Manusia itu seperti buku, ada yang menipu dengan sampulnya dan ada yang membuat kita kagum dengan isinya. Kita akan selalu gagal dalam menilai manusia
****
****"Raka" panggil Dylan. Papanya
Raka rasanya sudah sangat lama tidak makan satu meja bersama Papa nya. Papa Raka itu sangat gila kerja
"Hem?" Tanya Raka
"Kamu sesekali bantuin lah Mama kamu. Jadi modelnya" suruh Papanya
Bruuuh
Raka menyemburkan air yang hampir dia telan. "Gak! Raka gak mau!" Tolaknya
"Kenapa sih? Lagian kan kamu dulu pernah tuh di kamera kamera" ucap Regina
"Enggak Ma! Raka jelek! Pakek yang lain aja" Raka menggelengkan kepalanya
"Heh! Kamu meragukan bibit Papa? Kamu itu ganteng! Siapa yang bilang kamu jelek?" Tanya Papa nya agak sewot
"You say it! (kamu yang bilang!)" Ketus Raka
"Yaudah Kevin aja gimana?" Mama nya bertanya
"Dih, enggak! Gak boleh! Itu namanya manfaatin sahabat Raka! Enggak!" Raka berucap tegas
"Kenapa sih kalian berdua ini?" Bingung Mamanya
"Mama sama Papa gimana sih? Tante Sasa aja juga punya produk skincare, tapi gak pernah tuh minta Kevin jadi modelnya buat promosiin. Artinya kan Kevin gak mau" jelasnya
"Iya sih" Raka menghela nafas saat Mama dan Papa nya tampak mengiyakan
"Raka, kamu mau Didi?" Tanya Papa nya santai
Didi = adik laki-laki dalam bahasa China
"UHUUUK" Raka terbatuk karena ludahnya sendiri
"Papa balik aja ke China, jangan disini. Bikin serangan jantung muluk" gerutu Raka, dia mengambil air untuk dia minum
"Kenapa? Mama juga pengen punya bayi lagi" ucapan Mamanya membuat kedua mata Raka melotot
"Jangan Ma! Kasian nanti dia. Mama mau simulasi jadi janda terus? Papa selalu gak ada di rumah, jangan Ma!" Raka jelas tidak setuju
"Heh! Ya Mama bisa Papa bawa ke China lah. Méi guānxi (tidak masalah)" balas Dylan sambil tersenyum pada Raka
"Tauk ah. Mending Raka ke rumah om Surya" Raka bangkit dari kursinya
"Yaudah sana, kan enak Mama sama Papa berduaan. Bikinin kamu Didi" Dylan berteriak pada Raka
"BODO AMAT!" balas Raka dengan nyaring
"Jangan gitu, kamu sering bikin dia kesel" tegur Regina. Takut jika Raka marah
Raka benar-benar keluar dari rumah, dia masuk ke dalam mobilnya untuk menuju ke rumah Kevin. Dia menyetir dalam keadaan kesal dan jengkel
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Story [END]
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia" Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya Sempurna? Bahkan jik...