AKU TUNGGU 50 KOMEN
#*#*#*
Masa kecilnya tidak pernah di dekap dengan hangat oleh laki-laki yang di panggil nya dengan sebutan Papa.
________
"Lo mau kemana?!" Jastin menahan lengan William saat laki-laki itu akan berlari"Lo bawa mobil kan? Bawa dia ke rumah sakit!" Jastin memerintah
"Vin, bangun Vin!" Raka tidak memperhatikan Jastin dan William, dia hanya fokus pada Kevin
"Gu-gue" William tampak termenung kemudian menggelengkan kepalanya
"Ayo" Jastin membantu Raka untuk membawa Kevin turun
"Kalau lo kabur, gue pastiin lo di keluarin dari sekolah besok" Ucapan Jastin membuat William semakin panas dingin
Ketiganya masuk ke dalam mobil William. William mengemudi dengan tangan yang terasa dingin. Dia sesekali melirik Raka yang tak mengeluarkan suara apapun
Setelah sampai di rumah sakit, Kevin dibawa masuk kedalam IGD. Raka terduduk di lantai, kedua matanya sesekali terpejam
"Hubungin orang tua lo" Jastin menatap William
"Lo gak mau?" Tanya Jastin saat melihat William hanya diam
Jastin mengambil hp nya, dia menghubungi seseorang. "Bawa orang tua sepupu lo ke rumah sakit. Gue kirim alamatnya"
William menoleh, "Lo nelfon siapa?!" Tanya William dengan wajah merah. Dia mendekat ke arah Jastin
"Liana, lo yang maksa gue kayak gini" Jastin mendorong William agar menjauh
William ikut terduduk, dia mengepalkan tangannya dengan kuat. Pikirannya mulai kacau, dia tidak tau harus berbuat apa
Mereka menunggu cukup lama, dokter juga tidak kunjung keluar dari ruang IGD
Plak!
Tubuh William terpental saat mendapat tamparan itu
"Om!" Liana menutup mulutnya
Tidak hanya Liana, Jastin dan Raka juga ikut terkejut
"Bangun! Bikin masalah apa lo hah?! Gue dapet surat panggilan dari sekolah lo!" Papa William menariknya agar bangun
Plak
Plak
"Berhenti!" Jastin menahan tangan Papa William
"Siapa lo?! Gue berhak atas anak gue!" Cahyo menyentak tangan Jastin hingga terlepas
Plak!
"Berhenti" Raka bangkit, dia menarik William agar menjauh dari laki-laki paruh baya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Story [END]
Dla nastolatkówWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia" Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya Sempurna? Bahkan jik...