20. Kembali Renggang

478 52 30
                                    

Semua manusia memiliki topeng tersendiri untuk menutupi apa yang dia rasakan setiap hari

Rasanya seperti di siksa secara perlahan, itu yang dirasakan oleh William selama 5 hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya seperti di siksa secara perlahan, itu yang dirasakan oleh William selama 5 hari ini. Waktunya hanya sebentar bersama Liana karena gadis itu bersekolah tanpa dirinya

William membuka lemarinya, dia membuka sebuah laci kecil yang memang selalu di kunci. "Liana, lo harus selamanya sama gue" dia menatap banyak nya foto Liana kala gadis itu tidur

Iya, William mengambil foto Liana secara diam-diam tanpa sepengetahuan gadis itu

"Lo harus selamanya sama gue, selamanya" William mencium foto itu beberapa kali hingga permukaannya menjadi basah

Brak!

William tersentak, dia cepat-cepat memasukkan foto itu lagi ke dalam laci dan langsung menguncinya

William keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang terjadi. Kakinya berhenti saat Papa nya pulang bersama perempuan. Lagi dan lagi

"Heh mau kemana lo?!" Cahyo meneriaki William yang akan pergi

"Masakin makanan! Cepet!" Suruh Cahyo

William tidak menjawab, dia memilih kembali ke kamarnya. William mengunci kamarnya dari dalam

"Aaaagh!" William membanting semua barangnya yang ada di meja belajar

"GUE MUAK!" teriaknya

William menarik sprei di kasurnya dan membuang nya ke lantai. Dia lelah disini, dia membenci ayah nya tapi Cahyo adalah satu-satunya keluarga William

"WILLIAM!" William menutup telinganya saat Cahyo berteriak

William bergerak mendorong lemari besar miliknya agar menutupi pintu. Mencegah Cahyo mendobrak dan masuk ke dalam kamarnya

"Liana" William menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Dia tidak di beri makan apapun sejak kemarin, semua makanan di kulkas juga habis, William tidak bisa keluar kemanapun

Liana adalah satu-satunya cahaya yang dia miliki. Hanya Liana

Tuk

Tuk

William menoleh ke arah jendela balkonnya saat ada kerikil kecil yang berjaruhan ke lantai. William merangkak kesana, dia membuka pintu balkonnya yang terbuat dari kaca

"Liam" William menatap gadis yang sedang melambaikan tangan

Liana naik ke atas tangga kayu yang dia bawa, gadis itu masih lengkap dengan seragam sekolahnya

"Hah, capek" keluhnya setelah sampai di hadapan William

"Liam" Liana berjalan kecil dan memeluk William, "Kamu udah makan?" Tanya nya

William menghapus keringat di pelipis Liana, "Lo cantik banget Li" pujinya dengan penuh kagum

"Makasih, maaf ya kemarin aku gak bisa kesini. Kemarin kamu makan kan?" William mengangguk, masih fokus pada wajah Liana

Behind The Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang