Terkadang manusia terlalu memikirkan rasa sakitnya sendiri, sampai lupa bahwa dia juga sedang menyakiti orang lain
***
"Soal apa?" Tanya Kevin"Kevin!" Keduanya menoleh
Raka mendekati kedunya, "Minta tolong panggilin Pak Asep ya, Mama yang nyuruh" dia melepas tangan William dari bahu Kevin
Kevin mengangguk, dia berjalan keluar
"Apa yang mau lo omongin sama Kevin?" Tanya Raka
"Bukannya dia harus tau? Kalau lo cuma main-main sama Liana?" William mengeluarkan suaranya
"Gue bukan lo" ketus Raka
William menarik lengan Raka kala laki-laki itu akan pergi, "Lo yakin? Lo yang minta Liana sebagai jaminan terakhir" ucap William
Raka mengepalkan tangannya, dia menoleh ke arah William. "Lo gak masuk? Hari ini bukan bicarain tanggal pertunangan gue sama Liana. Tapi hari ini gue langsung tunangan sama dia" jelas Raka
William maju, memegang kerah baju Raka. "Gue gak akan diem aja! asal lo tau" ucap William dengan jelas
Raka menyentak tangan William dari kerah bajunya. "Lakuin aja semau lo, lo akan tetap di bawah gue" balasan Raka semakin membuat William memerah
"Termasuk nyakitin Kevin? Gue bebas ngelakuin itu kan?" William mengangkat sebelah alisnya
"Terserah lo" Raka tidak ingin tersulut emosi, dia tidak ingin ada keributan di rumahnya. Raka meninggalkan William disana
William mengangguk dua kali. Dia melihat ke luar rumah, melihat Kevin yang berjalan bersama satpam
"Apa lo liat-liat?" Tanya Kevin saat sampai di hadapan William
"Pak Asep masuk aja" suruh Kevin
Kevin menunduk saat William menjulurkan tangannya. "Apa?" Tanya Kevin
"Ayo temenan sama gue" ajak William sambil melihat Kevin
"Ogah" Kevin memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana
"Gue punya nomor tante Sasa, gue bisa bilang sama dia kalau lo nolak ajakan pertemanan gue" William mengambil hp nya
"Apa yang lo mau dari gue?" Pertanyaan Kevin membuat pergerakan William berhenti
"Apa yang lo rencanain? Ngancurin hubungan Liana sama Raka?" Tanya Kevin
'Ternyata dia lebih pinter dari perkiraan gue'
William kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku. "Gak ada. Gue murni mau temenan sama lo" katanya pada Kevin
Kevin menggeleng, tidak percaya. Dia maju ke arah William, "Gue bisa ngelakuin apa aja, apalagi itu menyangkut sahabat gue" tegas Kevin
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Story [END]
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia" Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya Sempurna? Bahkan jik...