WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA
"Setidaknya salah satu dari kita harus bahagia"
Tidak ada manusia yang tidak menginginkan bahagia yang sempurna. Rumah yang kokoh, dengan hangat di dalamnya. Cinta yang utuh dengan tulus di dalamnya
Sempurna? Bahkan jik...
Kita tidak akan bisa menebak luka seseorang. Saat kamu memutuskan untuk mengenalnya, maka kamu juga akan mengenal lukanya __________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo mau nangisin itu lagi?" Liana menatap api yang ada di hadapannya. William kembali memusnahkan semua coklat pemberian fans Liana
"Lo gak nyembunyiin satu pun kan?" Liana menggelengkan kepalanya
"Liam" Liana memegang lengan William dengan gerakan pelan agar laki-laki itu tidak marah
"Apa?" Tanya William
"Malam nanti boleh kosongin jadwal aku?" Liana meminta pelan-pelan
"Maksud lo apa? Lo mau ngapain kalau gak pemotretan?" Tanya William dengan bingung
Liana menunduk, terlalu bingung memilih kalimat yang pas untuk William. Terlalu takut jika sepupunya itu marah
"Aku datang bulan, rasanya sakit. Jadi... aku mau di kamar aja" melihat bagaimana nada bicara Liana yang terbata-bata, akhirnya William mengangguk
"Makasih Liam" ucap Liana sambil melangkah pergi
Kedua kakinya berhenti saat merasakan lengan seseorang di lehernya. "Liam" Liana menyentuh lengan William
William memeluknya dari belakang. "Maafin gue Li" bisiknya
Liana berbalik, William juga dengan sigap memeluk Liana dengan rapi. "Maaf Li" ucapnya sekali lagi
'Aku gak tau, tapi sifat kamu selalu berubah. Aku takut, aku bingung sama kamu Liam'
"Kenapa lo gak bales pelukan gue?" William mengeratkan pelukannya
Liana membalas pelukan William, sesuai dengan permintaan lelaki itu. Kedua remaja berusia 17 tahun itu menikmati hangat masing-masing
"Jangan bikin gue marah" Liana mengangguk dan menepuk punggung William
"Kamu mau keluar?" William melepas pelukannya, dia menggelengkan kepalanya "Gue harus jaga lo disini" ucap William
Liana tersenyum, memegang kedua bahu William. "Kalau kamu mau keluar, keluar aja. Kamu gak setiap hari keluar bebas tanpa aku, kamu butuh waktu buat diri kamu sendiri. Jangan jagain aku terus" ucap Liana dengan panjang
William tampak berpikir sejenak, "Gue takut lo.."
"Aku gak keluar rumah. Aku mau di kamar aja, hari ini kamu di rumah kamu aja" tutur Liana
Liana hanya memastikan bahwa William harus pergi dari rumahnya. Dia ingin sendiri tanpa ada William di sekitarnya, dia benar-benar ingin sendiri
William mengangguk, "Oke" dia mulai menjauh dari Liana
Liana naik ke atas tangga, William memegang gagang pintu dengan tidak rela. Menatap Liana yang mulai berada di lantai atas
Liana mengunci pintu kamarnya, rasanya sedikit bebas saat berada dalam kamar sendiri. Tanpa kedua mata tajam William