nya terus mengatakan itu
"Kalau Papa tau gue pingsan, yang ada kalian yang dimarahin karena gak bisa jaga gue!" Kesal Kevin. Dia berusaha membuat kedua bodyguard nya tidak mengadu tentang apa yang terjadi
Kevin juga sudah mengganti bajunya dengan baju hangat di rumahnya. "Tapi Mas Kevin pingsan" katanya
"Ya terus kenapa? Pingsan biasa. Ada orang seumur hidup gak pernah pingsan?!" Sewot Kevin
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Story [END]
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia" Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya Sempurna? Bahkan jik...